Berita Viral

Besaran Gaji Mardigu Wowiek Usai Ditunjuk Dedi Mulyadi Jadi Komisaris Utama Independen Bank BJB

Segini besaran gaji Mardigu Wowiek Prasantyo alias Bossman Mardigu yang ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Utama Independen Bank BJB.

Twitter
KOMUT BANK BJB - Mardigu Wowiek yang Ditunjuk Dedi Mulyadi Jadi Komisaris Utama Independen Bank BJB. 

SURYA.co.id - Segini besaran gaji Mardigu Wowiek Prasantyo alias Bossman Mardigu yang ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Utama Independen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB).

Berdasarkan Laporan Tahunan 2024 Bank BJB, remunerasi atau penghasilan Dewan Komisaris mengacu pada Peraturan OJK Nomor 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum serta Surat Edaran (SE) OJK Nomor 40/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum.

Pemberian remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris Bank BJB dihitung menggunakan formula yang ditetapkan dalam RUPS. Setiap anggota Komisaris berhak mendapatkan sejumlah kompensasi yang diberikan secara bulanan. 

Dewan Komisaris juga berhak menerima tantiem atau insentif berdasarkan kinerja dan pencapaian bank dengan besaran yang ditentukan dalam RUPS.

Tak hanya itu, Dewan Komisaris juga berhak memperoleh tunjangan pada saat yang bersangkutan tidak lagi menjabat sebagai manajemen kunci.

Baca juga: Rekam Jejak Bossman Mardigu yang Ditunjuk Dedi Mulyadi Jadi Komisaris Utama Bank BJB

Adapun komponen remunerasi bagi Dewan Komisaris terdiri dari:

Honorarium untuk Komisaris Utama Independen sebesar 60 persen dari Direktur Utama, sedangkan anggota Dewan Komisaris sebesar 50 persen dari Direktur Utama.

Tantiem untuk Komisaris Utama Independen dan Komisaris Independen diberikan seluruhnya langsung dalam bentuk tunai, serta Komisaris diberikan 3 persen dalam bentuk saham dan sisanya diberikan tunai secara langsung.

Tunjangan hari raya (THR) keagamaan untuk Dewan Komisaris diberikan THR sebesar dua kali honorarium.

Fasilitas kendaraan disediakan bank dan dapat dimiliki.

Fasilitas jamuan makan.

Tunjangan hari tua.

Tunjangan pakaian dinas diberikan satu tahun sekali.

Uang penghargaan diberikan sesuai masa jabatan.

Tunjangan perjalanan dinas diberikan sebesar 75 persen dari dinas Direksi Bank BJB.

Asuransi jabatan diberikan sebesar US$ 70.000 untuk Direktur Utama dan bagi Dewan Komisaris sesuai dengan formula gaji.

Fasilitas kesehatan, termasuk bagi suami/istri dan anak dalam tanggungan maksimal tiga orang, baik di dalam maupun luar negeri, serta pemeriksaan kesehatan atau medical check-up (MCU).

Fasilitas rumah dinas dan penginapan.

Fasilitas komunikasi sebanyak dua perangkat.

Insentif prestasi kerja diberikan sesuai dengan ketentuan bank.

Bantuan perlindungan hukum diberikan sesuai dengan plafon.

Adapun pada tahun buku 2024, Bank BJB mengeluarkan anggaran sebesar Rp 108.110.000.000 untuk keseluruhan remunerasi 10 orang Dewan Komisaris. Struktur remunerasi yang dimaksud terdiri dari gaji, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura. 

Selain itu, perusahaan juga menggelontorkan biaya fasilitas lain dalam bentuk natura untuk 10 orang Dewan Komisaris sebesar Rp 2.275.000.000. Komponen fasilitas lainnya tersebut meliputi perumahan, transportasi, asuransi, dan sebagainya, baik yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.

Dengan demikian, paket remunerasi dan fasilitas yang diterima oleh 10 orang anggota Dewan Komisaris Bank BJB mencapai Rp 110.385.000.000. Apabila diasumsikan setiap orang menerima jumlah yang sama rata, maka penghasilan setiap anggota Dewan Komisaris mencapai Rp 11.038.500.000 per tahun atau sekitar Rp 919.875.000 per bulan.

Sebelumnya, Bossman Mardigu mendadak jadi sorotan, setelah ditujuk secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjadi Komisaris Utama Independen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB).

Selain Bossman Mardigu, Dedi Mulyadi juga menunjuk Helmy Yahya sebagai Komisaris Independen PT Bank BJB.

Penunjukan Bossman Mardigu dan Helmy Yahya diumumkan langsung oleh Dedi Mulyadi, setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Bank BJB di Menara BJB, Jalan Naripan, Kota Bandung, pada Rabu (19/4/2025).

Mendapatkan kepercayaan ini, Bossman Mardigu mengaku berkomitmen membawa Bank BJB ke arah yang lebih baik.

"Ini adalah komitmen yang menarik karena kita harus membuktikan bahwa teori atau keilmuan atau kepandaian kita itu harus ada tempat untuk dipraktekkan. Dan KDM menantang saya, menantang kami untuk bisa mempraktekan itu di Jawa Barat," ujar Bosman usai RUPS dikutip dari Kompas.com.

Rekam Jejak Bossman Mardigu

Mardigu Wowiek Prasantyo atau lebih dikenal sebagai Bossman Mardigu adalah pengusaha asal Indonesia, yang aktif di media sosial Instagram dan YouTube.

Melansir Wikipedia, pria kelahiran Madiun Jawa Timur pada 1960-an itu merupakan pendukung konsep MMT (Modern Monetary Theory), yang menurutnya dapat mengurangi ketergantungan negara terhadap dolar AS. 

Ia mengusulkan menciptakan mata uang baru "Dinar" dengan underlaying emas, sehingga nilainya lebih stabil.

Selain menjadi pengusaha, Mardigu Wowiek juga seorang pengamat terorisme, ia mengklaim telah mewawancarai sekitar 400-an orang anggota teroris.

Di pemerintahan Indonesia, ia juga sempat "mengaku" menjadi pembantu staf ahli kementerian dari tahun 2014 hingga tahun 2019. 

Ia juga memperkenalkan dirinya sebagai seorang filantropi dengan program Rumah Yatim Indonesia yang memiliki 1000 santri.

Mardigu merupakan seorang anak perwira militer di Angkatan Udara. 

Pada masa kecil dan Remaja, Mardigu terpaksa berpindah-pindah sekolah, karena harus mengikuti orang tuanya yang dinas militernya dipindahkan dari satu kota ke kota lainnya. 

Panggilan Sontoloyo sendiri berasal dari sebutan kakeknya yang memiliki sebuah pesantren. 

Dari kecil Mardigu sudah dikenal sebagai sosok yang kritis. 

Sampai-sampai dia menanyakan hal yang tidak bisa dijawab oleh kakeknya yang memiliki pesantren tersebut. 
Dan kakeknya memberi nama Sontoloyo kepada Mardigu, karena pertanyaannya yang dianggap aneh. 

Pada saat SD orang tua Mardigu ditempatkan di Palembang, Sumatera Selatan. 

Kemudian pada saat kelas lima SD, orang tua Mardigu kembali dipindahtugaskan ke Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Kemudian saat SMA, Mardigu pindah ke DKI Jakarta.

Saat kuliah, Mardigu kuliah dengan jurusan Psikologi Bisnis di San Fransisco State University, California, Amerika Serikat. 

Setelah menyelesaikan S1 selama kurang lebih 4 tahun, Mardigu kembali melanjutkan pendidikannya dengan jurusan Criminal Minds and Forensic Investigation atau jurusan yang mempelajari tentang para penjahat dan penyelidikan kasusnya. 

Kemudian pada tahun 2001, Mardigu kembali ke Indonesia dan sempat berdinas di Salah satu institusi militer tinggi di Indonesia. 

Tidak lama berdinas disalah satu Dinas Rahasia Militer Indonesia, Mardigu terpaksa dicopot dari ikatan dinasnya karena bidang dan jurusan yang ia tekuni. 

Baca juga: Jenderal Purnawirawan Kopassus: Prabowo Danjen Kopassus Pertama yang Jadi Presiden RI

Kemudian Mardigu terjun ke dunia bisnis. Pada awal kariernya, dia sempat bekerja sebagai seorang bangkir di salah satu bank ternama. 

Pada tahun 1996, Mardigu diketahui telah memiliki beberapa badan usaha. 

Salah satunya yaitu Money Changer, kapal angkut barang tambang di Kalimantan.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved