Berita Viral

Akhir Nasib Edwin Demo Sendirian di RS Usai Bayinya Meninggal, Cuma Bisa Berharap Tak Terulang Lagi

Beginilah akhir nasib Edwin Septian, pria yang demo sendirian di RSUD Karawang usai bayinya meninggal di sana. Berharap tak terulang lagi.

kolase youtube dan Kompas.com
DEMO SENDIRIAN - (kanan) Edwin Septian saat konferensi pers dugaan lalai yang menyebabkan bayi meninggal dunia, Senin (19/5/2025). 

SURYA.co.id - Beginilah akhir nasib Edwin Septian, pria yang demo sendirian di RSUD Karawang usai bayinya meninggal di sana.

Edwin kini cuma bisa merelakan dan berharap kasus serupa tak terulang.

Ia meminta tidak ada lagi penanganan lamban dan sikap ketus dari tenaga medis saat melayani pasien.

Edwin mengaku telah memaafkan dan menerima hasil audit internal RSUD Karawang terkait dugaan kelalaian yang menyebabkan bayinya meninggal dunia.

Audit tersebut menyimpulkan tidak ditemukan kesalahan prosedur medis dalam proses persalinan dan penanganan bayi Edwin.

Namun, RSUD Karawang mengakui adanya masalah dalam etika penyampaian yang dilakukan oleh petugas medis.

"Saya berharap tidak ada lagi tindakan-tindakan yang lamban dan sikap ketus," kata Edwin saat konferensi pers di Aula RSUD Karawang, Senin (19/5/2025), melansir dari Kompas.com.

Ia menegaskan bahwa tenaga medis harus bekerja secara profesional agar pelayanan kesehatan bisa dijalankan secara maksimal. Edwin juga berharap kejadian serupa tidak dialami oleh pasien lainnya.

"Semoga juga dengan kejadian ini menjadi cambuk bagi RSUD Karawang agar terus memperbaiki dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, Kabupaten Karawang khususnya," ujarnya.

Sebelumnya, begitu pilu nasib yang dialami Edwin Septian (29), penantiannya selama 5 tahun untuk memiliki bayi kini pupus.

Bayinya dinyatakan meninggal dunia saat dilahirkan di RSUD Karawang.

Baca juga: Nasib Edwin Nekat Demo Sendirian Usai Bayinya Meninggal, Pihak RS Malah Respon Begini: Audit Dulu Ya

Edwin menuding penyebab kematian bayinya adalah penanganan pihak rumah sakit yang tak maksimal.

Dengan hati yang masih dipenuhi duka mendalam, Edwin nekat melakukan demo sendirian di depan RSUD Karawang.

Merespon hal ini, pihak RSUD menyebut harus melakukan audit internal terlebih dahulu.

Pria yang demo sendirian itu bernama Edwin Septian (29).

Edwin berasal dari Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat.

Ia demo sendiri di depan rumah sakit pada Senin (5/5/2025).

Edwin tampak memegang pengeras suara dan berdiri di depan lobi rumah sakit dan menyerukan tuntutan.

Edwin meminta pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan yang menangani istrinya, yang menurutnya telah lalai hingga menyebabkan anak pertamanya meninggal dunia.

Diketahui, bayi mereka yang lahir pada 29 April 2025, meninggal dunia, dan ini adalah anak pertama yang ditunggu selama lima tahun.

"Dan sudah saya kaji juga secara menyeluruh, dan memang benar ada beberapa kelalaian terhadap penanganan pada ibu hamil yang seharusnya tidak seperti itu, yang menyebabkan bahaya janin," kata Edwin di RSUD Karawang, Senin.

Aksi Edwin pun sontak menarik perhatian petugas Satpol PP dan kepolisian yang mendekatinya.

Tidak lama kemudian, Direktur Utama RSUD Karawang Andi Sariful Alam turun ke lobi dan mengajak Edwin berdialog di aula rumah sakit.

Meski sempat menolak, ia pun akhirnya bersedia dengan syarat rekan-rekannya juga diizinkan ikut audiensi tersebut.

Kronologi Kejadian

Edwin mengatakan istrinya dirujuk ke RSUD Karawang pada Selasa (29/4/2025) pukul 02.00 WIB karena mengalami pendarahan.

Akan tetapi, setelah diberi infus di IGD, istrinya baru dipindahkan ke ruang rawat inap pukul 07.00 WIB.

Hingga siang, istri Edwin belum mendapatkan penanganan, padahal mengalami pendarahan tiga kali dan ketuban pecah.

Edwin pun meminta agar dilakukan operasi sesar, namun pihak rumah sakit menyuruh untuk terus menunggu.

Operasi baru dilakukan sekitar pukul 18.00 WIB. Sayangnya, tiga jam setelah operasi, bayinya dinyatakan meninggal. 

"Tetapi tiga jam setelah operasi bayi saya dinyatakan meninggal," ujarnya.

Edwin mengatakan penyebab kematian bayi menurut rumah sakit adalah sumbatan saluran pernapasan.

Namun, ia menilai penjelasan tersebut janggal.

"Bayi saya katanya dinyatakan meninggal karena sumbatan saluran pernapasan, tetapi karena apa? Ini kan aneh," katanya. 

Kehamilan istrinya saat itu memasuki usia delapan bulan. 

Bayi mereka lahir dengan berat 1,2 kilogram, sedangkan hasil USG sebelumnya menunjukkan berat 1,6 kilogram. 

Bagi Edwin, yang memiliki latar belakang di bidang kesehatan, kematian bayinya merupakan bentuk kelalaian medis.

Edwin tidak menuntut ganti rugi, tapi menuntut perubahan sistem agar kejadian serupa tidak terulang.

"Tanggung jawab yang dimaksud ialah mengubah sistem penanganan terhadap pasien. Jangan sampai terjadi lagi yang saya alami," ucapnya. 

Respon Pihak RS

RSUD Karawang menyebut akan melakukan audit internal soal keluhan dugaan kelalaian yang diduga menyebabkan bayi Edwin meninggal dunia.

Direktur RSUD Karawang, Andri Sariful Alam, mengatakan bahwa langkah audit internal ini diambil untuk memahami secara mendalam apa yang sebenarnya terjadi.

"Kita ada rencana audit internal dulu ya nanti. Prinsipnya namanya masyarakat ya pasti ada keluhan sama kita, dan kita wajib itu kita wajib layani," ujar Alam, Senin (5/5/2025).

Alam menurutkan bahwa terdapat potensi kesalahpahaman dalam situasi ini.

Hasil dari audit internal tersebut direncanakan akan disampaikan kepada publik pada pekan depan. 

Alam mempersilakan pihak yang merasa dirugikan untuk melapor ke polisi, karena hal tersebut merupakan hak setiap individu. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved