Berita Viral

Nasib Bocah 13 Tahun Nekat Curi Hp hingga Mobil untuk Main Warnet, Dedi Mulyadi Akan Masukkan Barak

Beginilah nasib bocah 13 tahun yang nekat mencuri Hp hingga mobil agar dapat uang untuk main ke warnet. Dedi Mulyadi akan masukkan ke barak militer.

youtube
DIBANTU DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dedi membantu Bocah 13 Tahun Nekat Curi Hp hingga Mobil untuk Main Warnet. 

SURYA.co.id - Beginilah nasib bocah 13 tahun yang nekat mencuri Hp hingga mobil agar dapat uang untuk main ke warnet.

Di hadapan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun ia mengaku perbuatannya.

Dedi Mulyadi berencana memasukkan bcah tersebut ke barak militer.

Diketahui, Dedi Mulyadi sampai kernyitkan dahi mendengar pengakuan seorang bocah usia 13 tahun yang sudah terlibat kasus kejahatan.

Bocah tersebut dibawa oleh orang tuanya untuk menemui Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Anak tersebut rupanya sudah kedapatan berkali-kali mencuri dan sempat tak kapok-kapok.

Baca juga: Pantas Dedi Mulyadi Santai Dilaporkan ke Bareskrim Akibat Kirim Siswa ke Barak: Lagi Cari Perhatian

Mulai dari mencuri HP, emas, hingga mencuri mobil.

Untungnya, kasus pencurian yang dilakukan bocah ini selalu berakhir secara damai, tak sampai berurusan dengan hukum.

Namun orang tuanya yang merupakan kuli pekerja aspal jalan kelimpungan karena harus mengganti kerugian yang ditimbulkan hingga berjuta-juta Rupiah.

Bahkan orang tua bocah ini sampai pinjam uang ke sana kemari.

Selain itu, bocah ini juga sempat kabur dari rumah setelah kedapatan mencuri.

Dedi pun merasa miris mendengar pengakuan langsung dari bocah tersebut setelah dia berhasil ditemukan lagi oleh keluarganya.

"Pertama kali kamu nyuri di mana ?," tanya KDM dikutip dari unggahannya, Minggu (8/6/2025).

Bocah ini mengaku pernah mencuri emas di Cimahi, lalu mencuri mobil, mencuri HP pamannya, hingga mencuri uang bibinya.

Dedi pun menanyakan bocah tersebut terkait dasar apa yang memotivasinya untuk melakukan pencurian.

"Main warnet," jawab si bocah tersebut.

"Karena kebutuhan main warnet ?," timpal Dedi.

Dedi pun bercerita bahwa dirinya dulu ketika masih bupati pernah menutup semua warnet di Purwakarta.

"Ini kan orang gak ngerti, warnet buka, anak-anak nongkrong 24 jam bukan pelanggaran HAM, akhirnya begini," ujar Dedi.

Dedi juga sempat terkejut mendengar cita-cita bocah tersebut yang ingin menjadi polisi.

"Mau jadi polisi tapi mencuri terus ?," ucap Dedi heran.

Dedi pun merasa miris tidak hanya ke si anak tersebut, tapi juga kondisi keluarganya.

"Kalau terus-terusan ibu bisa jatuh miskin gara-gara anak, dan ibu bisa sakit mati muda karena ibu tidak kuat lagi bayarin utang dimana-mana bekas anak," kata Dedi.

Lebih lanjut, Dedi menanyakan soal rencana ke depan bocah tersebut.

Bocah itu mengaku tidak ingin dimasukan ke barak militer, dan mengaku bersedia dimasukan ke pesantren.

"Kalau yang gini, pengalaman saya gak kuat," kata Dedi ragu.

Sebab Dedi sudah pernah membantu menangani anak-anak bermasalah dengan dikirim ke pesantren sebelumnya.

Namun anak-anak bermasalah itu justru banyak yang kabur dari pesantren.

Dedi pun menyampaikan solusi, bocah tersebut dimasukan ke barak militer kemudian nanti dimasukan ke pesantren.

Namun Dedi tetap mempersilahkan keputusannya kepada orang tua dan bocah tersebut.

Akhirnya orang tuanya memutuskan mengantar anak itu ke barak sambil ditemani beberapa hari.

Bantu Bocah Disabilitas Tinggal Bareng Ibu yang Kakinya Diamputasi

Di video lain, kisah Ikbal, bocah sekolah dasar (SD) yang mengaku mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari teman-temannya, memantik atensi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi

Diketahui, kisah Ikbal awalnya viral setelah dibagikan oleh sebuah akun TikTok. 

Dalam unggahan itu, tampak tiga pelajar SD penyandang disabilitas di Kota Depok, pergi menuju sekolah menggunakan skateboard.

Mereka adalah Atasa, Ikbal, dan Rafli.

Melihat kisah tersebut, Dedi Mulyadi pun mengundang ketiga bocah tersebut ke kediamannya di Lembur Pakuan, Subang. 

Dalam obrolannya, Ikbal mengaku, setiap pergi ke sekolah menggunakan skateboard untuk mempermudah mobilitas ke sekolah.

"Jalan kaki pakai skateboard," ujar anak yang sekolah di SDN Mekarjaya 11 Kota Depok itu.

Dedi Mulyadi geram mendengar cerita mengenai Ikbal kerap dibully teman-temannya. 

Ikbal merupakan bocah yang terlahir dalam kondisi disabilitas fisik dan tanpa anus.

Ia harus menjalani operasi besar untuk membuat saluran pembuangan. 

"Katanya dulu, kata dokter ususnya itu entah usus orang meninggal atau binatan jadi ususnya disambung," kata ibunda Ikbal. 

Kini, Ikbal hanya bisa buang air besar tiga kali dalam sebulan. 

Ikbal juga harus selalu menggunakan pampers karena tidak bisa buang air kecil secara normal. 

Perjuangan Ikbal tak berhenti di situ. Saat hendak masuk TK dan SD, ia sempat ditolak karena kondisinya. 

Ibunya bahkan disarankan memasukkan Ikbal ke Sekolah Luar Biasa (SLB).

"Saya bilang kalau SLB saya enggak mampu. Saya janda. Saya bilang  saya ngidupin anak dua, rumah ngontrak."

"Untuk sehari-hari aja Senin-Kamis ya, Pak. Apalagi untuk kebutuhan sekolah SLB. SLB kan masuknya mahal, terus bayaran sekolahnya juga mahal," kata Ibunda Ikbal. 

Kini, bocah 9 tahun itu masih duduk di bangku kelas 1 SDN Mekarjaya 11.

Kondisi Ikbal yang penuh keterbatasan malah menjadi bahan ejekan teman-temannya. 

Ikbal kerap menjadi korban perundungan. 

Menurut sang ibu, celana Ikbal diangkat. Lalu, tangan Ikbal pernah dipegang dan dirinya ditendang. 

"Nah, dia nangis pulang sama saya, nangis. Setelah nangis, saya tegur ibunya (pelaku) kan ibunya enggak terima, Pak," kata ibu Ikbal. 

Dedi Mulyadi lantas mengancam pelaku bully terhadap Ikbal jika masih berbuat kasar.

"Wah ada preman di Depok. Sekarang masih galak? kita bawa ke barak aja," katanya.

"Pokoknya kalau ada yang galak-galak sama kamu. Nih anaknya Bapak Aing," kata Dedi Mulyadi lagi.

Ibu Jualan Nasi

Kini, Ikbal hanya tinggal bersama kakak dan ibunya yang juga keterbatasan fisik karena kakinya diamputasi akibat penyakit diabetes.

Sementara ayahnya sudah meninggal.

Di tengah keterbatasan, ibu Ikbal berjualan untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.

Ia mengaku kerap mendapatkan pesanan nasi boks untuk Jumat Berkah. Harga satu nasi boks isi ayam yakni Rp 12 ribu. 

Biasanya ia mendapatkan keuntungan per minggu Rp 800 ribu.  

"Ada saja sih misalnya kalau nasi boks mendadak gitu, Pak, itu agak lumayan. Itu kita sisihin buat bayar kontrakan," kata ibunda Ikbal. 

Ia mengaku ada saja rezeki bagi anak-anaknya yang yatim piatu. 

"Kita punya prinsip Allah kan menjanjikan kalau anak yatim itu enggak bakalan kelaparan, Pak. Gitu. Cuma itu saja prinsip saya, Pak," kata Ibunda Ikbal yang mengaku berusia 49 tahun. 

Mendengar ceritanya, Dedi Mulyadi merasa kagum.

Sebab, Ikbal masih terlihat ceria meski hidup dalam keadaan susah.

"Kamu hebat, hidup dalam keadaan susah tapi kamunya ceria banget," puji Dedi Mulyadi dilansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.

Sementara di tengah keterbatasan, ibunda Ikbal mengaku ada saja rezeki bagi anak-anaknya yang kini yatim.

"Kita punya prinsip Allah kan menjanjikan kalau anak yatim itu enggak bakalan kelaparan, Pak. Gitu. Cuma itu saja prinsip saya, Pak," kata Ibunda Ikbal yang mengaku berusia 49 tahun. 

Kepada Dedi Mulyadi, Ibunda Ikbal juga bercerita selama ini berjalan dengan bantuan kaki palsu. 

Sayangnya, kondisi kaki palsunya yang dibeli dari RS Universitas Indonesia seharga Rp 11 juta, sudah rusak. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved