SURYA Kampus
Dukung Pendidikan Inklusif, Guru Besar ITS Kembangkan Teknologi Pembelajaran Adaptif Berbasis AI
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),Prof Dr Ir Umi Laili Yuhana SKom MSc mengembangkan pembelajaran untuk pendidikan inklusif
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),Prof Dr Ir Umi Laili Yuhana SKom MSc mengembangkan pembelajaran untuk pendidikan inklusif menggunakan teknologi pembelajaran berbasis Artificial Intelligence (AI).
Lewat pendekatan rekayasa perangkat lunak, Prof Yuhana menciptakan sistem pembelajaran adaptif yang mampu menyesuaikan materi dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa.
Teknologi ini tidak hanya fokus pada efisiensi proses belajar, tetapi juga dirancang untuk membentuk karakter dan meningkatkan keterampilan siswa di tengah maraknya permasalahan seperti kecanduan gawai dan rendahnya fokus belajar.
“Inovasi teknologi dalam pendidikan tidak boleh hanya soal efisiensi, tapi harus punya dampak pada karakter dan daya saing siswa,” ujar Yuhana saat menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak sebagai Katalis Inovasi Digital untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan.
Dalam penjelasannya, Yuhana menyebut sistem yang dikembangkannya mengintegrasikan berbagai metode analisis seperti Classical Test Theory, Rasch Model, serta Adaptive and Branching Method untuk menyusun soal dan aktivitas belajar yang lebih akurat.
“Metode ini membuat sistem bisa menyeleksi soal secara otomatis sesuai kapasitas siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih personal dan inklusif,” paparnya.
Dua aplikasi utama yang dihasilkan dari riset ini adalah AUGGO dan I-Assessment.
AUGGO menggunakan teknologi Augmented Reality untuk membantu siswa sekolah dasar memahami konsep bangun ruang secara visual dan praktis.
Sementara itu, I-Assessment merupakan aplikasi ujian daring berbasis Android yang secara otomatis mengevaluasi kemampuan siswa secara objektif dan akurat.
Tak hanya menyasar dunia pendidikan dasar, inovasi ini juga diperluas ke lingkungan ITS melalui pengembangan MyITS WorkTime untuk pencatatan jam kerja pegawai dan MyITS Single Sign On (SSO) yang menyederhanakan akses layanan kampus dalam satu akun.
“Kami ingin teknologi ini hadir tidak hanya di ruang kelas, tapi juga menjadi solusi manajerial dalam ekosistem kampus,” tambahnya.
Melalui berbagai inovasi tersebut, Yuhana berharap dapat mendorong keterlibatan lebih banyak pihak dalam mewujudkan pendidikan berkualitas.
“Kerja sama antarsemua lini harus digalakkan agar siswa memiliki fasilitas yang mumpuni dengan kemudahan dalam mengakses segala informasi,” tutup perempuan asal Tulungagung tersebut.
BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Perjuangan Roihan Kuli Angkut Diterima di Unesa, Guru SMA Patungan Demi Bantu Biaya Kuliah |
![]() |
---|
PTN BH dan Universitas Asing Bertambah, PTS Hadapi Tantangan Berat Raih Mahasiswa Baru |
![]() |
---|
Ksatria Muda Unair akan Taklukkan Gunung Arjuno Demi Kontribusi Hijau |
![]() |
---|
FKG Unair Gandeng Pemkab Pasuruan dan PDGI, Edukasi Kesehatan Gigi dan Penanganan Bibir Sumbing |
![]() |
---|
Perjuangan Ulin Nuha, Mahasiswa UGM Akhirnya Dapat Beasiswa di Jepang Setelah Gagal Seleksi 3 Kali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.