Perawat Tewas Bersama Kekasih
Gelagat Pengusaha LH Sebelum Tewas Bareng Perawat NA di Kamar Kos Surabaya, Siapkan Resepsi Besar
Terungkap gelagat LH (28) sebelum tewas bersama perawat NA (31)di kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Terungkap gelagat LH (28) sebelum tewas bersama perawat NA (31)di kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025).
Ternyata beberapa jam sebelum kejadian tragis itu, LH yang seorang mahasiswi magister hukum di kampus swasta Surabaya ini sempat nongkrong dengan teman-temannya di sebuah warkop kawasan Kelurahan Margorejo, Wonocolo, Surabaya.
Hal ini diakui teman dekat korban LH, Hamdan Muafi (29), saat ditemui sury.co.id di balai pertemuan kawasan Wonocolo, Surabaya, pada Jumat (11/4/2025) siang.
Dikatakan, dia nongkrong bersama LH pada Rabu (9/4/2025) sekira pukul 16.00 WIB.
Dia mengaku tidak memiliki firasat apapun dari gelagat LH saat itu.
Baca juga: Gelagat NA Perawat yang Tewas Bareng Kekasih di Kamar Kos Surabaya, Ada Jarum Suntik dan Bekas Ampul
"Sama sekali gak ada. Karana saya terakhir kali komunikasi dengan dia, saya berpisah dari tongkrongan ngopi jam 16.00 rabu, dan besoknya dia sudah gak ada," katanya.
Dikatakan Hamdan Muafi, selama ini komunikasi dia dengan LH yang asli Palenggaan, Pamekasan sangat baik.
"Bahkan saat momen mudik lebaran. Dia selalu tanya ke saya; kapan balik ke Surabaya. Saya kan mudik di Madura. Dia tanya saya kapan balik ke Surabaya, biar bisa ngopi," tambahnya.
Muafi menyebut LH selain menjadi mahasiswa S2 juga menjadi pengusaha dan pekerja kreatif desain.
Disinggung hubungan LH dengan NA, sang perawat yang meninggal bersamanya, Muafi mengungkap fakta mengejutkan.
Dikatakan LH dan NA ternyata sudah menikah siri tahun 2024.
Pernikahan siri itu dilakukan di kediaman NA di Mantup, Kabupaten Lamongan, pada November 2024 silam.
Dan, semenjak saat itu, keduanya memutuskan tinggal bersama di kosan yang menjadi lokasi kejadian perkara tersebut.
"(Nikah siri) Sejak November 2024. Iya (sejak saat itu mereka tinggal bersama). Sebelum itu, dia tinggal sama kita, teman-teman kita. Ada yang namanya Faisol, ada Muslim. Lalu saat dia nikah siri, akhirnya pindah tempat tinggal dia pindah dengan istrinya," ujarnya.
Namun, lanjut Muafi, sebelum menikah secara siri, keduanya sudah menjalin hubungan asmara selama kurun waktu dua tahun.
Bahkan ia juga mengetahui jika Korban NA berprofesi sebagai perawat melalui cerita yang disampaikan Korban LH semasa hidup.
Termasuk melihat konten medsos pribadi milik Korban LH yang mengekspos kemesraan hubungan mereka secara berkala. Seperti saat keduanya sedang berkunjung ke tempat wisata atau tempat tongkrongan.
"Sudah 1,5-2 tahun. Saya juga tahu kalau profesi si ceweknya juga perawat. Sering dibuat story dan segala macam. Suka diajak jalan-jalan," jelasnya.
Muafi menambahkan, berdasarkan informasi yang pernah didengarnya dari Korban LH, bahwa keduanya telah merencanakan menggelar resepsi pernikahan dalam waktu dekat pada tahun 2025.
Hanya saja, ia tidak mengetahui secara pasti tanggal dan waktu pelaksanaan pernikahan mereka.
Ia menambahkan, Korban LH sudah berusaha mempersiapkan pelaksanaan pernikahan tersebut, sejak beberapa waktu lalu. Termasuk menabung untuk keperluan pesta dan hal ikhwalnya.
"Selanjutnya, curhat teman saya ini, sehari sebelum kejadian, bahwa teman saya ini akan melangsungkan pernikahan secara besar-besaran. Artinya dia mau menikah, dan sudah mendapatkan tanggal yang bagus, tahun ini. Tapi saya enggak tahu detailnya. Dan dia sudah menabung agar dapat menikah tahun ini," ungkapnya.
Muafi mengaku terkejut ketika mendengar kabar meninggalnya LH.
Muafi diutus oleh kerabat korban LH di Pamekasan untuk memeriksa jenazah yang dievakuasi ke kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya.
Setelah melihat langsung ciri-ciri jenazah, ternyata memang benar bahwa jenazah tersebut merupakan jenazah temannya Korban LH.
"Baru setelah itu, ada keterangan dari pihak keluarga minta saya untuk dicarikan informasi lebih lanjut; apakah ini berita ini benar korban adalah keluarga mereka," katanya.
Akhirnya, saya cek, melalui beberapa media. Ciri-cirinya benar, dan memang saya tahu juga si cewek. Setelah saya selidiki, ternyata 90 persen mirip, setelah itu, saya ke RS Bhayangkara untuk memastikan," tambahnya.
Muafi mengaku terpukul mendapati kenyataan tersebut bahwa sang teman dekat yang sudah dianggapnya sebagai keluarganya harus bernasib nahas seperti itu.
Hingga jenazah diserahkan oleh pihak kepolisian kepada pihak keluarga para korban di Kompartemen Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada pukul 00.00 WIB, pada Jumat (11/4/2025), dia belum mengetahui penyebab meninggalnya kedua orang korban di kamar kosan tersebut.
"Saya terakhir mendampingi sampai di RS Bhayangkara, belum ada informasi apapun. Masih penyelidikan. Lebih lengkap tanya pihak kepolisian," pungkasnya.
Gelagat Perawat NA
Penemuan jenazah NA dan LH ini terungkap setelah kerabat korban, Nur Aprilianti mendatangi kosan tersebut.
Nur Aprilianti mengaku, semula dia ditelpon kakak kandung korban yang tinggal di Kabupaten Lamongan.
Baca juga: Kronologi Perawat Di Malang Tewas Dengan Luka Di Kepala, Dihantam Batu Paving ODGJ
Sang kakak mengungkapkan, NA tak merespons saat ditelpon berulang kali.
Padahal, hari ini, NA dijadwalkan mendampingi proses operasi di RS tempatnya bekerja.
Namun, NA tak kunjung tiba di RS, bahkan sama sekali tidak memberikan informasi apapun berupa surat tertulis ataupun pesan singkat melalui percakapan WhatsApp (WA).
Akhirnya, pihak RS menghubungi kerabat korban NA yang tinggal di Kabupaten Lamongan, untuk melaporkan kabar tersebut.
Akhirnya keluarga di Lamongan meminta Apri yang tinggal di Surabaya, untuk mendatangi kosan korban.
"Mungkin pihak RS menghubungi kakaknya di Lamongan. Lalu kakaknya menghubungi saya untuk memeriksa korban," ungkap Aprilianti sambil sesenggukan saat ditemui di lokasi kejadian.
Nah, setibanya di lokasi, ia mendapati kondisi pintu kamar yang berada di lantai dua bangunan paling ujung Gang XII tersebut, dalam keadaan terkunci rapat.
Berkali-kali ia mengetuk, namun tak kunjung memperoleh jawaban atau respon apapun. Ia memperkirakan kosan tersebut dikunci dari dalam.
Aprilianti berinisiatif menghubungi pihak pengelola kosan, untuk meminta kunci cadangan seraya melaporkan kejadian yang dialami kerabatnya.
Apesnya, pengelola kosan sedang bepergian ke luar kota.
Tak ingin ambil pusing, ia menghubungi tukang penyedia pembuatan kunci cadangan untuk membuat duplikat kunci kosan agar dapat membuka kamar tersebut.
Setelah pintu tukang jasa pembuat kunci cadangan berhasil mencongkel kunci dan membuka pintu kosan tersebut, bak disambar petir di siang bolong, Aprilianti malah mendapati adanya tubuh Korban NA tergeletak menghalangi celah haluan pintu kosan terbuka.
Dan yang membuat ia syok dan tak kuasa menahan sesak dan tangis, tubuh Korban NA tergeletak tak bergerak meskipun beberapa kali coba ia goncangkan untuk membangunkannya.
Apalagi, Korban NA yang tergeletak di lantai kamar kosan itu, berada berdekatan dengan tubuh pacarnya HM (28) yang juga dalam keadaan tak bergerak.
Mendapati ada yang tak beres dengan kondisi kedua korban, Aprilianti lantas bergegas turun ke lantai dasar untuk menelepon beberapa temannya yang tinggal di Surabaya untuk meminta disambungkan kepada tim medis guna melakukan pemeriksaan terhadap kondisi para korban.
"Lalu saya buka pintu, posisi korban menghalangi pintu terbuka. Jadi saya gak bisa buka pintu sampai nge-blak gitu. Lalu saya goyang-goyangin, saya bangunin gak bisa akhirnya saya turun untuk hubungi teman saya untuk telpon ambulan. Karena saya panik banget gak tahu mau ngapain," katanya.
Menurut Aprilianti, dia terakhir kali berkomunikasi dengan korban melalui WhatsApp (WA), pada Jumat (4/4/2025). Saat itu dia berada di rumah keluarga besarnya di Kabupaten Lamongan.
"Gak ada (firasat). Karena kami terakhir ketemu tanggal 5 (April 2025), karena saya saat itu di Lamongan. Dia otw (on the way atau menuju) ke Lamongan. Lalu malamnya balik ke Surabaya lagi," ungkapnya.
Berdasarkan pengakuan Aprilianti mengungkapkan, Korban NA terakhir kali berkomunikasi melalui chatting dan telpon WA sejak semalam, yakni sekitar pukul 21.30 WIB, pada Rabu (9/4/2025).
"Kalau keluarga Lamongan, ditelpon tadi. Pihak keluarga di Lamongan masih chatan dan telpon jam 9 malam, dengan korban," jelasnya.
Korban Suka suntik tubuh sendiri
Ditemukan alat bekas suntikan beserta beberapa tabung ampul bekas wadah cairan obat di dekat jasad NA dan HL.
Temuan itu diketahui Nur Aprilianti dari polisi.
Alat suntik dan beberapa ampul obat tersebut tergeletak di dekat jasad kedua korban yang berbeda posisinya.
Artinya, alat suntik tersebut tidak sedang dalam keadaan menancap pada bagian tubuh kedua korban.
Jasad Korban LH dalam posisi terlentang. Sedangkan, Jasad Korban NA tergeletak dalam keadaan tertelungkup di dekat bagian tubuh sisi bawah pacarnya.
Saat disinggung isi, jenis dan takaran ampul obat tersebut, Aprilianti mengaku, tidak mengetahuinya.
"Diinfoin cuma ada suntikan di sampingnya. Ada jarumnya. Katanya ada, beberapa ampul. 1 atau 2 ampul. Tapi gak tahu obatnya apa. Itu tabung cairan obat," ujarnya saat ditemui awak media di depan lokasi kejadian.
Untuk apa suntik dan cairan obat tersebut, Aprilianti mengaku tidak tahu.
Namun, setahu Aprilianti, Korban NA tidak sedang menderita sakit kronis yang kerap kambuh secara berkala.
Hanya saja, ia mengetahui kebiasaan Korban NA yang kerap melakukan metode perawatan medis secara mandiri tatkala kondisi kesehatannya sedang drop.
Yakni, Korban NA bakal menyuntikkan cairan obat tertentu, atau melakukan infus cairan obat kepada tubuhnya sendiri.
Sejauh ini, Aprilianti menganggap, kebiasaan yang dilakukan sepupunya itu masih terbilang wajar, mengingat latar belakang pendidikan dan profesi dari Korban NA sendiri merupakan perawat.
"Dia perawat, jadwal kerjanya padat. Jadi misalnya sakit gitu. Jadi dia infus sendiri, suntik sendiri gitu, kayak gitu aja sih. Mungkin karena sudah lama enggak satu kos jadi jarang nengokin ke sini, sama-ama sibuk juga," pungkasnya.
Sementara itu, Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi tidak menjelaskan secara detail mengenai sejumlah temuan barang bukti di dekat jasad kedua korban yang tergeletak di kamar kosan tersebut.
Termasuk, juga mengenai temuan adanya alat suntik serta dua botol ampul yang teronggok di dekat jasad keduanya. Ia enggan membeberkannya, dan lebih menunggu hasil akhir dari proses olah TKP dan autopsi kedua jasad korban di Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya.
"Untuk itu kami masih menunggu hasil. Kami belum bisa menyampaikan," ujar Haryoko, disela mendampingi Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP.
Perawat Tewas di Surabaya
Perawat Tewas Bersama Kekasih di Surabaya
Perawat Tewas Bersama Kekasih
Sejoli Tewas di Surabaya
Perawat dan Pengusaha Tewas
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
| UPDATE Sosok Pengusaha LH Sebelum Tewas Bareng Perawat NA di Kamar Kos Surabaya, Dikenal Humoris |
|
|---|
| Beda Gelagat Perawat NA dan Pengusaha LH Sebelum Tewas di Kamar Kos Surabaya, Sempat Curhat Ini |
|
|---|
| Penyebab Perawat NA dan Pengusaha LH Tewas di Kamar Kos Surabaya, Hubungan Mesra tapi Ada Barang Ini |
|
|---|
| Aktivitas Perawat yang Tewas Bersama Kekasih di Kos Surabaya, Ada Misteri Jarum Suntik di Kamar |
|
|---|
| Keinginan NA Perawat dan Pengusaha Sebelum Ditemukan Tewas di Kamar Kos Surabaya, Dipersiapkan Lama |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.