Peter Tjoa Kenalkan Gitar Akustik Pertama di Dunia dari Bahan Batu Marmer Madagaskar

Peter Tjoa mengenalkan karya unik berupa gitar akustik dari bahan baku batu marmer atau granit.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
GITAR MARMER - Dari kiri ke kanan : Peter Tjoa pendiri sekaligus Creative Director MM Galleri Group bersama penyanyi lagu-lagu mandarin Evelyn Jiang dan Ivan Winata, pendiri Ivan Guitar Studio, saat menunjukkan produk gitar dari bahan baku batu marmer. Gitar ini menjadi produk ketiga yang akan dikenalkan ke pasar terbatas bagi kolektor, musisi, dan pecinta seni yang bisa menghargai karya. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pengusaha mebel dari bahan rotan dan marmer, Peter Tjoa, mengenalkan karya unik berupa gitar akustik dari bahan baku batu marmer atau granit.

Peter menggandeng Ivan Winata, pendiri Ivan Guitar Studio yang dikenal sebagai pembuat gitar kelas dunia dari kayu solid, dan Evelyn Jiang, penyanyi Mandarin yang biasa tampil di panggung internasional.

"Saya ingin tunjukkan bahwa Indonesia bisa lebih dari sekadar penghasil furnitur. Kami punya teknologi, punya talenta. Jangan lagi direndahkan," kata Peter, pendiri sekaligus Creative Director MM Galleri Group, Rabu (25/6/2025).

Pengusaha yang juga menjabat sebagai Dewan Pakar DPP Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Ketua HIMKI Jatim ini mengaku, sejak 2016-2017, telah bereksperimen membuat gitar dari batu, namun kualitas suara belum memuaskan.

"Dulu pernah kami pamerkan di Italia, tapi tidak mendapat respon, tenggelam. Sekarang, kami masuk ke ranah musik secara serius dan menggandeng ahli-ahli sejati," lanjutnya.

Kunci dari terobosan ini adalah teknologi 'marmer bending' yang telah dipatenkan, yaitu teknik melenturkan marmer agar bisa dibentuk tanpa patah.

Ivan Winata, pendiri Ivan Guitar Studio yang dikenal sebagai pembuat gitar kelas dunia dari kayu solid, kini menyumbangkan keahlian desain akustik pada proyek ini.

"Saya tahu gitar, Peter punya teknologi, dan Evelyn punya sensitivitas suara. Ini kolaborasi yang langka. Gitar adalah instrumen paling populer, jadi ini bukan eksperimen kosong, ini potensi besar," ungkap Ivan.

Batu alam seperti granit dan oniks memang dikenal memiliki tantangan besar ketika dijadikan bahan dasar pembuatan gitar.

Ada empat tantangan yang harus ditaklukkan, yaitu berat, mudah pecah, lurus dan keterbatasan sumber daya alam.

Tapi melalui riset bertahun-tahun, Peter berhasil memecahkan masalah itu.

Batu ditipiskan hanya 1–2 milimeter, dilaminasi untuk mengurangi risiko retak, dan dirancang sedemikian rupa agar bisa menghasilkan resonansi suara yang optimal.

"Berat gitar yang menjadi prototipe saat ini berkisar 5 kg hingga 7 kg, dengan ketebalan 1-2 mili, masih lebih berat dari gitar biasa," jelas Peter.

Sementara badan gitar seluruhnya menggunakan granit atau marmer.

Dalam versi kolaboratif ini, gitar akan lebih ditipiskan lagi menjaidi 1 mili.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved