Dorong Pertanian Modern, Pemkab Bojonegoro Konversi Pompa Air Irigasi Diesel Menjadi Tenaga Listrik

Pemkab Bojonegoro mendorong pertanian modern dan berkelanjutan dengan konversi pompa air diesel menjadi pompa listrik

Penulis: Misbahul Munir | Editor: irwan sy
Misbahul Munir/TribunJatim.com
POMPA AIR - Bupati Bojonegoro Setyo Wahono saat meluncurkan pergantian pompa air irigasi pertanian bermesin diesel ke dinamo listrik di Desa Kanten, Kecamatan Trucuk, Rabu (23/4/2025), Ada 100 unit telah dikonversi ke listrik. 

SURYA.co.id, BOJONEGORO – Pemkab Bojonegoro mendorong pertanian modern dan berkelanjutan dengan melakukan terobosan beralih dari pompa air irigasi pertanian bermesin diesel ke dinamo listrik.

Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, mengungkapkan bahwa trobosan ini hadir dari keluhan dari petani terkait mahalnya biaya operasional untuk kebutuhan irigasi pertanian, ditambah sulitnya mendapatkan bahan bakar untuk pompa air.

“Kami mendengar langsung keluhan para petani terkait mahalnya solar dan biaya operasional pompa. Maka kami hadirkan solusi dengan konversi dari yang dulu menggunakan mesin diesel beralih ke listrik. Ada 100 unit telah dikonversi ke listrik. Kemudian, kami coba berkomunikasi dengan manager PLN UP3 Bojonegoro ternyata bisa dan direspon baik, diberikan fasilitas untuk mengalirkan listrik hingga ke tengah sawah," ujar Wahono dalam keterangannya, kamis (24/4/2025).

Peralihan dari mesin diesel ke dinamo listrik ini, Wahono, optimistis konversi ini akan membawa efisiensi besar bagi petani dan menumbuhkan kembali minat generasi muda untuk turun ke sektor pertanian.

“Dengan beralihnya BBM (sebagai sumber energi) diesel ke listrik ini, tentu ada penurunan biaya. Sehingga petani Bojonegoro akan makin memperoleh keuntungan besar," tutupnya.

Sementara itu, Plt Kepala DKPP Bojonegoro, Zainal Fanani, menyebut program ini merupakan bagian dari quick win pilar tiga yang berfokus pada ketersediaan air pertanian.

Zainal menyebut saat ini ada sebanyak 100 unit pompa air bermesin diesel telah dikonversi ke listrik dari total 143 unit pompa yang tersebar di 110 desa di 13 kecamatan.

Dengan instalasi listrik 13.200 watt dan dinamo 7.500 watt, pompa listrik mampu mengairi hingga 20 hektare sawah.

"Dengan produktivitas rata-rata 10 ton per hektare, potensi hasil bisa mencapai Rp1,3 miliar per musim,” paparnya.

Pengguna pompa listrik ini, lanjut Zainal juga lebih murah, dan efisien dibandingkan dengan pompa diesel.

"Petani dapat menghemat hingga Rp200 ribu per hari, dibandingkan penggunaan bahan bakar diesel," tambahnya.

Sebagai wujud komitmennya Pemkab Bojonegoro bersama PLN dan BBWS Bengawan Solo membuat nota kesepakatan atas komitmen bersama membangun pertanian modern.

Langkah listrikisasi ini bukan hanya efisiensi teknis, tapi juga investasi jangka panjang bagi masa depan pertanian Bojonegoro yang mensejahterakan para petani.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved