Bangun Embung 10 HA Untuk Kurangi Banjir Kali Lamong di Gresik, Pemprov Jatim Kucurkan 22 Miliar

Embung ini bukanlah solusi untuk menghilangkan banjir. Tetapi bisa mereduksi banjir di titik tertentu di kawasan Cermen

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Deddy Humana
Foto Istimewa Warga Balongpanggang Gresik
BANJIR KALI LAMONG – Luapan banjir sungai Kali Lamong merendam sejumlah desa di wilayah Balongpanggang, Gresik, Senin (9/6/2025). Banjir disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi di wilayah hulu. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Banjir di sepanjang aliran Kali Lamong di kawasan Kabupaten Gresik tidak pernah terselesaikan meski sudah kerap dinormalisasi beberapa tahun terakhir. 

Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menegaskan, pengendalian banjir dampak luapan DAS (Daerah Aliran Sungai) Kali Lamong terus dikoordinasikan dan menjadi prioritas Pemprov Jatim. 

Itu karena banjir di aliran DAS Kali Lamong menjadi bencana tahunan yang selalu dikeluhkan masyarakat khususnya Kabupaten Gresik.

Ia menegaskan, Kali Lamong sejatinya adalah kewenangan Kementerian PU di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Meskipun secara bertahap berkurang tetapi banjir Kali Lamong masih sering terjadi.

“Solusi paling efektif adalah membangun tanggul di kedua sisi sepanjang lebih dari 40 KM, namun hal ini terkendala masifnya biaya. Maka solusi alternatif yang melengkapi/komplementer tanggul yang ada, yaitu membangun retarding basin (danau retarding) atau embung di titik-titik strategis sebagai tempat penampungan debit air,” tegas Emil, Rabu (11/6/2025).

Saat ini Pemprov Jatim sudah turun membantu pembangunan embung atau retarding basin di Desa Cermen, Kecamatan Kedamean Gresik.

Pembangunan dilakukan secara bertahap di mana tahun ini diperkirakan menyedot anggaran sekitar Rp 22 miliar dari total Rp 40 miliar, dengan luas embung sekitar 10 hektare.

“Pembebasan lahan dilakukan oleh Pemkab Gresik. Kita akan terus berkoordinasi dengan stakeholder termasuk dengan Komisi B di DPRD Jatim,” kata Emil.

Di sisi lain, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Baju Trihaksoro menegaskan bahwa pembangunan retarding basin atau embung di Cermen merupakan upaya pengendalian banjir DAS Kali Lamong yang juga diusulkan oleh Pemkab Gresik

Embung ini bukanlah solusi untuk menghilangkan banjir. Tetapi bisa mereduksi banjir di titik tertentu di kawasan Cermen.

“Embung ini akan membantu untuk mengurangi banjir di empat desa bagian hilir retarding basin. Yaitu Desa Morowudi, Desa Sukoanyar, Desa Bringkang, dan Desa Boboh,” tegas Baju. 

Dengan luasan 10 hektare, embung ini nantinya mampu menampung 418.000 kubik air. Tidak hanya sebagai penampung air untuk mencegah banjir, namun di musim kemarau embung ini bisa menjadi sumber irigasi pertanian.

“Targetnya begitu. Jadi saat kemarau embung ini bisa mengairi pertanian di sana. Lahan sawah yang biasanya dua kali tanam dalam setahun bisa tiga kali tanam dalam setahun,” tegas Baju.

Progressnya, saat ini Pemkab Gresik sedang proses pembebasan lahan. Targetnya pada Agustus 2025 ini infrastruktur embung akan mulai dibangun. Dengan bahan utama timbunan tanah, embung ini akan dilengkapi inlet dan outlet berpintu. 

“Dari Pemkab Gresik memang ada sembilan embung yang direncanakan akan dibangun. Satu sudah terealisasi di Desa Tambak Beras dan yang kedua kita bantu pembangunannya di Cermen ini,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved