SURYA Kampus

Sosok Adinda Yusria Rachma, Gadis Yatim yang Lolos SNBP 2025 dan Dapat Beasiswa Penuh dari UGM

Inilah sosok Adinda Yusria Rachma, gadis yatim yang lolos SNBP 2025 dan dapat beasiswa penuh dari UGM

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
UGM
SNBP 2025 - Adinda Yusria Rachma dan ibunya 

SURYA.CO.ID - Pencapaian Adinda Yusria Rachma, menjadi bukti nyata kegigihan mewujudkan impian meraih pendidikan tinggi dan mengubah nasib keluarga.

Adinda terlahir dari keluarga sederhana.

Ibunya, Eny Setyawati, berprofesi sebagai guru di Taman Asuh Anak Al Fatihah di lingkungan rumah mereka.

Pekerjaan inilah yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan sejak ayah Adinda meninggal dunia sejak lama. 

Meski begitu, Eny selalu menyemangati anak-anaknya agar menggapai cita-cita yang mampu bermanfaat bagi sesama.

Menurutnya, pekerjaan yang bukan sekadar untuk bertahan, tetapi juga untuk melayani.

“Saya tanamkan ke anak-anak, kalau bisa kerjalah di bidang yang bermanfaat entah pendidikan atau kesehatan."

"Karena itu ladang amal untuk bekal hidup panjang bukan hanya di dunia," katanya, dikutip dari laman UGM.

Pesan dari ibunya yang menjadi inspirasi dan alasan Adinda ingin menekuni bidang kesehatan.

“Saya ingin membantu orang, terutama dalam situasi darurat,” ungkap Adinda.

Ia lantas memilih kuliah di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK), Universitas Gadjah Mada (UGM). 

Keinginan Adinda pun terwujud setelah mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. 

Baca juga: Sosok Sekdes Ketoyan yang Sebut Rismon Sianipar Menyesatkan Buntut Tuding Lokasi KKN Jokowi Fiktif

Tak hanya itu, Adinda juga menerima beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen atau UKT 0 yang membebaskannya dari kewajiban membayar uang kuliah.  

“Waktu lihat nama saya lolos SNBP, rasanya kayak mimpi. Tapi ternyata belum selesai, beberapa hari kemudian, saya cek dan ternyata saya juga dapat beasiswa."

"Senang tentunya karena bisa meringankan beban Ibu,” ujar Adinda.

Baca juga: Sosok Djentoe Abdul Wahab yang Rumahnya Disebut Pernah Ditinggali Jokowi saat KKN di Desa Ketoyan

Ketertarikan itu bukan sekadar cita-cita masa kecil, tapi makin mantap saat ia aktif di kegiatan OSIS dan Palang Merah Remaja (PMR) selama SMA.

Ia kerap mengikuti pelatihan pertolongan pertama, simulasi evakuasi bencana, dan kegiatan sosial lainnya yang membuatnya sadar bahwa dunia kesehatan adalah panggilan hidupnya.

Aktivitas di organisasi tersebut sempat membuat nilainya turun di tengah semester. Adinda tidak menyerah.

Ia belajar mengatur waktu lebih baik, menyeimbangkan kegiatan organisasi dengan tanggung jawab akademik.

Ia mulai membatasi kegiatan di luar jam pelajaran dan memperkuat kebiasaan belajar malam hari. 

Dukungan dari guru dan teman-temannya juga menjadi suntikan penambah semangat.

“Saya sadar saya harus kejar ketertinggalan. Semester akhir saya push diri sendiri supaya masuk peringkat eligible."

"Akhirnya, bisa masuk UGM sesuai harapan saya dan keluarga,” ujarnya sambil tersenyum.

Adinda mengakui selama proses seleksi, ibunya adalah sosok yang paling sering menyemangati dan mendoakan, bahkan saat ia sendiri sempat ragu.

Ia ingat betul bagaimana ibunya selalu menyisipkan doa di sela-sela makan pagi atau menjelang tidur. 

Setiap langkah yang ia tempuh terasa seperti langkah bersama, bukan semata usaha pribadi. 

“Masuk UGM itu juga salah satu cita-cita Ibu. Jadi saya merasa ini bukan cuma kemenangan saya, tapi juga hadiah kecil untuk beliau,” tambahnya.

Saat di kampus nanti, Adinda sudah memiliki bayangan yang jelas.

Ia ingin memperdalam pemahaman tentang praktik keperawatan, penanganan pasien, dan pertolongan pertama.

Tidak hanya di kelas, ia juga ingin aktif di luar ruang akademik.

Adinda berharap bisa bergabung di organisasi kemahasiswaan dan kegiatan volunteering, khususnya menjadi relawan di daerah bencana.

Ia juga berharap bisa mengikuti riset-riset lapangan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

“Saya ingin bantu langsung masyarakat yang benar-benar membutuhkan tenaga medis. Itu salah satu alasan saya masuk keperawatan, bukan cuma karena saya suka, tapi karena saya merasa ini jalan saya untuk berkontribusi,” tuturnya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved