Berita Viral

Rekam Jejak Jenderal Purn Dudung Abdurachman yang Tegur Hercules hingga Minta Maaf ke Gatot - Yayat

Berikut rekam jejak Jenderal Purn Dudung Abdurachman yang tegur Hercules hingga tunduk dan minta maaf ke Gatot dan Yayat.

kolase tribunnews
HERCULES MINTA MAAF - Kolase foto Jenderal Purn Dudung Abdurachman (kiri) dan Hercules (kanan). 

SURYA.co.id - Berikut rekam jejak Jenderal Purn Dudung Abdurachman yang tegur Hercules hingga tunduk dan minta maaf ke Gatot dan Yayat.

Seperti diketahui, Hercules sempat membuat kisruh karena menyebut Sutiyoso mulut bau tanah hingga menyulut emosi mantan Panglima TNI Jenderal purn Gatot Nurmantyo.  

Meski sudah meminta maaf kepada Sutiyoso, Hercules ternyata masih belum mau minta maaf kepada Gatot Nurmantyo

Meski begitu, Hercules langsung tunduk saat ditelepon Dudung Abdurachman. 

Baca juga: Sosok 2 Jenderal TNI-Polri yang Singgung Hercules di Hadapan Anak Buah, Tak Segan Tindak Tegas

Momen saat Dudung menelpon Hercules terungkap dalam wawancara khusus dengan Metro TV pada Kamis (15/5/2025). 

Dudung ternyata memiliki cara khusus untuk berkomunikasi dengan Hercules

Dia menggunakan bahasa resmi Timor Leste, Tetun.

Bahasa tersebut bagian dari keluarga bahasa Austronesia dan memiliki banyak pengaruh dari bahasa Portugis.

Kepada Hercules, Dudung menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto.

"Pesan Pak Prabowo saat rapat kabinet ormas-ormas yang menyengsarakan masyarakat, menekan masyarakat, memalak masyarakat. Kalau membantu masyarakat, membantu mensejahterakan masyarakat, membantu pemerintah dalam rangka meningkat kesejahteraan masyarakat," kata Dudung pada Hercules di telepon.

Hercules mengatakan bahwa GRIB Jaya selalu membantu masyarakat.

"Jadi mohon jenderal kami GRIB selalu membantu bencana-bencana, kesusahan masyarakat di seluruh Indonesia, GRIB ini selalu hadir," kata Hercules ke Dudung.

Dudung Abdurachman menjelaskan isi percakapannya dengan Hercules dalam bahasa Indonesia.

"Saya sampaikan ke beliau pesan presiden bahwa ormas-ormas itu tidak boleh menyengsarakan masyarakat, menekan masyarakat. Justru harus membantu masyarakat dalam rangka program pembangunan masyarakat, ini penekanan presiden," kata Dudung.

Dia menerangkan Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk membubarkan ormas (organisasi masyarakat) yang meresahkan.

"Jadi kalau ada ormas-ormas yang menyengsarakan masyarakat, perintah presiden pada Mendagri bubarkan saja, dia (Hercules) menegur," kata Dudung.

Baca juga: Sosok Jenderal TNI yang Buat Hercules Mau Minta Maaf ke Gatot Nurmantyo, Ditelepon Langsung Tunduk

"Bubarkan, saya mendukung," timpal Hercules.

Dudung Abdurachman juga meminta Hercules untuk meminta maaf pada sejumlah jenderal.

"Jadi dia minta maaf pak Gatot, pak Yayat, jenderal-jenderal di KBT (Keluarga Besar TNI) itu atas pernyataan kemarin di media, beliau minta maaf, beliau akan mendukung pemerintah," kata Dudung Abdurachman.

"Minta maaf atas ucapan yang salah terhadap bapak purna, jenderal. Aku minta maaf sebesarnya," kata Hercules.

Perlu diingat beberapa waktu lalu Hercules berkonflik dengan sejumlah jenderal, yakni Sutiyoso, Gatot Nurmantyo, hingga Yayat Sudrajat.

Rekam Jejak Dudung Abdurachman

Menurut penelusuran SURYA.co.id, Dudung Abdurachman lahir pada 19 November 1965 di Bandung, Jawa Barat.

Ia merupakan putra seorang pensiunan tentara, tumbuh dalam lingkungan sederhana yang menanamkan kedisiplinan sejak dini.

Semangat pengabdian pada negara mengantarnya menempuh pendidikan militer di Akademi Militer (Akmil) Magelang dan lulus pada tahun 1988 dari kecabangan Infanteri.

Karier militernya diawali dengan berbagai penugasan di lingkungan Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat), yang membentuk karakter kepemimpinannya.

Dudung Abdurachman saat dilantik jadi Penasihat Khusus Presiden. Dulu Sekolah Nyambi Jadi Loper Koran.
Dudung Abdurachman saat dilantik jadi Penasihat Khusus Presiden. Dulu Sekolah Nyambi Jadi Loper Koran. (youtube)

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon 741/Satya Bhakti Wirottama dan terus meniti jenjang karier hingga menjadi Panglima Kodam Jaya/Jayakarta pada tahun 2020.

Namanya mulai dikenal publik secara luas saat menjabat Pangdam Jaya. Di tengah maraknya baliho Front Pembela Islam (FPI) dan meningkatnya ketegangan sosial politik di Ibu Kota, Dudung mengambil tindakan tegas dengan menertibkan baliho bergambar Rizieq Shihab.

 Langkahnya itu menuai kontroversi, namun juga dianggap sebagai sikap tegas TNI dalam menjaga ketertiban umum.

Kariernya terus menanjak hingga ia dipercaya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada November 2021 menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang saat itu diangkat menjadi Panglima TNI.

Sebagai KSAD, Dudung dikenal berkomitmen memperkuat profesionalisme prajurit dan mendekatkan TNI AD kepada rakyat.

Ia aktif mengunjungi berbagai daerah, dari pedalaman Papua hingga pulau-pulau terluar Indonesia, untuk memastikan kehadiran dan pengabdian TNI benar-benar dirasakan masyarakat.

Dudung juga sempat menyampaikan pandangan yang menegaskan bahwa TNI bukan alat politik dan harus tetap netral.

Ia menekankan pentingnya menjaga persatuan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu sektarian, terutama menjelang Pemilu.

Setelah pensiun dari militer, Dudung Abdurachman tetap aktif di ranah sosial dan kebangsaan.

Karakter kepemimpinannya yang tegas namun humanis menjadi ciri khasnya, dan ia kerap diundang dalam berbagai forum untuk berbicara soal nasionalisme, keamanan, dan ketahanan bangsa.

Dudung kini menjabat sebagai Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved