Bangun Embung 10 HA Untuk Kurangi Banjir Kali Lamong di Gresik, Pemprov Jatim Kucurkan 22 Miliar
Embung ini bukanlah solusi untuk menghilangkan banjir. Tetapi bisa mereduksi banjir di titik tertentu di kawasan Cermen
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Banjir di sepanjang aliran Kali Lamong di kawasan Kabupaten Gresik tidak pernah terselesaikan meski sudah kerap dinormalisasi beberapa tahun terakhir.
Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menegaskan, pengendalian banjir dampak luapan DAS (Daerah Aliran Sungai) Kali Lamong terus dikoordinasikan dan menjadi prioritas Pemprov Jatim.
Itu karena banjir di aliran DAS Kali Lamong menjadi bencana tahunan yang selalu dikeluhkan masyarakat khususnya Kabupaten Gresik.
Ia menegaskan, Kali Lamong sejatinya adalah kewenangan Kementerian PU di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Meskipun secara bertahap berkurang tetapi banjir Kali Lamong masih sering terjadi.
“Solusi paling efektif adalah membangun tanggul di kedua sisi sepanjang lebih dari 40 KM, namun hal ini terkendala masifnya biaya. Maka solusi alternatif yang melengkapi/komplementer tanggul yang ada, yaitu membangun retarding basin (danau retarding) atau embung di titik-titik strategis sebagai tempat penampungan debit air,” tegas Emil, Rabu (11/6/2025).
Saat ini Pemprov Jatim sudah turun membantu pembangunan embung atau retarding basin di Desa Cermen, Kecamatan Kedamean Gresik.
Pembangunan dilakukan secara bertahap di mana tahun ini diperkirakan menyedot anggaran sekitar Rp 22 miliar dari total Rp 40 miliar, dengan luas embung sekitar 10 hektare.
“Pembebasan lahan dilakukan oleh Pemkab Gresik. Kita akan terus berkoordinasi dengan stakeholder termasuk dengan Komisi B di DPRD Jatim,” kata Emil.
Di sisi lain, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Baju Trihaksoro menegaskan bahwa pembangunan retarding basin atau embung di Cermen merupakan upaya pengendalian banjir DAS Kali Lamong yang juga diusulkan oleh Pemkab Gresik.
Embung ini bukanlah solusi untuk menghilangkan banjir. Tetapi bisa mereduksi banjir di titik tertentu di kawasan Cermen.
“Embung ini akan membantu untuk mengurangi banjir di empat desa bagian hilir retarding basin. Yaitu Desa Morowudi, Desa Sukoanyar, Desa Bringkang, dan Desa Boboh,” tegas Baju.
Dengan luasan 10 hektare, embung ini nantinya mampu menampung 418.000 kubik air. Tidak hanya sebagai penampung air untuk mencegah banjir, namun di musim kemarau embung ini bisa menjadi sumber irigasi pertanian.
“Targetnya begitu. Jadi saat kemarau embung ini bisa mengairi pertanian di sana. Lahan sawah yang biasanya dua kali tanam dalam setahun bisa tiga kali tanam dalam setahun,” tegas Baju.
Progressnya, saat ini Pemkab Gresik sedang proses pembebasan lahan. Targetnya pada Agustus 2025 ini infrastruktur embung akan mulai dibangun. Dengan bahan utama timbunan tanah, embung ini akan dilengkapi inlet dan outlet berpintu.
“Dari Pemkab Gresik memang ada sembilan embung yang direncanakan akan dibangun. Satu sudah terealisasi di Desa Tambak Beras dan yang kedua kita bantu pembangunannya di Cermen ini,” tegasnya.
Kali Lamong
luapan banjir Kali Lamong
banjir di Gresik
pembangunan embung Kali Lamong
Plt Gubernur Jatim Emil Dardak
embung Kali Lamong butuh Rp 22 miliar
pembebasan lahan Kali Lamong
embung kurangi banjir
BBWS Bengawan Solo
Gresik
Surabaya
Ribuan Buruh Gelar Aksi Demonstrasi Hari ini di Surabaya, Tuntut Kenaikkan UMK dan Hapus Outsourcing |
![]() |
---|
MG Tampil Elegan di GIIAS Surabaya 2025, Hadirkan Cyberster Hingga Promo Rp 100 Juta |
![]() |
---|
Ramalan Cuaca Surabaya Hari Ini 28 Agustus 2025: Berpotensi Hujan Siang dan Sore Hari |
![]() |
---|
Intip Tampilan dan Fitur AION UT Mobil Listrik Berbasis AI di GIIAS Surabaya 2025 |
![]() |
---|
Kenalkan BAIC BJ30 Hybrid di GIIAS Surabaya 2025, BAIC Tawarkan Performa Tangguh dan Promo Menarik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.