SURYA Kampus

Kisah Perjuangan Suami Istri Lulus Doktor Bareng-bareng di ITS, Sempat Sakit Jalani 7 Kali Operasi

Beginilah kisah perjuangan suami istri yang berhasil lulus doktor bareng-bareng di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

ITS
WISUDA BARENG - Dr Hanugra Aulia Sidharta ST MMT bersama sang istri Dr Diah Risqiwati ST MT seusai penyerahan ijazah di Wisuda ke-131 ITS. 

SURYA.co.id - Beginilah kisah perjuangan suami istri yang berhasil lulus doktor bareng-bareng di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Perjalanan studi mereka ternyata tak semulus yang dibayangkan.

Sang suami sempat mengamai sakit di bagian mata dan harus menjalan 7 kali operasi.

Namun, cobaan yang begitu berat tak mematahkan semangat mereka untuk meraih gelar doktor.

Pasangan suami istri (pasutri) dari Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS ini memilih untuk tumbuh bersama serta saling menguatkan di tengah beratnya perjuangan akademik yang dijalani.

Mereka adalah Dr Hanugra Aulia Sidharta ST MMT dan Dr Diah Risqiwati ST MT, yang berhasil dikukuhkan bersama sebagai doktor pada prosesi Wisuda ke-131 ITS, Minggu (13/4/2025).

Sang istri yang akrab disapa Kiki bercerita bahwa ia terlebih dahulu memulai studi doktoralnya di ITS pada tahun 2019 lalu.

Sedangkan sang suami, Hanugra, menyusul setahun kemudian di departemen yang sama.

Pasangan yang dibimbing oleh Prof Dr Ir Mauridhi Hery Purnomo MEng ini memiliki bidang riset yang berbeda, yakni Kiki berfokus pada pengolahan sinyal dan Hanugra pada pengolahan citra.

“Meskipun begitu, kami bisa menjalaninya bersama,” tuturnya sambil tersenyum, melansir dari laman its.ac.id.

Namun, perjalanan yang dilalui pasangan asal Malang ini jauh dari kata mudah.

Pada tahun 2021, Hanugra mengalami kondisi retina yang terlepas dari jaringan (ablasio retina) pada mata kanan. Setahun berselang, mata kirinya pun mengalami hal serupa.

Tujuh kali operasi dan dua tahun masa penyembuhan membuat masa studi keduanya seakan diliputi kabut.

“Saya meyakinkan suami kalau pun ia sulit melihat, saya yang akan menjadi indra penglihatannya,” ungkap Kiki mengenang masa itu.

Dalam melalui kesulitan tersebut, Kiki menjadi pasangan dan rekan seperjuangan bagi Hanugra. Ia menuliskan, menarasikan, dan mendampingi setiap langkah Hanugra, dari mulai membaca jurnal hingga menyiapkan presentasi kandidasi. “Di laboratorium, kami sampai dijuluki Habibie dan Ainun,” imbuh dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini tertawa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved