Berita Viral

Mirip Gebrakan Dedi Mulyadi Hapus PR dan Masuk Pagi, Wali Kota Surabaya Sudah Punya Program Ini

Gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menghapus pekerjaan rumah (PR) dan jam masuk sekolah pukul 06.30 ramai menuai pro dan kontra.

Kolase SURYA.CO.ID Bobby Constantine Koloway/Kompas TV
SISWA NAKAL - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (kiri) Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (kanan) 

SURYA.co.id - Gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menghapus pekerjaan rumah (PR) dan jam masuk sekolah pukul 06.30 ramai menuai pro dan kontra.

Namun, ternyata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi sudah punya program yang mirip gebrakan Dedi Mulyadi tersebut.

Bahkan program itu sudah diterapkan sejak tahun 2022.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menerapkan sekolah tanpa pekerjaan rumah (PR) dan jam masuk pagi sejak 2022. Aturan ini diterapkan di seluruh sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Kebijakan itu diterapkan untuk meningkatkan kedisiplinan, pembentukan karakter, minat dan bakat, serta pengembangan kreativitas pelajar Kota Surabaya.

Adapun kebijakan ini dikemas lewat program Sekolah Arek Suroboyo (SAS).

Baca juga: Kritik Habis-habisan Dedi Mulyadi, Anggota DPR Ini Tak Sepakat Soal Hapus PR dan Jam Masuk Sekolah

Program yang dikembangkan oleh Pemkot Surabaya itu tidak hanya untuk meningkatkan kedisiplinan, pembentukan karakter, dan pengembangan kreativitas siswa saja.

Program tersebut juga menjadi salah satu cara untuk mengurangi kenakalan remaja di Surabaya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, program SAS yang digerakkan melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan, pembentukan karakter, dan pengembangan kreativitas siswa.

Hal itu ia sampaikan saat meninjau kegiatan siswa di SDN Kaliasin I pada Rabu (11/6/2025).

Program tersebut, lanjut Eri, juga menjadi salah satu cara untuk mengatasi kenakalan remaja di Surabaya.

“Sejak Januari 2022, kami mengadakan SAS. Di dalam SAS, ada yang namanya sekolah kebangsaan dan bakat minat. Kalau hari ini masih ada geng motor, dan (kenakalan remaja) macam-macam itu karena tidak ada pembentukan karakter sejak awal,” kata pria yang akrab disapa Cak Eri itu dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (14/6/2025), melansir dari Kompas.com.

Cak Eri menyampaikan, program SAS memiliki dampak positif bagi perkembangan anak Surabaya.

Pasalnya, program ini tidak hanya mengajarkan anak lebih disiplin, tetapi juga untuk meningkatkan rasa kepedulian dan sosial anak, baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga.

Melalui program SAS, kata Cak Eri, siswa akan memiliki kesempatan untuk bersosialisasi di masyarakat dan lebih banyak waktu bersama keluarga.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved