Berita Viral

Pantas Dedi Mulyadi Tak Menyerah Bikin Gebrakan Baru hingga Ditantang GRIB Jaya Jabar, Ini Tujuannya

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memang dikenal sering membuat gebrakan baru yang ramai jadi sorotan. Ia tak menyerah meski sering pro dan kontra.

Tribun Jabar/Gani Kurniawan
GEBRAKAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pidato di hadapan pegawai Pemda Provinsi Jawa Barat saat Halalbihalal Idul Fitri 1446 H di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/4/2025). 

Melalui gerakan ini, Dedi berharap seluruh elemen masyarakat turut berperan aktif dalam memuliakan para ibu, yang selama ini menjadi pilar keluarga dan masyarakat.

Menyemarakkan program ini, Dedi Mulyadi mengundang ribuan ibu di Cianjur untuk mempadati Pendopo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur di Jalan Siliwangi, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.

Ribuan ibu khususnya yang hidup dalam kondisi kurang beruntun datang ke Pendopo Cianjur untuk menghadiri kegiatan program 'Nyaah Ka Indung' yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

2. ASN Dituntut kerja taktis

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, lagi-lagi membuat gebrakan baru di kalangan ASN Pemprov Jawa Barat.

Dedi meminta agar kerja ASN lebih taktis dalam membantu masyarakat.

Ia meminta ASN untuk terjun langsung dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat.

Pernyataan ini disampaikan Dedi dalam acara halal bi halal dengan ASN di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, pada Selasa (8/4/2025). 

Dedi menilai, selama ini ASN cenderung bekerja di balik meja dan jarang terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah yang dialami oleh masyarakat.

"Harus ada perubahan besar dalam pola kerja ASN Jabar. Bukan lagi sebagai pekerja administratif tetapi mampu bekerja taktis dengan membantu masyarakat," ujarnya, melansir dari Kompas.com.

Ia menekankan bahwa ASN merupakan pelayan masyarakat yang digaji dari pajak warga, sehingga keberadaan mereka harus dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yang membutuhkan.

"Saya ingin Pemprov Jabar (ASN) itu taktis, tidak hanya bersifat administratif," kata Dedi.

Sebagai contoh, Dedi menyebutkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang seharusnya tidak hanya mengkalkulasi data tentang pemberdayaan perempuan dan anak.

"Namun pada kenyataannya, hingga saat ini masih banyak anak yang putus sekolah, bahkan ada yang berjualan di sudut-sudut jalan Kota Bandung saat jam sekolah," tambahnya.

Menurutnya, hal ini harus segera ditangani oleh dinas tersebut, terutama karena dana anggaran untuk penyelesaian masalah itu sudah dianggarkan dan seharusnya sudah memberikan dampak positif.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved