Berita Viral

Rekam Jejak Mawardi Yahya, Mantan Wagub Sumsel yang Ditunjuk Jadi Komisaris Garuda Indonesia

Sosok Mawardi Yahya, mantan Wakil Gubernur Sumatera Selatan, jadi sorotan usai diangkat jadi Komisaris Garuda Indonesia. Rekam jejaknya moncer.

Tribun Sumsel/Linda Trisnawati
KOMISARIS GARUDA INDONESIA - Mawardi Yahya, Mantan Wagub Sumsel yang Ditunjuk Jadi Komisaris Garuda Indonesia. 

SURYA.co.id - Sosok Mawardi Yahya, mantan Wakil Gubernur Sumatera Selatan, jadi sorotan usai diangkat jadi Komisaris di Garuda Indonesia.

Diketahui, Maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah memasuki babak baru transformasi menyeluruh, ditandai dengan perombakan hampir seluruh jajaran direksi dan komisaris, serta dukungan pembiayaan jumbo senilai Rp 6,6 triliun dari Danantara. 

Langkah besar ini ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin, 30 Juni 2025, di Jakarta.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menetapkan Mawardi Yahya sebagai Komisaris Independen yang baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Pemegang saham memutuskan mengangkat Mawardi Yahya sebagai Komisaris Independen, menggantikan Timur Sukirno.

Rekam Jejak Mawardi Yahya

Mawardi Yahya adalah seorang tokoh politik asal Sumatera Selatan yang memiliki perjalanan panjang dalam dunia pemerintahan daerah.

Lahir di Sukaraja Baru, Indralaya Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, pada 2 Maret 1958, Mawardi mengawali kiprahnya dari bawah, beranjak naik dari jabatan legislatif hingga posisi strategis dalam eksekutif.

Ia dikenal luas di Sumsel sebagai politisi yang ulet, penuh strategi, dan punya jaringan politik yang kuat, terutama di wilayah Ogan Ilir dan sekitarnya.

Pendidikan formal Mawardi dimulai dari SD hingga STM Pertambangan di Palembang.

Ia kemudian menempuh pendidikan tinggi dan meraih gelar Sarjana Teknik dari Universitas Palembang pada 1995.

Selain pendidikan formal, ia juga mengikuti pelatihan manajemen strategi di Bandiklat Depdagri serta pendidikan Lemhanas yang memperkaya wawasan kepemimpinannya.

Karier politiknya mulai menanjak saat menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 1999–2004.

Setelah pemekaran wilayah, Mawardi mencalonkan diri sebagai Bupati Ogan Ilir dan menang dalam dua periode berturut-turut, yakni dari 2005 hingga 2015.

Kepemimpinannya sebagai bupati dikenang karena mampu membawa kabupaten yang baru terbentuk itu ke arah yang lebih tertata.

Di akhir masa jabatannya, Kabupaten Ogan Ilir berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK, sebuah pencapaian yang jarang terjadi bagi daerah muda.

Pada tahun 2018, Mawardi Yahya kembali mencatatkan namanya dalam peta politik Sumatera Selatan dengan memenangkan Pilkada dan menjabat sebagai Wakil Gubernur mendampingi Herman Deru.

Selama lima tahun menjabat, ia turut berkontribusi dalam berbagai program pembangunan, meskipun hubungannya dengan sang gubernur beberapa kali dikabarkan merenggang karena perbedaan strategi politik.

Tak berhenti sampai di situ, pada Pilkada 2024, Mawardi Yahya maju sebagai calon gubernur Sumsel berpasangan dengan Anita Noeringhati.

Mereka mendapat dukungan dari koalisi besar partai-partai seperti Gerindra, Golkar, PAN, dan NasDem. Namun, pasangan ini gagal meraih kemenangan, kalah dari petahana Herman Deru yang berpasangan dengan Cik Ujang.

Meski gagal di Pilkada, Mawardi tetap mendapat tempat dalam lingkaran kekuasaan.

Ia dipercaya menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) pasangan Prabowo–Gibran untuk wilayah Sumatera Selatan dalam Pemilu 2024.

Perannya dinilai cukup penting dalam mengamankan suara pasangan tersebut di daerah yang menjadi basis kekuatannya.

Pada 30 Juni 2025, nama Mawardi Yahya kembali menjadi sorotan publik nasional setelah ia ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Penunjukan ini menuai pro dan kontra. Sebagian pihak mempertanyakan kapabilitasnya karena latar belakangnya lebih dominan di politik daripada di bidang ekonomi atau aviasi.

Namun, ada pula yang menilai pengalamannya dalam birokrasi dan manajemen pemerintahan menjadi modal penting dalam pengawasan dan tata kelola perusahaan BUMN.

Mawardi Yahya adalah potret politisi daerah yang terus bertahan dalam panggung kekuasaan melalui ketekunan dan kemampuan membaca peta politik.

Dari DPRD, bupati, wakil gubernur, hingga kini duduk di jajaran komisaris BUMN strategis, ia membuktikan bahwa karier politik bisa menjelma dalam banyak bentuk, bahkan setelah pemilu tak lagi berpihak.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved