Farel Yuda Kusuma, Pelajar Jombang yang Eksis Produksi Wayang Kulit Hingga Jadi Dalang

Farel Yuda Kusuma (18) remaja asal Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang mengisi aktivitas di luar sekolah

SURYA.co.id/Anggit Pujie Widodo
PELAJAR PRODUKSI WAYANG - Farel Yuda Kusuma (18) remaja Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menunjukkan hasil produksi wayang kulit yang ia buat pada Jumat (11/4/2025). Berkecimpung di dunia wayang sejak umur 7 tahun. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG -  Farel Yuda Kusuma (18) remaja asal Kelurahan Kaliwungu, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang punya cara unik untuk mengisi aktivitas di luar sekolah.

Salah satunya adalah dengan memproduksi wayang kulit. Sangat jarang ditemui, remaja yang masih duduk di bangku sekolah mau untuk melestarikan budaya seperti Wayang Kulit seperti Farel..

Sejak usia 7 tahun, Farel memang sudah punya ketertarikan dengan bentuk serta filosofi yang terkandung dalam wayang.

Berawal dari suka, secara bertahap Farel juga belajar membuat wayang dari tangannya sendiri.

Farel saat ditemui di kediamannya pada Jumat (11/4/20205) mengatakan jika ia sudah mengenal wayang sat duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD) tepatnya di tahun 2013.

Semua berawal dari sebuah Pepak Bahasa Jawa yang memuat gambar wayang yang seketika menarik perhatian Farel.

"Ada gambar wayang di buku Pepak bahasa Jawa yang menurut Ayaang menarik. Terutama dari bentuknya yang sangat unik," ucap siswa SMAN 3 Jombang ini.

Mencintai seni wayang kulit dipupuk Farel sendiri. Ia tidak memiliki darah seni dari kedua orang tuanya, namun ada darah seni yang mengalir dari kakek Farel.

Di mana kakek Farel dulunya adalah seorang pengrawit atau penabuh gamelan.

Ketertarikannya itu membuat Farel semangat untuk belajar sendiri tentang wayang. Secara otodidak ia belakang dan terus mencari referensi melalui internet serta buku-buku seputar wayang.

Belajar dari kelas 1, hingga saat ia duduk di bangku kelas 4 SD, Farel mulai mendalami pembuatan wayang bahkan memulai usaha untuk menjual wayang yang ia buat dari bahan dasar karton.

"Saya buat wayang ini sendiri, belajar dari internet dan buku-buku seputar wayang. Saya buat karena hobi, tapi kalau ada yang tertarik saya bisa menerima pesanan," ujarnya.

Sering berjalannya waktu, produksi wayang Farel kini dikenal dengan nama  KF Productions yang memasarkan karya-karyanya melalui platform media sosial Instagram.

Tak hanya mahir membuat wayang, Farel juga terampil dalam setiap pementasan seni meskipun belum pernah tampil penuh sebagai dalam wayang kulit.

Ia menceritakan, dirinya pernah mengisi kegiatan di sekolah dan memainkan peran sebagai dalang dan didukung oleh rekan-rekan sebagai pengiring musik Karawitan.

"Kalau di sekolah saya memang ikut ekstrakurikuler Karawitan. Jadi memang saya lebih banyak belajar tentang musik dan seni pertunjukkan kalau di sekolah," ungkapnya.

Mendalami seni wayang kulit kini sudah menjadi hobi yang ia dalam setiap hari.

Motivasi lain yang membuat Farel ingin terus membudayakan wayang tetap eksis adalah cerita-cerita dalam pewayangan, terutama Lakon Pandawa Sukur atau Sesaji Rajo Joyo.

Cerita tersebut mengisahkan tentang keberhasilan Pandawa dalam membangun sebuah negara dan mengadakan sesaji yang sangat penuh nilai moral mengingatkan tentang kebijaksanaan dan teguh nya pendirian.

Masih duduk di bangku sekolah tidak membuat Farel malu dengan kecintaannya terhadap seni wayang kulit di mana saat remaja seusianya asik dengan handphone dan aktivitas modern lainnya, Farel tetap konsisten dengan wayangnya.

Farel mengaku melihat sebuah keindahan dalam seni tradisional wayang sebagai terapi menenangkan jiwa.

"Wayang bagi saya bukan hanya bentuk. Tapi punya nilai estetika dan ada pesan moral dalam setiap penceritaan setiap karakternya," bebernya.

Usianya yang tergolong masih sangat muda tidak mengendorkan semangatnya untuk terus melestarikan budaya Jawa. Ia pun punya harapan besar agar remaja lainnya juga terpantik untuk ikut melestarikan kesenian Jawa lainnya.

Sebagai anak muda yang sudah mulai menjalani profesinya di dunia wayang, Farel berharap bisa terus mengembangkan keterampilannya dan menjadikan seni tradisional ini sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.

Saat ini, Farel sudah proses menjelang lulus SMAN 3 Jombang dan melanjutkan pendidikanya di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) jurusan Sendratasik, sambil terus mengembangkan karya-karyanya dalam dunia seni pewayangan.

"Saya ingin terus belajar dan tidak ingin cepat puas. Semakin banyak saya tahu, bisa jadi ada ilmu lain yang tidak saya ketahui dan itu tugas saya untuk terus belajar dan mencari tahu," pungkasnya. 

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved