Amalan Islam

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Dzulhijjah Jatuh Juni 2025 Usai Idul Adha, Lengkap Bacaan Niatnya

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Dzulhijjah Jatuh Juni 2025 Usai Idul Adha, Lengkap Bacaan Niatnya

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Canva.com
Foto ilustrasi jadwal puasa ayyamul bidh. 

SURYA.CO.ID - Mengetahui jadwal puasa Ayyamul Bidh Bulan Dzulhijjah yang bertepatan pada bulan Juni 2025, penting bagi umat Islam. 

Biasanya, jadwal puasa Ayyamul Bidh adalah setiap pertengahan bulan Hijriyah, tanggal 13, 14, dan 15. 

Namun, khusus di Bulan Dzulhijjah yang bertepatan dengan Idul Adha, jadwal puasa Ayyamul Bidh mundur sehari. 

Hal ini dikarenakan dalam Bulan Dzulhijjah terdapat tiga Hari Tasyrik setelah Idul Adha 10 Dzulhijjah, yakni tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. 

Menurut Kalender Hijriyah Kementerian Agama (Kemenag), Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni (10 Dzulhijjah 1446 H). Maka Hari Tasyrik jatuh pada 7 Juni 2025 (11 Dzulhijjah), 8 Juni 2025 (12 Dzulhijjah), dan 9 Juni 2025 (13 Dzulhijjah). 

Untuk itu, umat Islam dapat menunaikan ibadah Puasa Ayyamul Bidh pada tangg 10, 11, 12 Juni 2025: 

Selasa, 10 Juni 2025 (14 Dzulhijjah 1446 H)  

Rabu, 11 Juni 2025 (15 Dzulhijjah 1446 H) 

Kamis, 12 Juni 2025 (16 Dzulhijjah 1446 H). 

Lafal Niat Puasa Ayyamul Bidh  

Mengutip laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), bacaan atau lafal niat puasa Ayyamul Bidh dapat diucapkan pada malam hari atau di siang hari sebelum tergelincir matahari, sebagai berikut; 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta’ala.  

Artinya: “Saya niat berpuasa besok pada (ayyamul bidh) hari-hari putih, sunnah karena Allah Ta’ala. 

Baca juga: Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh Lengkap Dalilnya Menurut Hadist

Hukum Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Dzulhijjah 

Buya Yahya menerangkan, khusus di Bulan Dzulhijjah, Puasa Ayyamul Bidh tidak dikerjakan tanggal 13, 14, 15. 

Sebab tanggal 13 Dzulhijjah merupakan Hari Tasyrik, dimana umat Islam dilarang berpuasa. 

"Setelah Hari Raya Idul Adha, ada Hari Tasyrik. Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijjah, maka Hari Tasyrik 11, 12, 13 Zulhijjah, ada lima hari yang dilarang puasa di bulan Zulhijjah," jelas Buya Yahya dikutip dari kanal youtube Al Bahjah TV. 

Buya Yahya melanjutkan, umat muslim yang terbiasa mengerjakan puasa sunnah Ayyamul Bidh bisa tetap istiqomah namun mengerjakannya di hari lainnya atau digeser setelah Hari Tasyrik. 

Menurut pendapat ulama, sambung Buya Yahya, hukum Puasa Ayyamul Bidh di luar tanggal 13, 14, dan 15 adalah boleh dilakukan namun dengan syarat tertentu. 

Ia menegaskan segala amal baik yang sudah diistiqomahi oleh seseorang maka hendaknya harus senantiasa diamalkan. 

Hal ini berlaku pada kebiasaan atau rutinitas seseorang yang menunaikan Puasa Ayyamul Bidh

"Sebab yang namanya istiqomah itu mahal, disitulah ada keberkahan," ucap Buya Yahya. 

Syaratnya adalah terpaksa ditinggalkan karena udzhur syar'i atau hal yang tidak bisa ditolak misalnya bertepatan Hari Tasyrik, maka Puasa Ayyamul Bidh dapat diganti di hari lain. 

"Anda yang biasa berpuasa putih Ayyamul Bidh di tanggal 13, 14, 15 namun saat itu Anda haid, ganti di hari lainnya agar keistiqomahannya tetap terjaga dan hawa nafsu untuk meninggalkan istiqomah bisa terpangkas, jadi boleh," tegas Buya. 

Buya Yahya menambahkan, pahala Puasa Ayyamul Bidh tetap sama meski dikerjakan di hari yang lain di luar pertengahan bulan. 

Sementara itu, selain dua Hari Raya dan Hari Tasyrik, waktu lainnya yang dilarang berpuasa adalah Hari Syak. 

Hari Syak adalah hari ke 30 bulan Sya'ban hasil dari penggenapan karena hilal belum terlihat, bisa pula disebut hari yang meragukan karena belum jelas masuk ke bulan Ramadhan atau masih di bulan Sya'ban. 

"Pendapat mazhab Imam Syafiii yang dikukuhkan, puasa di hari Syak hukumnya haram," pungkas Buya Yahya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved