Berita Viral
UGM Kembali Tegaskan 'Joko Widodo Alumnus UGM' saat Skripsi Jokowi Dipertanyakan Rismon Sianipar
Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta bersikukuh Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi menyelesaikan studi atau lulus dari Fakultas Kehutanan.
SURYA.co.id - Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta bersikukuh Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi menyelesaikan studi atau lulus dari Fakultas Kehutanan.
Penegasan itu kembali disampaikan setelah pihak Roy Suryo dan Rismon Sianipar Cs kembali mengungkit soal keabsahan skripsi Jokowi.
Dikutip dari tayangan Dipo Investigasi Kompas TV, Rismon Sianipar terlihat mendatangi UGM untuk mengklarifikasi pengakuan terbaru mantan dosen, Kasmudjo.
"Kami ingin menanyakan, UGM membantah atau mengklarifikasi apa yang disangkal Kasmudjo.
Bahwa Kasmudjo bukan dosen pembimbing skripsi atau dosen pembimbing akademik dari Joko Widodo," kata Rismon.
Rismon juga mengungkit bukti yang disampaikan Dirtipidum Bareskrim Polri saat pers release beberapa waktu lalu.
Baca juga: 5 Bukti Baru Jokowi Benar-benar KKN di Desa Ketoyan, Ada Kamar, Meja, Foto hingga Dokumen Tertulis
Menurut Rismon, sejak awal Jokowi terdaftar dengan tingkat studi SM atau sarjana muda.
Begitu juga dengan lembar registrasi ulang, yang menurut Rismon, Jokowi melingkari kolom sarjana muda, bukan sarjana.
"Kenapa jokowi lingkari sarjana muda, pasti tidak ada skripsi, pasti tidak ada KKN dan pasti tidak ada ijazah sarjana kehutanan," tudingnya.
Terkait hal ini, jurnalis Kompas TV lalu menghubungi Sekretaris UGM Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu.
Andi Sandi menegaskan terkait dengan skripsi, statemen UGM masih sama dengan rilis yang dikeluarkan UGM pada tanggal 15 April 2025.
"Release bisa minta ke Mas Gusti Grehensin (Koordinator Pemberitaan UGM)," jawabnya.
Rilis pers berjudul 'Joko Widodo Alumnus UGM' tersebut dibuat setelah tim UGM beraudiensi dengan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) datang meminta soal penjelasan ijazah Joko Widodo pada hari Selasa (15/4/2025) di Fakultas Kehutanan UGM.
Tiga Perwakilan TPUA yang terdiri atas Roy Suryo, Rismon Sianipar dan dokter Tifa bertemu langsung dengan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Wening Udasmoro, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni Arie Sujito, Sekretaris Universitas Andi Sandi, Dekan Fakultas Kehutanan Sigit Sunarta, dan Ketua Senat Fakultas Kehutanan San Afri Awang.
Dalam pertemuan tersebut, Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Yang bersangkutan telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681 dan lulus pada tanggal 5 November 1985," tegas Andi Sandi dalam rilisnya.
Dikatakan, UGM tidak terkait konflik kepentingan antara Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dan Joko Widodo.
UGM sebagai institusi publik yang melaksanakan sistem pendidikan tinggi di Indonesia terikat dengan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan perlindungan data pribadi dan Keterbukaan Informasi Publik.
"Oleh sebab itu, UGM hanya bersedia menunjukkan data yang bersifat publik sedangkan data yang bersifat pribadi hanya akan diberikan jika diminta secara resmi oleh aparat penegak hukum," tegasnya.
Saling Klaim Foto Skripsi

Sebelumnya, Rismon Sianipar bersitegang dengan pakar digital forensik Josua Sinambela terkait skripsi Jokowi.
Awalnya Josua mengklaim dokumen berupa foto dan video skripsi Jokowi yang menjadi bahan analisis Rismon Sianipar ternyata miliknya.
Dokumen tersebut sempat dikirim Josua kepada Rismon lewat WhatsApp saat berupaya mengajak diskusi dan meluruskan hasil analisis Rismon yang keliru.
Namun sayangnya, kata Josua, dokumen itu justru dimanfaatkan Rismon untuk menguatkan asumsi-asumsi liar bahwa skripsi dan ijazah Jokowi palsu.
"Video dan foto inilah yang disalahgunakan dia untuk menguatkan asumsi-asumsinya," ujar Josua seraya menunjukkan bukti kiriman foto dan video skripsi Jokowi kepada Rismon.
Menurut Josua skripsi Jokowi yang dikritisi Rismon Sianipar sebenarnya memiliki kesesuaian dengan skripsi milik mahasiswa lain angkatan 1985 di Fakultas Kehutanan UGM.
Kesimpulan itu dia peroleh berdasar hasil pengecekan langsung terhadap skripsi Jokowi dan teman seangkatannya yang diperoleh dari perpustakaan UGM.
“Kalau pakai logika Rismon, berarti skripsi mahasiswa lain juga palsu dong? Padahal faktanya, dulu tanda tangan tidak menjadi syarat yudisium, dan banyak mahasiswa hanya mencetak skripsi formal untuk keperluan wisuda, bukan sebagai bukti utama kelulusan,” ungkap Josua.
Josua juga menyoroti pendekatan metodologis Rismon yang dinilai tidak sesuai standar kajian ilmiah.
“Dia bilang sudah melakukan penelitian, tapi bahan analisisnya malah dari foto dan video yang saya kirimkan. Peneliti mana yang pakai data orang lain tanpa verifikasi langsung?"ujarnya.
Selain itu, Josua juga membeberkan bukti bahwa font Times New Roman yang dijadikan salah satu landasan Rismon menuding skripsi Jokowi palsu itu sebenarnya juga digunakan dalam skripsi teman-teman Jokowi lainnya di angkatan 1985.
Kesesuaian lainnya, menurut Josua, skripsi Jokowi dan teman seangkatannya itu juga dijilid di tempat percetakan yang sama bernama Perdana.
Skripsi yang dijilidkan di percetakan Perdana itu, kata dia, menggunakan font yang sama pada halaman depan atau judul hingga halaman pengesahan. Sedang isi skripsi semua menggunakan mesin tik.
"Dia (Rismon) nggak punya kesempatan untuk mendokumentasi seperti yang saya lakukan,"ujarnya.
Tak hanya meragukan hasil analisisnya terkait skripsi dan ijazah Jokowi, Josua juga turut meragukan keahlian Rismon yang mengklaim sebagai ahli digital forensik.
Sebab sepengetahuan dia, Rismon juga baru ditunjuk sebagai ahli dalam sebuah persidangan oleh pihak kuasa hukum. Salah satunya terkait kasus Vina Cirebon.
"Yang menarik sebenarnya teman-teman dari Vina itu lebih dahulu menghubungi saya sebelum Rismon. Artinya sebenarnya mereka juga lebih percaya saya. Tapi saya tolak," katanya.
Pernyataan Josua dibantah Rismon.
Rismon Sianipar mengklaim memfoto sendiri skripsi Jokowi.
Rismon mengaku mendatangi langsung Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melihat skripsi Jokowi.
"Ya enggak lah, makanya saya datang sendiri ke Fakultas Kehutanan UGM, saya datang sendiri, saya raba, saya sentuh, saya lihat, terus saya foto sendiri itu skripsi Pak Jokowi, bukan dari foto (yang beredar)," ucap Rismon kepada Tribunnews, Jumat (13/6/2025).
Rismon mengatakan, dari skripsi itu bisa disimpulkan ijazah Jokowi tersebut palsu atau tidak, karena skripsi merupakan tugas akhir mahasiswa.
Baca juga: Telanjur Tuding Lokasi KKN Jokowi Fiktif, Rismon Sianipar Kecele saat Temui Kades Ketoyan Wonosegoro
"Dari skripsi itu, bisa kita simpulkan kok ijazah itu asli atau palsu. Karena apa? Itu adalah proses akademik terakhir. Kalau skripsi itu tidak benar, simpulkan sendiri sebagai mahasiswa kan," jelasnya.
Rismon lantas menyinggung tidak adanya lembar pengesahan dosen penguji di skripsi Jokowi yang sebelumnya sempat dipermasalahkan juga.
"Kalau skripsinya tidak benar, tidak ada lembar pengesahan dosen penguji, apakah itu disebut skripsi? Ya enggak," ujarnya.
Dia lantas menegaskan, skripsi itu biasanya yang memverifikasi adalah dosen penguji, bukan dosen pembimbing.
Maka dari itu, kata dia, tanda tangan dosen penguji di lembar pengesahan sangat diperlukan untuk memvalidasi sebuah skripsi.
"Yang memverifikasi, yang paling bertanggung jawab terhadap skripsi adalah dosen penguji, bukan dosen pembimbing, jangan di balik."
"Makanya dosen penguji itu harus ada tanda tangannya, jangan di balik, bukan dekan, bukan pembimbing, yang paling bertanggung jawab pada kevaliditasan sebuah skripsi adalah dosen penguji," ungkapnya.
Rismon pun menegaskan, skripsi tanpa adanya lembar pengesahan dosen penguji, bukanlah suatu produk akademik.
ijazah Jokowi
Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
Rismon Sianipar
Skripsi Jokowi
Kasmudjo
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Mirip di Surabaya, Bendera Terbalik Juga Terjadi saat Upacara di Mamasa, Reaksi Paskibraka Viral |
![]() |
---|
4 Pernyataan Cak Eri Soal Bendera Terbalik saat Upacara HUT ke-80 RI di Surabaya: Tak Ada Kesalahan |
![]() |
---|
Sosok Anang Supriatna, Kapuspen Kejagung yang Beber Alasan Silfester Matutina Tak Kunjung Dieksekusi |
![]() |
---|
Beda dari Jombang dan Kota Lain yang Naikkan PBB, Tangerang Malah Beri Diskon 20 Persen |
![]() |
---|
Kejanggalan di Makam Arya Daru Jelang Gelar Perkara, Sang Istri Sampai Heran: Kok Hilang Semua? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.