SURYA Kampus

Kisah Perjuangan Fajirah, Siswi Madrasah di Sumut yang Lolos Kedokteran Gigi UI Tanpa Tes

Kisah perjuangan Fajirah, gadis lulusan Madrasah di Sumatera Utara yang lolos Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) lewat jalur SNBP

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kemenag
SISWA BERPRESTASI - Fajirah, siswi Madrasah di Sumatera Utara 

SURYA.CO.ID - Kisah perjuangan Fajirah, gadis lulusan Madrasah di Sumatera Utara (Sumut) yang lolos Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) lewat jalur SNBP 2025.

Perjuangan Fajirah dimulai sejak masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setara sekolah menengah pertama (SMP).

Dia mengikuti program akselerasi.

Begitu pula saat Madrasah Aliyah (MA).

Selain itu, dia juga pernah meraih Juara 3 KSM bidang studi Kimia tingkat Provinsi Sumatera Utara.

Fajirah menceritakan, dirinya memang sudah lama berkeinginan masuk bidang kesehatan.

“Saya memilih Program Studi Pendidikan Dokter Gigi karena sejak kecil, saya sangat tertarik dengan bidang kesehatan."

Baca juga: Sosok Fajirah Siswi Madrasah di Sumut yang Lolos Kedokteran Gigi UI Tanpa Tes, Berprestasi Sejak MTs

"Pendidikan Dokter Gigi adalah bidang yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat sehingga saya merasa program studi ini adalah pilihan yang tepat," ungkap dia.

Dia pun tak pernah menyangka impiannya menjadi mahasiswa FKG UI terwujud. 

“Ini adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan terbesar bagi diri, keluarga, dan sekolah saya."

"Jujur, saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa diterima di PTN melalui SNBP di Universitas Indonesia,” ungkapnya, dikutip SURYA.CO.ID dari laman Kemenag.

Baca juga: Rezeki Nomplok Wahyu Pemuda Yatim Piatu Jadi Kuli Demi Hidupi Adik, Dedi Mulyadi Gercep Beri Bantuan

Sejak awal, Fajirah menyadari adanya perbedaan pendidikan antara desa dan kota.

Namun, hal tersebut tak menjadi hambatan baginya.

Dia justru menjadikan sebagai peluang untuk belajar dari teman-teman yang lebih paham tentang perbedaan itu.

“Tantangan terbesarnya mungkin perbedaan pembelajaran di desa dengan kota dengan teman-teman di kampus."

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved