KH Taufik Hasyim Meninggal Dunia

Tabiat KH Taufik Hasyim yang Meninggal Kecelakaan Bareng Istri Terkuak, Kolega Menangis Mengenangnya

Terungkap rekam jejak KH Taufik Hasyim, Ketua PCNU Pamekasan yang meninggal kecelakaan di tol Pasuruan-Probolinggo.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Musahadah
kolase surya/kuswanto ferdian/pcnu pamekasan
WAFAT - Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan, KH Taufik Hasyim saat memberikan cermah di sebuah acara. KH Taufik meninggal dunia bersama sang istri, dalam kecelakaan mobil di tol Pasuruan Probolinggo pada Sabtu (14/6/2025) dini hari. 

SURYA.CO.ID - Terungkap rekam jejak dan tabiat KH Taufik Hasyim, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, Taufik Hasyim yang  meninggal dunia dalam kecelakaan di KM 835.600/A Tol Pasuruan-Probolinggo pada Sabtu (24/6/2025) pukul 02.00 WIB.

Ternyata sebelum menjadi tokoh Nahdlatul Ulama (NU), KH Taufik Hasyim telah malang melintang di dunia dakwah. 

Hal ini diungkapkan Firman Syah Ali, Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK), organisasi yang didirikannya. 

Firman bercerita, perjuangan Kiai Taufik bersama dia di NU dimulai pada tahun 2016 silam.

Di tahun itu, Taufik yang merupakan alumnus muda PMII masih berusia 24 tahun. 

Baca juga: Sosok KH Taufik Hasyim Meninggal Bersama Istri saat Kecelakaan di Tol Paspro, Ini Pesan Terakhirnya

Saat itu dia terpilih sebagai Ketua PCNU Pamekasan, usianya lebih muda dari Ketua GP Ansor saat itu.

Saat itu, Firman berkunjung ke Pesantren milik Kiai Taufiq yaitu Ponpes Sumber Anom Pamekasan untuk mengucapkan selamat.

"Itulah kali pertama saya kenal beliau, yang memulai cerita persahabatan yang panjang," kata Firman mengenang persahabatan dengan Kiai Taufiq, Sabtu (14/6/2025).

Menurut Firman, Kiai Taufiq merupakan darah muda dalam kepemimpinan NU.

Selain itu, Kiai Kharismatik itu dikenal sangat idealis, progresif, patriotik dan pemberani.

Termasuk diantaranya berani berkorban harta untuk kepentingan perjuangan NU.

Memasuki tahun 2021, Firman mengenang puncak perjuangan bersama Kiai Taufik saat marak polemik aktivitas caci maki terhadap NU dan ulama NU di Madura.

Atas dasar polemik itulah, Firman mengaku diajak rembuk oleh Kiai Taufiq untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Kemudian saya lanjut rembuk dengan Abuya RKH Qusyairi Zaini Sumenep, yang kesimpulannya kami orang-orang NU yang teraniaya mengorganisir diri dalam sebuah organisasi milisi bernama Nahdliyin Bergerak (NABRAK)," ceritanya.

Firman menilai pengorbanan Kiai Taufik dalam mendirikan NABRAK sangat luar biasa, baik dari segi waktu maupun materi. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved