Kucurkan BOPDA Rp 500 Miliar Per Tahun, Pemkot Surabaya Prioritaskan Bantu Sekolah-Sekolah Lama

Anggaran pendidikan Kota Surabaya yang digunakan untuk Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) meningkat setiap tahunnya.

surya/Bobby Constantine Koloway (Bobby)
WALI KOTA IKUT SENAM - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengikuti kegiatan senam di salah satu sekolah saat meninjau proses pembelajaran. Wali Kota Eri menegaskan bantuan operasional sekolah akan memprioritaskan sekolah-sekolah lama. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memperketat bantuan untuk sekolah baru. Hal ini untuk memastikan sekolah lama terus bisa meningkatkan kualitas pendidikan.

Kebijakan tersebut diambil setelah melalui beberapa evaluasi. Di antaranya, semakin berkurangnya jumlah siswa di sekolah pada tiap proses penerimaan murid baru. 

"Sering saya sampaikan, saya tidak pernah membantu sekolah yang baru, melainkan akan membantu sekolah yang lama" kata Cak Eri ketika dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (30/4/2025).

"Kenapa jumlah murid selalu berkurang? Karena (pendirian) sekolah tidak terkontrol. Akhirnya, tidak pas jaraknya (masing-masing sekolah)," kata Cak Eri.

Acap kali, sebuah sekolah berdiri tidak jauh dengan sekolah lain. Selain membuat lokasi sekolah tidak merata, juga menyebabkan sebaran jumlah siswa tidak sama. "Pada satu wilayah itu, ada yang jumlah siswanya banyak, ada yang tidak banyak," katanya.

Hingga saat ini jumlah SD di Surabaya mencapai 664 lembaga (284 lembaga negeri dan 380 lembaga swasta). Sedangkan untuk jumlah SMP, Surabaya memiliki 330 lembaga (63 lembaga negeri dan 267 lembaga swasta).

Pertimbangan lainnya, APBD Surabaya juga terbatas. Anggaran pendidikan Kota Surabaya yang digunakan untuk Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA) di Kota Surabaya meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2024 misalnya. Pemkot Surabaya mengalokasikan Bopda senilai Rp 500 miliar yang mencakup untuk pembiayaan SD dan SMP negeri dan swasta. 

Perinciannya, jenjang SD/Mi mencakup 350 sekolah dengan alokasi Rp 250 miliar, sedangkan untuk jenjang SMP/MTs mencakup 229 sekolah dengan jumlah alokasi yang sama.

Formulasi Bopda yang diterima sekolah berbeda disesuaikan berdasarkan rombongan belajar (rombel). Untuk SD/Mi sekitar Rp 3 jutaan dan jenjang SMP/Mts Rp 5 jutaan.

"Kalau yang sekolah yang baru-baru kami bantu, bagaimana dengan sekolah-sekolah yang memang merintis lebih dahulu di Surabaya di masa susah? Sehingga, kami minta ada kesepakatan antara sekolah negeri dan swasta untuk tidak memberikan bantuan kepada sekolah baru" tegas Cak Eri.

Pada prinsipnya, Pemkot Surabaya tidak akan membatasi pendirian sekolah baru. Apalagi izin pendirian sekolah tidak hanya berasal dari pemkot. 

Hanya saja, Cak Eri mengingatkan sekolah tersebut untuk tidak menggantungkan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (Bopda) yang bersumber dari anggaran daerah.

"Harapan saya, yang ada-ada ini (sekolah-sekolah lama) saling menguatkan. Sebab biasanya setelah membangun sekolah, moro-moro jaluk bantuan Pemkot (meminta bantuan dari Pemkot)," selorohnya.

Padahal Pemkot Surabaya memiliki misi besar dalam menyetarakan kualitas sekolah negeri dan swasta di Surabaya. Apabila jumlah sekolah swasta semakin banyak dan kemudian berharap bantuan dari pemerintah, maka misi besar tersebut sulit terwujud.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved