Berita Viral

Gebrakan Dedi Mulyadi Soal Reaktivasi 11 Jalur KA Bikin Warga Khawatir, Rumah Mereka Terancam

Gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk reaktivasi 11 jalan Kereta Api membuat sejumlah warga khawatir. Rumah mereka terancam.

Tribun Jabar
REAKTIVASI JALAN KA - Ilustrasi Kereta Api. Gebrakan Dedi Mulyadi Soal Reaktivasi 11 Jalur KA Bikin Warga Khawatir. 

SURYA.co.id - Gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk reaktivasi 11 jalan Kereta Api membuat sejumlah warga khawatir.

Pasalnya, rumah mereka terletak di sekitar rel tersebut.

Rencana ini menuai pro dan kontra di masyarakat, terutama di kalangan warga yang tinggal di sepanjang jalur tersebut.

Mereka khawatir akan kehilangan tempat tinggal akibat proyek tersebut.

Salah satu kawasan yang terdampak adalah Kampung Ciluncat, Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

Warga yang telah bertahun-tahun membangun rumah di atas rel kereta api kini mulai merasa cemas setelah mendengar rencana aktivasi jalur KA Bandung-Ciwidey.

Baca juga: Usai Dituntut Driver Ojol, Dedi Mulyadi Diadang Sejumlah Sopir Taksi Puncak Bogor, Ngadu Soal Ini

Ketua RT 07/RW 01, Dadan Rustandi (42), menyatakan bahwa warganya mulai resah dengan rencana tersebut.

"Kalau warga sebenarnya sudah mulai resah semuanya. Soalnya kata informasi yang beredar, lima tahun ke depan mau dijalankan lagi (jalur KA Bandung-Ciwidey). Jadi warga sudah resah, semua resah," ungkap Dadan saat ditemui pada Jumat (18/4/2025), melansir dari Kompas.com.

Selama hampir 18 tahun tinggal di kampung tersebut, banyak warga telah mendirikan bangunan permanen maupun semi permanen.

Bahkan, ada rumah yang dibangun di atas jalur kereta api, dan beberapa di antaranya masih memiliki rel kereta api di dalam rumah mereka.

Dadan menjelaskan bahwa hampir seluruh warga di RT 07/RW 01 membangun rumah di atas jalur rel kereta api yang telah lama tidak beroperasi. Jalur rel kereta api tersebut juga dimanfaatkan oleh warga sebagai jembatan transportasi.

Mereka menutupi rel dengan beton dan semen, sehingga jalur tersebut berfungsi sebagai fondasi yang kokoh.

Namun, banyak jalur rel yang terputus karena sudah ada bangunan di atasnya, dan ada pula yang dijadikan jalan setapak untuk aktivitas sehari-hari warga.

Jika rencana aktivasi KA Bandung-Ciwidey dilanjutkan, sekitar ratusan warga di Kampung Ciluncat, khususnya yang terancam kehilangan tempat tinggal, akan terdampak.

"Di sini Kepala Keluarganya (KK) ada sekitar 60. 

Kalau ditambah dengan warga yang ngontrak, ada sekitar 70-an KK. Jika dihitung jiwa, mungkin lebih dari 200 orang," tambah Dadan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Tak Ragu Aktifkan Lagi 11 Jalur Kereta Api di Jabar, Padahal Anggaranya Rp 20 Triliun

Selain bangunan rumah, satu fasilitas umum, yaitu masjid, juga terancam tergusur.

Meskipun demikian, Dadan dan warga lainnya tidak sepenuhnya menolak rencana tersebut.

Mereka memahami bahwa jalur kereta api dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Jawa Barat, namun mereka juga menuntut keadilan dan kemanusiaan.

"Kami sebagai warga, sebenarnya tidak apa-apa mau dijalankan kembali (KA Bandung-Ciwidey), asalkan pemerintah tidak menelantarkan masyarakat. Yang penting kami ada hunian lagi, tidak masalah mau kecil juga," tegas Dadan.

Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh Iim (36), warga Kampung Cibeureum Jati, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.

Dia mengaku cemas jika rencana tersebut benar-benar dilaksanakan, karena jalur kereta di tempat tinggalnya sudah dijadikan rumah sekaligus tempat usaha.

"Sebetulnya boleh saja (jalur KA Bandung-Ciwidey) kembali diaktifkan, tapi saya bingung nanti usaha di mana lagi.

Soalnya, pasti bangunan ini dibongkar," ucap Iim.

Iim telah tinggal di atas jalur rel kereta api tersebut selama lebih dari 15 tahun bersama suami dan anak-anaknya.

"Anak saya yang kedua, yang masih SD, bahkan bilang ke saya, gimana kalau kita diusir, tinggal di mana. Saya bingung harus jawab apa.

Jadi kalaupun rencana itu ada, harapannya, pemerintah menyiapkan tempat tinggal buat kita," tambahnya.

Gebrakan Dedi Mulyadi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memang tak ada hentinya melakukan gebrakan baru untuk kemajuan wilayahnya.

Meski kebijakan tersebut memakan biaya yang cukup besar.

Seperti baru-baru ini, Dedi Mulyadi tak ragu mengaktifkan kembali 11 jalur kereta api di Jawa Barat.

Padahal anggarannya sangat fantastis, yakni mencapai Rp 20 triliun.

Dedi sudah menyelenggarakan rapat bersama jajaran PT KAI dan juga Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membahas reaktiviasi jalur-jalur kereta yang akan kembali dihidupkan.

"Siap-siap jalur kereta api di Jawa Barat aktif lagi," tulis Dedi Mulyadi dalam keterangan video yang dibagikannya di Instagram @dedimulyadi71.

Dalam unggahannya hari ini, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memperlihatkan suasana rapat dengan jajaran PT KAI dan Kemenhub.

"Kita baru selesai rapat dengan Kementerian Perhubungan dengan PT KAI jadi di Jawa Barat ini ada 11 jalur kereta yang akan segera direaktivasi," ungkap kepala daerah berusia 54 tahun tersebut.

Lokasi jalur kereta yang nantinya akan kembali diaktifkan di antaranya Banjar - Cijulang, Garut - Cikajang, Rancaekek - Tanjungsari, Cipatat - Padalarang, Bandung - Ciwidey dengan total anggaran sekitar Rp20 triliun. 

Selain itu juga akan dilakukan pengembangan KRL yang terintegrasi ke Karawang, Cikarang, Purwakarta hingga kawasan industri Subang.

"Dengan total pembiayaan kurang lebih sekitar Rp20 triliun semuanya kalau dengan jalur KRL, semoga pikiran dan gagasan ini terwujud," jelas pria yang disapa KDM tersebut.

Gubernur Jabar berharap ke depan Jawa Barat dapat terkoneksi dengan jalur kereta api yang bisa melewati alam yang indah, gunung yang hijau, sawah yang terhampar luas, laut yang bergemuruh dengan ombaknya.

"Pokoknya lima tahun ke depan Jawa Barat Istimewa," harap Dedi Mulyadi.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved