Berita Viral
Mirip Gebrakan Dedi Mulyadi Kirim Siswa Nakal ke Militer, Cak Eri Sebut Surabaya Punya Program Ini
Mirip Gebrakan Dedi Mulyadi yang Kirim Siswa Nakal ke Militer, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Sebut Surabaya sudah terapkan program serupa.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengirim siswa nakal ke barak militer tengah jadi polemik dan sorotan banyak pihak.
Namun, ternyata Pemkot Surabaya punya program serupa yang dilakukan Dedi Mulyadi.
Bahkan program tersebut sudah dijalankan sejak tahun 2023.
Program ini bernama Sekolah Kebangsaan.
Pemkot Surabaya mengungkapkan keberhasilan Sekolah Kebangsaan untuk memperkuat disiplin anak di Surabaya. Melibatkan pihak militer, program tersebut sukses menekan kasus tawuran hingga kenakalan anak di Surabaya.
Hal ini untuk merespons adanya penerapan pendidikan secara militer untuk anak-anak bermasalah di Jawa Barat yang dicetuskan Gubernur Dedi Mulyadi.
"Pada tahun 2023 sebenarnya sudah kami lakukan hal yang sama. Program tersebut bernama Sekolah Kebangsaan," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat dikonfirmasi di Surabaya (Jumat, 2/5/2025).
Pada 2023, Sekolah Kebangsaan yang diinisiasi oleh Pemkot Surabaya menggandeng TNI AL melalui Pangkalan Angkatan Laut (Lanudal) Juanda. Berada di Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda, Sekolah Kebangsaan itu diikuti oleh 48 siswa dari jenjang SMP hingga SMA/SMK.
Setiap hari, puluhan remaja tersebut digembleng oleh personel TNI agar menjadi pribadi yang lebih disiplin sekaligus mandiri.
Mereka harus bangun pagi sekitar pukul 04.30 WIB, kemudian mengikuti ibadah, apel pembinaan fisik, pelatihan baris berbaris, hingga materi wawasan kebangsaan.
Baca juga: Sindiran Dedi Mulyadi ke Pihak Tak Setuju Masukkan Siswa Nakal ke Barak Militer: Ngurusin Gak?
Peserta juga materi mendapatkan pembekalan kiat kesuksesan untuk membentuk kharakter dan kepribadian mereka.
Hal ini penting mengingat beberapa peserta Sekolah Kebangsaan di antaranya merupakan mereka yang sempat terjaring razia karena terlibat kekerasan anak seperti tawuran.
Wali Kota Eri menjelaskan manfaat program tersebut. Selain mengantisipasi kegiatan negatif remaja, hal ini juga bisa memperkuat kharakter anak.
"Anak-anak ini sebenarnya memiliki kelebihan. Namun karena tidak tersalurkan jadi seperti ini (berpotensi menimbulkan kenakalan pada remaja)," katanya.
Karenanya, ke depan Pemkot Surabaya akan memperkuat Sekolah Kebangsaan tersebut melalui Sekolah Rakyat di Surabaya. Melalui wawasan kebangsaan, maka penguatan kharakter bisa dilakukan.
"Menggandeng militer itu sebenarnya untuk menyampaikan kebangsaan sekaligus kedisiplinan. Bukan untuk yang lainnya, misalnya fisik. Namun bagaimana anak-anak ini bisa disiplin, ketika ada waktu shalat Shubuh ya shalat Subuh. Pulang sekolah bisa shalat Ashar, ya shalat. Kedisiplinan ini yang kami perkuat," bebernya.
Program Sekolah Kebangsaan yang berjalan pada 2023 tersebut berhasil menekan kasus kekerasan remaja di Surabaya. Para peserta Sekolah Kebangsaan turut menjadi duta kebangsaan kepada sebayanya.
Pada program Sekolah Rakyat nantinya, wawasan kebangsaan tidak lagi berada di kawasan militer.
Baca juga: Beda dari Dedi Mulyadi, Pramono Anung Pakai Cara Lain untuk Hadapi Siswa Nakal: Kebijakan Sendiri
Berlokasi di asrama yang telah disiapkan, Pemkot Surabaya akan menyisipkan materi kebangsaan dengan melibatkan TNI, misalnya TNI Angkatan Darat (TNI AD) melalui Komando Distrik Militer (Kodim).
"(Peserta program Sekolah Kebangsaan) selama ini, mohon maaf, banyak dari kalangan menengah ke bawah. Seringkali mereka kurang kasih sayang orangtua. Kedua adalah kurang perhatian. Sehingga, kami siapkan asrama- asrama," ujar Cak Eri.
Selain dengan TNI, penguatan kharakter tersebut juga akan menggandeng tokoh agama. "Jadi, anak-anak ini tetap bisa bersekolah seperti biasa namun kami lakukan wawasan kebangsaan dengan kerjasama bersama Dandim. Juga memperkuat akidah akhlakul karimah seperti ngaji," urainya.
Wali Kota Eri menegaskan, bahwa penguatan kharakter penting dalam memberikan pondasi anak di Surabaya.
"Ke depan tidak kami tempatkan di barak militer, tetapi di asrama. Asrama ini kami siapkan hingga anak kuliah seperti yang sudah ada selama ini ada seperti Sekolah Bibit Unggul," lanjutnya.
Diketahui, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi resmi memulai program pendidikan militer pada Jumat (2/5/2025), bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Program pendidikan militer untuk anak nakal ini menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Namun, Dedi tetap menjalankannya dengan dukungan TNI dan pemerintah daerah.
Tahap awal program ini dimulai di dua daerah, yaitu Purwakarta dan Kota Bandung.
Di Purwakarta, sebanyak 39 siswa SMP dikirim ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha. Mereka dianggap "sulit diatur" oleh sekolah dan keluarganya.
Para siswa tiba di barak militer pada Kamis (1/5/2025) sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka diantar menggunakan bus dan truk dari Pemkab Purwakarta.
Di tempat itu, mereka akan digembleng untuk menjadi siswa yang lebih disiplin dan berkarakter.
Dedi menjelaskan, program ini melibatkan TNI dan Polri untuk memperkuat karakter bela negara pada siswa.
Sasarannya adalah anak-anak yang terlibat pergaulan bebas atau diduga melakukan tindakan kriminal.
“Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya,” ujar Dedi.
Menurut Dedi, banyak orangtua sudah putus asa karena anaknya terjerat geng motor, tawuran, bahkan narkoba.
Dengan pelibatan TNI dan Polri, Dedi berharap masalah sosial seperti itu bisa ditangani lebih baik.
"Anak-anak yang orangtuanya sudah tidak sanggup lagi mendidik, akan kami wajib militerkan," kata Dedi.
Meski dididik di barak militer, mereka juga tetap akan diberikan pendidikan formal di sekolah sehingga tidak tertinggal secara materi umum.
Dedi memastikan bahwa anak yang mengikuti pendidikan militer merupakan siswa yang telah diizinkan oleh orangtunya.
Penjelasan TNI
TNI Angkatan Darat (AD) mengklarifikasi terkait gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengirimkan siswa ke barak militer.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa program tersebut bukan pendidikan militer.
"Pendidikan pembentukan karakter dan kedisiplinan ini, bukan merupakan bentuk pendidikan militer atau pendidikan ala militer, walaupun dilaksanakan di lingkungan asrama militer," ujarnya dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
Brigjen TNI Wahyu mengatakan, pendekatan yang digunakan bersifat personal dan kelompok melalui metode bimbingan dan pengasuhan.
Sebab, pendidikan yang diberikan adalah materi yang umum dilakukan di lingkungan sekolah.
“Materi yang diberikan adalah materi umum yang biasa ada di sekolah, seperti belajar di kelas, bimbingan konseling, latihan baris-berbaris, motivasi, penyuluhan bahaya narkoba, bela negara, hingga outbound dan permainan kelompok,” jelasnya.
Program ini dinamakan 'Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan'.
"Disebut ‘kekhususan’ karena memang diperuntukkan bagi anak-anak dengan kriteria khusus, bukan yang berurusan dengan tindak pidana, tapi yang memiliki permasalahan kepribadian atau perilaku menyimpang,” kata dia.
Program ini diikuti oleh siswa-siswi yang didaftarkan secara sukarela oleh orang tuanya.
Wahyu menjelaskan, setiap peserta maupun orang tua menandatangani perjanjian tertulis bahwa mereka bersedia mengikuti seluruh rangkaian pendidikan.
"Untuk yang menjalani pendidikan di Rindam III/Siliwangi telah terdata kurang lebih 80 orang siswa."
"Sedangkan yang menjalani pendidikan di Resimen Armed 1 Purwakarta terdaftar sejumlah 40 orang siswa," terang Kadispenad.
Sementara tenaga pendidik dalam program ini berasal dari berbagai instansi, termasuk TNI AD, Polri, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Lembaga Perlindungan Anak (LPA), serta para ahli di bidang masing-masing.
Kegiatan ini sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan pemerintah daerah setempat.
Peserta mendapat makan sehat, perlengkapan pribadi, pakaian seragam, serta alat tulis secara gratis.
"Fasilitas yang digunakan adalah yang tersedia di Markas Militer, berupa barak-barak prajurit yang tidak digunakan untuk aktivitas militer, serta fasilitas pendukung lainnya yang tersedia di satuan," ungkapnya.
Menurutnya, program ini bertujuan membentuk kembali karakter siswa agar memiliki sikap disiplin, tangguh, pantang menyerah, serta memiliki semangat kebangsaan dan jiwa bela negara.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk mendukung upaya pembinaan generasi muda sebagai bagian dari kontribusi menuju Indonesia Emas.
"Program ini juga tetap akan dievaluasi secara berkala selama pendidikan dilaksanakan maupun setelahnya," pungkas Wahyu.(Bobby Constantine/Putra Dewangga/SURYA.co.id)
berita viral
Dedi Mulyadi
Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer
Eri Cahyadi
Surabaya
Wali Kota Surabaya
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Sosok Menteri dan Eks Menteri yang Sindir Ijazah di Sertijab Kementerian, Ada yang Depan Roy Suryo |
![]() |
---|
Aksi Iseng Menkeu Purbaya Telepon Kring Pajak 1500200 Tanyakan Coretax, Apa Itu? |
![]() |
---|
Siapa Nany Ariany? Istri Irjen Krishna Murti yang Ikut Disorot Imbas Isu Perselingkuhan Sang Suami |
![]() |
---|
Kritik Pedas Rocky Gerung ke Prabowo Soal Pilih M Qodari Jadi Kepala KSP, Disebut Merusak Demokrasi |
![]() |
---|
Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Saksikan Anak Pukul Wakasek SMAN 1 Sinjai di Depan Mata, Propam Bereaksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.