Berita Viral

Siapa Dalang Penggantian Plat Mobil BMW Christiano yang Tabrak Mahasiswa UGM? Ayah Pelaku Minta Maaf

Sosok dalang di balik penggantian plat nomor mobil BMW milik Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan barang bukti kecelakaan yang menewaskan mahasi

Editor: Musahadah
kolase youtube/ tribun jogja/istimewa
MINTA MAAF - Setia Budi Tarigan, ayah Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada keluarga Argo Ericko Achfandi, mahasiswa UGM yang tewas ditabrak anaknya. Di sisi lain, dalang penggantian plat nomor mobil BMW kini jadi sorotan. 

SURYA.CO.ID - Sosok dalang di balik penggantian plat nomor mobil BMW milik Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan barang bukti kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UGM, Argo Ericko Achfandi, hingga kini belum terungkap. 

Polisi baru menemukan satu orang pelaku berinisial IV dan dua orang atasannya, berinisial WI dan NR yang menyuruh mengganti pelat mobil BMW itu. 

Diduga WI dan NR masih memiliki atasan lain, yang mendalangi pengganti plat nomor mobil ini.

Terkait hal ini, kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala mengatakan, untuk menemukan dalang di balik penggantian plat nomor BMW ini sangat mudah. 

"Saya kira dengan saling mencocokkan keterangan, bisa dengan mudah diketahui (dalangnya). Ini bukan hal yang sulit terkait siapa yang memerintahkan, siapa yang melakukan," kata Adrianus dikutip dari tayangan Primetime News Metro TV pada Minggu (1/6/2025). 

Baca juga: Kelakuan Janggal Christiano Sebelum Tabrak Mahasiswa UGM Argo hingga Tewas, Terkuak Orang Suruhan

Menurut Adrianus, kasus ini sebenarnya sederhana karena sudah diketahui pelakunya, lokasi sudah jelas dan ada rekaman CCTV.  

"Perintangan keadilan (obstruction of justice) ini relatif biasa. Sepanjang polisi berintegritas, tidak ada sulit terkait konteks pembuktian," katanya. 

Menurut Adrianus, kasus obstruction of justice ini justru akan menambah sangkaan yang lebih berat terhadap tersangka kasus kecelakaannya, Christiano, jika dia terbukti mengetahui atau mendorong orang lain untuk mengganti plat nomor mobilnya. 

"Artinya dia ikut serta dalam tindakan perintangan keadilan. Alih-alih dia mendapatkan hukuman ringan, malah kesangkut perkara yang lain, lebih berat ini," katanya. 

Hal ini dimungkinkan karena pelaku pengganti plat nomor itu bukan atas kehendak sendiri, tetapi dia orang suruhan. 

"Kalau Christiano memerintahkan, berharap hukuman lebih ringan, kini justru tidak karena dia tersangkut perkara lain," ungkapnya.

Seperti diketahui, saat kecelakaan terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, mobil BMW yang dikemudikan Christiano menggunakan plat nomor F 1206.

Namun, saat mobil diparkir sebagai barang bukti di Polsek Ngaglik, Sleman, plat nomor sudah berganti menjadi B 1442 NAC, sesuai di STNK.   

Ternyata penggantian itu ulah diam-diam pria berinisial IV yang diminta oleh atasannya. 

Saat ditangkap, UV mengaku hanya orang suruhan. 

IV pun mencatut dua nama atasan berinisial WI dan NR yang menyuruhnya mengganti pelat mobil BMW itu. 

WI dan NR ini yang merupakan pimpinan di perusahaan swasta itu pun dikaitkan dengan orangtua Christiano. 

Melansir dari Tribunjakarta.com, Selasa (27/5/2025) Ayah Christiano diketahui berinisial SBT, merupakan  direktur operasional sebuah perusahana leasing.

Selain duduk di jajaran direksi, SBT juga tercatat sebagai komisaris di perusahaan finance.

Setelah kasus ini mencuat, akun instagram perusahaan sang ayah pun ikut digeruduk warganet imbas kejadian yang menewaskan Argo Ericko Achfandi.

Saat ini penyidik Polres Sleman masih menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara WI dan NR dengan keluarga Christiano, termasuk apakah mereka bekerja di perusahaan yang sama. 

Kapolresta Sleman Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo mengatakan hingga kemarin orangtua Christiano belum diperiksa. 

"Orangtua Christiano belum kita periksa. Saya enggak (tahu) orangtua Christiano kerja di mana," kata Edy.

Untuk sementara, polisi belum dapat memastikan keterkaitan antara Christiano dan pelaku pengganti pelat.

Namun, Edy menegaskan bahwa semua pihak yang terlibat akan diperiksa dan fakta akan diungkap secara transparan.

"Ya, sementara sampaikan saja, tiga masih dalam pemeriksaan. Pada waktunya akan kami sampaikan ke rekan semuanya," tutupnya.

Kasus ini menjadi perhatian luas publik karena menyangkut dugaan upaya mengaburkan barang bukti dalam kecelakaan lalu lintas yang menewaskan Argo.

Christiano sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, serta terancam hukuman penjara hingga enam tahun.

Ayah Christiano Minta Maaf

OGAH DAMAI - (Kiri) Argo Ericko Achfandi yang tewas ditabrak. (Tengah) Kerusakan bagian depan mobil BMW yang tabrak Argo. (Kiri) Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan pengemudi BMW.
OGAH DAMAI - (Kiri) Argo Ericko Achfandi yang tewas ditabrak. (Tengah) Kerusakan bagian depan mobil BMW yang tabrak Argo. (Kiri) Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan pengemudi BMW. (Kolase Instagram @bsimaslahat, Dok.Polresta Sleman, dan Kompas.com)

Setia Budi Tarigan, ayah Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada keluarga Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) angkatan 2024, yang meninggal dunia akibat kecelakaan pada Sabtu (24/5/2025).

Argo ditabrak oleh Christiano, yang merupakan mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, di sekitaran Jalan Palagan, Ngaglik, Sleman sekitar pukul 01:00 WIB.

Dalam pernyataan yang disampaikan kepada publik di akun YouTube-nya, Setia Budi menyatakan duka mendalam atas musibah yang terjadi dan menghormati masa berkabung keluarga korban. 

Ia menjelaskan mengapa dirinya baru menyampaikan pernyataan publik beberapa hari setelah kecelakaan terjadi.

Menurut Setia Budi, pihaknya menghormati keluarga mendiang Argo yang masih berkabung.

“Dari lubuk hati yang paling dalam, izinkan kami menyampaikan duka cita kepada ibunda Melina dan keluarga yang telah kehilangan ananda Argo,” ujar Setia Budi, Sabtu (1/6/2025).

“Sungguh, kami tidak mengharapkan kejadian ini terjadi,” tambahnya.

Setia Budi menceritakan bahwa ia langsung menuju Yogyakarta setelah menerima kabar kecelakaan dari Christiano sekitar pukul 01.00 WIB. 

Setibanya di Yogyakarta, ia menemui anaknya di Polresta Sleman dan kemudian menuju RS Bhayangkara untuk memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Argo. 

Melalui perantara bapak kos Argo, ia sempat menyampaikan bela sungkawa langsung kepada ibu korban.

“Kami meminta izin untuk ikut mengurus jenazah Argo hingga pemulangannya ke rumah duka di Cilodong, Depok. Kami juga mengirimkan perwakilan keluarga untuk mengurus hal-hal yang dibutuhkan di rumah duka sampai pemakaman esoknya,” lanjutnya.

“Pada kesempatan ini, sekali lagi sampaikan duka cita mendalam pada ibu Melina dan keluarga besar Argo. Semoga ananda mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan YME. Saya dan istri, atas nama Christiano Tarigan memohon maaf atas peristiwa yang tidak kami inginkan,” tambahnya lagi.

Menurut Setia Budi, putranya tidak melarikan diri dari lokasi kejadian dan justru meminta pertolongan untuk menyelamatkan korban.

Setelah diamankan polisi, Christiano menjalani pemeriksaan hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

Di Polresta Sleman, Setia Budi mengatakan, dirinya tidak didampingi pengacara ataupun pengamanan dan hanya datang bersama sang istri.

Ia juga menegaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, Christiano dalam kondisi bebas dari pengaruh alkohol maupun obat-obatan saat mengemudi.

Menanggapi berbagai tudingan di media sosial, Setia Budi membantah keras adanya dugaan pemberian uang kepada keluarga korban.

“Informasi itu tidak benar. Kami belum melakukan pembicaraan apapun dengan keluarga almarhum Argo tentang hal itu. Komunikasi kami baru sebatas pemulangan jenazah hingga pemakaman,” jelasnya.

Setia Budi juga menyampaikan keinginannya untuk bersilaturahmi langsung ke rumah duka di Cilodong, Depok.

Namun, ia memahami situasi duka yang masih dalam dan memilih untuk menunggu waktu yang tepat.

“Saya melihat dan mendengar berita yang tidak benar di media sosial. Menghujat saya dan anak saya, dengan mengatakan kami membayar sejumlah uang tertentu pada keluarga almarhum Argo, tapi informasi itu tidak benar. Kami belum melakukan pembicaraan pada keluarga almarhum Argo tentang hal itu,” jelas dia.

“Kami berbicara baru sebatas pemulangan jenazah hingga pemakaman. Sesungguhnya, sejak awal kami ingin bersilaturahmi dengan keluarga di rumah duka di Cilodong. Sudah beberapa kali kami sampaikan melalui perwakilan keluarga, namun kami memahami, keinginan itu belum terwujud mengingat kondisi yang masih dalam berkabung,” terangnya.

Ia turut meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi, termasuk kepada tempat kerjanya yang sempat diburu warganet beberapa waktu lalu.

“Semua ini murni masalah keluarga,” papar dia.

Di akhir pernyataannya, Setia Budi menyatakan komitmen keluarga untuk mengikuti proses hukum secara terbuka dan berkeadilan.

“Kami mohon semua pihak bersabar mengikuti proses hukum yang sedang berjalan. Kami mendukung penanganan kasus ini secara transparan,” tukasnya. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Ayah Christiano Tarigan Buka Suara: Kami Mohon Maaf dan Turut Berduka Cita

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved