Ruwatan Murwakala Kearifan Lokal Bojonegoro yang Diangkat dalam Festival Geopark 2025

Ruwatan Murwakala adalah upacara adat Jawa yang bertujuan untuk membersihkan diri dari sukerta, di Kabupaten Bojonegoro, Jatim.

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Misbahul Munir
FESTIVAL GEOPARK - Kegiatan Ruwatan Murwakala digelar dalam rangkaian Festival Geopark 2025 di kawasan wisata Kayangan Api, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (26/6/2025). Ritual ini bukan sekadar penyucian diri, tetapi juga bagian penting dari langkah besar menuju pengakuan UNESCO Global Geopark, mengangkat budaya dan kearifan lokal Bojonegoro ke panggung dunia. 

Pelaksanaan kegiatan ini, lanjut Welly, sehari sebelumnya diawali prosesi pengambilan minyak bumi yang berasal dari tambang tradisional Wonocolo, salah satu geosite bersejarah di Bojonegoro yang kemudian disemayamkan di Pendopo Kayangan Api.

Malam harinya, ritual dilanjutkan dengan doa bersama dan sholawatan, sebagai bentuk penyelarasan nilai-nilai budaya dan religiusitas masyarakat.

“Bapak Bupati mengarahkan bahwa setiap kegiatan kebudayaan harus dipadukan dengan nilai keislaman. Maka dari itu, ruwatan tidak hanya sebagai pertunjukan budaya, tapi juga sebagai sarana spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,” tambahnya.

Tercatat, ada sebanyak 100 orang merupakan 'sukerto', atau individu yang secara adat perlu diruwat, karena diyakini membawa unsur sengkala dalam hidupnya. Dengan jumlah total sebanyak 107 peserta mengikuti prosesi ruwatan.

Acara ruwatan sendiri dipimpin oleh Dalang Ki Ngaesan Hadi Purwocarito dari Desa Mejuwet, Kecamatan Sumberejo.

Lebih jauh, Welly menegaskan, bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi Bojonegoro dalam mengusulkan Kayangan Api sebagai geosite utama dalam nominasi UNESCO Global Geopark.

“Kami sudah mendapatkan Letter of Intent dari Gubernur Jawa Timur, Ibu Khofifah Indar Parawansa. Harapannya ini menjadi semangat bagi masyarakat, terutama di Desa Sendangharjo, untuk membumikan Kayangan Api sebagai pusat geowisata dan kebudayaan,” tutupnya.

Dengan pelaksanaan Ruwatan Murwakala yang sarat makna ini, Bojonegoro tidak hanya menjaga denyut tradisi, tetapi juga menyalakan obor harapan menuju panggung dunia, menyandingkan warisan budaya dan kekayaan geologi dalam satu harmoni yang lestari.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved