Petani Jagung Balongsari Jombang Mulai Berburu Tikus yang Menyerang Sawah Warga

Lahan pertanian di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur tengah menghadapi ancaman serius akibat serangan hama tikus

SURYA.co.id/Anggit Pujie Widodo
PETANI BERBURU TIKUS - Petani Jagung, Pemerintah Desa, Pabrik hingga Dinas saat Melakukan Perburuan Tikus yang Menyerang Sawah Milik Petani Jagung Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Senin (9/6/2025). Perburuan dilakukan sebagai langkah pengendalian hama tikus. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Lahan pertanian di Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur tengah menghadapi ancaman serius akibat serangan hama tikus.

Sebagai langkah responsif, petani bersama perangkat desa, Dinas Pertanian, dan pihak perusahaan melakukan aksi pengendalian hama secara massal, Senin (9/6/2025).

Gerakan ini tidak sekadar aksi sporadis, melainkan bagian dari strategi jangka panjang menghadapi gangguan tikus yang telah merusak sedikitnya 5 hektare tanaman jagung dan mengancam sekitar 30 hektare lahan lainnya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Balongsari menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam menghadapi serangan hama yang terorganisir. 

“Kalau hanya bertindak sendiri-sendiri, hasilnya tidak akan maksimal. Ini musuh bersama, jadi harus ditangani bersama pula. Apalagi perusahaan juga sudah menunjukkan itikad baik, tinggal realisasinya yang perlu dikawal,” ucapnya saat dikonfirmasi.

Sementara itu, menurut Kepala Bidang Perlindungan, Pasca Panen dan Pemasaran Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Dinas Pertanian Jombang, Akhmad Jani Masyhudi, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bagian dari Gerakan Pengendalian Hama. 

“Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen bersama lintas sektor. Tidak akan berhenti hari ini saja, tapi akan terus dilakukan secara berkesinambungan,” ujarnya.

Upaya pengendalian tikus juga dilakukan hingga ke wilayah peternakan milik perusahaan.

Di lokasi tersebut ditemukan sanitasi yang kurang mendukung, yang diduga turut menjadi faktor berkembangnya populasi tikus

Pihak perusahaan juga menyatakan kesiapannya melakukan pembersihan dalam kurun waktu sepuluh hari ke depan, termasuk membersihkan semak-semak tempat persembunyian tikus.

Selain aksi langsung di lapangan, solusi ekologis juga mulai dilirik. Rumah burung hantu yang selama ini belum dimanfaatkan di area perusahaan akan dialihfungsikan untuk membantu petani.

“Sesuai kebijakan internal mereka, rumah burung hantu tidak boleh dipasang di dalam kawasan pabrik. Tapi kami akan distribusikan melalui desa untuk digunakan di lahan pertanian warga,” ungkap Akhmad.

Nantinya sebanyak 12 rumah burung hantu telah disiapkan untuk mendukung pengendalian populasi tikus secara alami.

Selain itu, akan dibentuk regu pengendali hama tingkat desa yang bertugas secara aktif dan berkesinambungan menangani berbagai jenis hama tanaman.

“Musim tanam berikutnya kami harap situasi sudah terkendali. Dengan komitmen bersama dan aksi nyata seperti ini, kami optimistis hasil panen petani akan lebih aman dari gangguan hama,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan petani jagung di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, menghadapi ancaman gagal panen akibat serangan ribuan tikus.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved