Incip Kuliner Legendaris Soto Dahlok Dekat Alun-alun Jember, Sering Didatangi Pesohor

Kuliner di Jalan Fatahilah Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates Jember ini sudah berdiri sejak tahun 1958.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Titis Jati Permata
Tribun Jatim Timur/Imam Nahwawi
LEGENDARIS - Tampilan Soto Dahlok di Jalan Fatahilah Jember, kuliner sejak 1958, Minggu (22/6/2025) Soto ini menjadi langganan tokoh masyarakat dan para Bupati Jember lintas generasi. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Berkunjung ke Kabupaten Jember Jawa Timur tak lengkap rasanya bila belum mencoba menikmati wisata kuliner legendaris Soto Dahlok.

Kuliner di Jalan Fatahilah Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates Jember ini sudah berdiri sejak tahun 1958.

Meski kondisi warungnya cukup sederhana, lokasi kuliner ini menjadi langganan pesohor seperti Sujiwotejo.

Soto Ayam yang dikelola Agus Subiantoro dan Dwi Sugiarto tersebut memiliki cita rasa khas, berkat resep khusus yang diwariskan sang kakek.

Tampak, lokasi warung soto tersebut berada di kawasan kota dan hanya berjarak kisaran 100 meter dari Alun-alun Kabupaten Jember.

Agus Subiantoro, Pengelola Warung Soto Dahlok Jember mengungkapkan seniman Sujiwotejo juga kerap mengunjungi warungnya, ketika pulang kampung di Kabupaten Jember.

"Sujiwo Tejo itu sering datang sini, pasti mampir di sini kalau ada di Jember," ujarnya, Senin (23/6/2025).

Selain budayawan tersebut, Agus mengatakan artis terkenal seperti Asmirandah juga pernah mencicipi kuliner legendaris milik kakeknya tersebut.

Lebih lanjut, katanya, beberapa kepala daerah Jember lintas generasi juga mencicipi kulinernya, mulai Bupati MZ Djalal, Faida, Hendy Siswanto hingga Muhammad Fawait.

Menurutnya, hal ini karena racikan bumbu Soto Dahlok diwariskan kakeknya, agar cita rasa kuliner ini bisa tetap terjaga.

"Salah satunya dengan tidak mengunakan koya sebagai penyedap, tetap memperbanyak bawang putih bawang merah supaya kuahnya tetap segar," imbuh Agus.

Selain itu strategi bisnis yang diajarkan kakeknya adalah dengan memberikan pelayanan ramah terhadap konsumen. Kata dia, supaya mereka bisa kembali berkunjung di warungnya.

Sementara kulinernya ini menjadi jujugan para bupati lintas generasi.

Katanya, hal ini berkat kelihaian kakeknya dalam membangun relasi dengan pejabat Pemerintah Daerah (Pemda) Jember saat merintis usaha.

"Karena dulu awalnya kakek ini banyak relasi di pemda. Jadi beliau semacam promosi penawaran gitu, kalau mau datang itu bisa di sini. Seperti itu pemasarannya.” ungkapnya.

Mengingat di tahun itu, dia menjelaskan kakek- neneknya baru berhijrah dari Jombang ke Kabupaten Jember guna merintis usaha soto ayam di kota yang kala itu masih berkembang. 

"Jadi awal tahun 58, kakek nenek merintis soto ayam di Jember karena beliau-beliau hijrah ke Kota Jember untuk merintis usaha ini," tutur Agus mengenang kisa kakek dan neneknya.

Dua tahun merintis usaha, kata Agus, Bupati Jember pertama Abdul Hadi memberikan tempat khusus terhadap kakeknya, sebagai lokasi jualan tepatnya pada 1960.

"Pemberian lokasi strategis ini menjadi titik balik yang mengantarkan Soto Dahlok menjadi legenda kuliner Jember," ulas Agus.

Sementara istilah Dahlok sendiri, kata dia, merupakan julukan yang diberikan oleh para konsumen sendiri dari nama toko optik di Jalan Sultan Agung Jember.

"Soalnya dulu jualannya dibelakang toko optik bernama Dahlok, sejak itu orang-orang nyebutnya Soto Dahlok saat mau makan," tuturnya.

Sebatas informasi, pengelola Soto Dahlok sekarang merupakan generasi ketiga dari pendiri awal, resep kuliner ini sengaja diwariskan secara turun temurun.

Sementara untuk harga satu porsi Soto Dahlok ukuran bisa Rp 14.000, sedangkan paling mahal kisaran Rp 30.000 per porsi.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved