Berita Viral

Alasan GRIB Jaya Kini Dukung Satgas Antipremanisme Bentukan Dedi Mulyadi, Sebut Perintah Ketua Umum

Terungkap alasan organisasi GRIB jaya kini malah mendukung Satgas Antipremanisme bentukan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kolase youtube
DUKUNG DEDI MULYADI - (kiri) Para Petinggi GRIB Jaya, (kanan) Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Terungkap Alasan GRIB Jaya Malah Dukung Satgas Antipremanisme Bentukan Dedi Mulyadi. 

SURYA.co.id - Terungkap alasan organisasi GRIB jaya kini malah mendukung Satgas Antipremanisme bentukan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Padahal, sebelumnya Ketua DPD GRIB Jaya Jawa Barat, Gabryel Alexander Etwiorry sempat menantang Dedi Mulyadi untuk diskusi terbuka.

Meski pada akhirnya Dedi Mulyadi mengabaikan tantangan tersebut.

Tapi kini, GRIB Jaya malah menyatakan dukungannya kepada Dedi Mulyadi.

Sekretaris Jenderal DPP GRIB Jaya, Zulfikar menegaskan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedy Mulyadi merupakan sosok yang didukung oleh Partai Gerindra dan juga oleh organisasi GRIB Jaya. 

Baca juga: Profil Habiburokhman, Ketua Komisi III DPR yang Dukung Satgas Antipremanisme Bentukan Dedi Mulyadi

Zulfikar menyampaikan bahwa Dedy Mulyadi adalah bagian dari keluarga besar GRIB Jaya, seorang teman, dan merupakan pilihan Presiden Prabowo Subianto.

"Perintah ketua umum kepada saya bahwa Gubernur Jawa Barat Kang Dedy Mulyadi adalah gubernur yang didukung Partai Gerindra dan didukung juga oleh organisasi GRIB Jaya. Artinya, Kang Dedy Mulyadi adalah bagian dari kita, adalah teman kita, adalah orang pilihan presiden kita," ujar Zulfikar di Jakarta, Rabu (23/4/2025), melansir dari Tribunnews.

Menindaklanjuti hal tersebut, GRIB Jaya menginstruksikan seluruh anggota dan para ketua di tingkat provinsi Jawa Barat untuk memberikan dukungan penuh terhadap program-program yang dijalankan oleh Gubernur Jawa Barat

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GRIB Jaya secara resmi juga menyatakan dukungannya terhadap langkah-langkah yang diambil oleh Gubernur Jawa Barat, terutama dalam upaya memberantas premanisme di wilayahnya.

"Untuk itu, kami meminta semua anggota, para ketua di Provinsi Jawa Barat untuk mendukung program-program yang dijalankan oleh gubernur jawa barat. Dewan pimpinan pusat juga mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Gubernur Jawa Barat khususnya terkait pemberantasan premanisme," tegas Zulfikar.

Lebih lanjut, Zulfikar menyampaikan pesan dukungan langsung kepada Gubernur Dedy Mulyadi. 

"Jadi GRIB Jaya mendukung langkah gubernur. Pak Gubernur kami mendukung Anda," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, GRIB Jaya juga memberikan saran kepada Gubernur Dedy Mulyadi untuk merangkul seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di Jawa Barat. 

Baca juga: Profil Habiburokhman, Ketua Komisi III DPR yang Dukung Satgas Antipremanisme Bentukan Dedi Mulyadi

GRIB Jaya menilai bahwa ormas dan LSM tersebut juga merupakan bagian dari rakyat dan "anak-anak" dari Gubernur Jawa Barat.

"Izin pak gubernur, pak gubernur tolong rangkul semua organisasi kemasyaraakatan, para LSM yang ada di jawa barat. Toh mereka juga rakyatnya gubernur, anak-anaknya pak gubernur. Panggil mereka, ajak mereka bersama-sama untuk mendukung kebijakan-kebjakan pak gubernur khususnya dalam memberantas premanisme di jawa barat yang mana banyak disusupi oleh oknum-oknum yang memakai baju-baju ormas," terangnya..

Sempat Tantang Dedi Mulyadi

Sebelumnya, Ketua DPD GRIB Jaya Jawa Barat Gabryel Alexander Etwiorry memprotes rencana Dedi Mulyadi membentuk Satgas Antipremanisme sebagai respons terhadap maraknya aksi premanisme dan intimidasi oleh sejumlah ormas atau LSM, termasuk pungli dan permintaan THR yang kerap viral.

Melalui kanal YouTube Titik Temu Podcast, Gabryel menantang Dedi untuk berdiskusi terbuka soal kebijakan tersebut.

“Saya sampaikan di sini, saya tantang terbuka untuk diskusi aktif. Ayo, kita ngobrol jadi jangan supaya masyarakat itu menstigma ormas seakan-akan (buruk), kenapa? Statement Bapak (Dedi) itu bagi kami menyesatkan, Pak,” ujar Gabryel dalam podcast yang tayang Sabtu (12/4/2025).

Tak hanya tantangan, Gabryel juga mengundang Dedi datang langsung ke kantornya untuk berdialog. Ia menyatakan ingin memahami lebih jauh definisi premanisme yang dimaksud Dedi.

“Saya ingin belajar dari Bapak, saya ingin tahu pemahaman preman itu yang kayak gimana.

"Saya sampai hari ini belum paham, Pak, preman itu kayak gimana,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gabryel memberi saran agar pemberantasan premanisme tak hanya menyasar ormas, tapi juga merambah birokrasi pemerintahan.

“Kami pun kalau memang gubernur membentuk satgas premanisme, hari ini tolong bersih-bersih itu jangan keluar dulu, ke dalam dulu,” kata Gabryel. 

Menurutnya, praktik premanisme juga bisa ditemukan di lingkungan birokrasi.

Ia menegaskan bahwa pihaknya juga akan membentuk satgas serupa untuk menindak tegas oknum aparat yang bertindak semena-mena. 

“Karena kami di GRIB juga akan membentuk satgas untuk memberantas premanisme di birokrasi. Jadi birokrat ini semuanya benar."

"Bupati, gubernur enggak semuanya bener, jadi jangan seakan-akan selama ini oknum preman itu adanya cuma di ormas,” pungkasnya.

Dedi Mulyadi Ogah Ladeni

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkap alasannya ogah meladeni tantangan Ketua DPD GRIB Jaya Jawa Barat, Gabryel Alexander Etwiorry.

Dedi Mulyadi mengaku lebih memilih fokus bekerja untuk rakyat.

Ia mengaku saat ini dirinya fokus bekerja untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Jabar.

"Rakyat Jawa Barat itu banyak. Tugas saya hari ini adalah bekerja untuk rakyat. Kalau setiap orang harus ditangani satu-satu, habis energi kita untuk meladeni orang ngomong," ujar Dedi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (19/4/2025), melansir dari Kompas.com.

Dia menyebut, tugasnya saat ini adalah bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat serta menjamin kesejahteraan mereka agar tidak mengalami kesulitan.

"Tugas kita ini adalah mewujudkan apa yang menjadi mimpi rakyat," katanya.

Dedi menambahkan, dia tidak ambil pusing atas berbagai tudingan di media sosial terkait dengan kinerja serta kebijakannya.

Hal tersebut biar masyarakat yang menilai langsung. 

"Kalau ada orang yang mengajak berbagai hal di media sosial, yang melayani-nya cukup netizen, enggak usah saya," katanya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved