Berita Viral

Siasat Licik Petugas Pajak Gadungan Tipu Kepsek hingga Rp 148 Juta Raib, Cuma Pakai Chat WhatsApp

Beginilah siasat licik petugas pajak gadungan yang berhasil menipu Ramli, seorang Kepsek SD Negeri 20 Banda Aceh. Saldo Rp 148 Juta Raib.

appletechnos.com
PETUGAS PAJAK GADUNGAN - Ilustrasi. Beginilah Siasat Licik Petugas Pajak Gadungan Tipu Kepsek hingga Rp 148 Juta Raib, Cuma Pakai Chat WhatsApp. 

Kasus penipuan lewat telepon semakin marak dengan berbagai modus yang semakin canggih. Banyak orang menerima panggilan dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai pihak bank, layanan pelanggan, atau institusi resmi.

Dengan trik meyakinkan, pelaku mencoba menggiring korban untuk memberikan data pribadi atau melakukan transaksi yang merugikan.

Fenomena ini dikenal sebagai vishing atau voice phishing, yaitu teknik penipuan yang memanfaatkan telepon untuk mencuri informasi sensitif.

Jika tidak waspada, siapa saja bisa menjadi korban. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara kerja modus ini serta langkah-langkah pencegahan agar tetap aman dari upaya penipuan.

Vishing biasanya dilakukan dengan berpura-pura sebagai petugas bank, operator telekomunikasi atau instansi resmi lainnya.

Pelaku akan meminta informasi pribadi seperti PIN, OTP atau nomor kartu kredit dengan alasan tertentu, misalnya menyelesaikan masalah akun atau menawarkan promo menarik.

Untuk meyakinkan korban, mereka menggunakan teknik manipulasi psikologis yang disebut social engineering.

Mereka bisa menciptakan kepanikan agar korban segera memberikan informasi tanpa berpikir panjang.

Selain itu, mereka sering memanfaatkan spoofing, yaitu mengubah nomor telepon agar terlihat seperti berasal dari lembaga resmi.

Tak jarang, penipu juga mengirimkan pesan teks atau email berisi tautan ke situs palsu yang menyerupai situs resmi bank.

Jika korban memasukkan data pribadinya di situs tersebut, informasi tersebut langsung jatuh ke tangan pelaku.

Ada beberapa tanda yang bisa dikenali dari modus ini. Salah satunya adalah panggilan dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai pihak resmi dan meminta informasi sensitif.

Penipu biasanya membuat korban panik dengan mengatakan ada transaksi mencurigakan atau masalah yang harus segera diselesaikan.

Selain itu, mereka sering menawarkan hadiah atau promo yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Jika penelepon meminta korban untuk mentransfer uang ke rekening tertentu, ini adalah tanda jelas bahwa itu adalah penipuan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved