AI dan Media Sosial Jadi Ancaman Dunia Pers, Ketua Dewan Pers : Dunia Tergantung Apa Kata Handphone

Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, mengungkapkan bahwa maraknya konten digital yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) menjadi ancaman serius b

Editor: Adrianus Adhi
TRIBUNNEWS
DEWAN PERS - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi menetapkan sembilan anggota Dewan Pers periode 2025–2028. Dalam susunan kepengurusan yang baru, tokoh intelektual nasional Prof. Komaruddin Hidayat ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pers. 

SURYA.co.id - Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, mengungkapkan bahwa maraknya konten digital yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) menjadi ancaman serius bagi industri pers.

Fenomena ini semakin terlihat di berbagai platform digital seperti YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya, di mana sebagian besar konten hanya berorientasi pada sensasi dan monetisasi, tanpa memperhatikan kualitas informasi.

"Jadi praktis semuanya itu merupakan mitra pers, tapi sekaligus juga mengancam pers," ujar Komaruddin dalam acara serah terima jabatan (Sertijab) Anggota Dewan Pers di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Rabu (14/5/2025) seperti dikutip dari Tribunnews.com

AI dan Kolonialisme Digital

Komaruddin menjelaskan bahwa perkembangan teknologi dan algoritma telah mengubah cara masyarakat mengakses informasi.

Saat ini, AI dan media sosial tidak hanya berperan sebagai mitra pers, tetapi juga berpotensi merusak ruang publik dengan konten yang tidak terverifikasi.

"Banyak juga yang spiritnya itu hanya jual sensasi. Mencari follower, monetisasi, dan kadang-kadang isinya sampah-sampah," ungkapnya.

Menurutnya, tantangan ini bukan hanya tanggung jawab Dewan Pers, tetapi juga jurnalis, pendidik, kementerian, serta masyarakat secara keseluruhan.

Era digital saat ini bahkan disebut sebagai bentuk baru "kolonialisme digital", di mana algoritma mengatur konsumsi informasi dan perilaku masyarakat.

"Karena yang diserang itu sekarang adalah pemikiran dan perilaku masyarakat. Terutama oleh yang disebut digital colonialism. Kolonialisme digital, algoritma, itu mengarahkan perilaku kita. Sekarang kita melihat dunia, itu kan tergantung apa kata handphone," tegas Komaruddin.

Upaya Bersama Membersihkan Ruang Digital

Komaruddin mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam mendidik publik dan membersihkan ruang digital dari konten-konten yang hanya sensasional.

"Makanya Dewan Pers dan juga guru-guru, pendidik, juga medsos, itu hendaknya kerja sama; satu, untuk mendidik masyarakat, tetapi juga untuk main cleansing untuk membersihkan pikiran-pikiran, sampah-sampah yang mengganggu, komunikasi wacana kita, banyak sekali," tambahnya.

Tantangan Serius di Era Digital

Ketua Komisi Digital dan Sustainability Dewan Pers, Dahlan Dahi, turut menyoroti tantangan yang dihadapi industri media massa di era digital. Dalam acara Sertijab Anggota Dewan Pers 2025-2028, ia menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan media sebagai penjaga informasi dan kontrol sosial dalam masyarakat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved