Berita Viral

Beda dari Dedi Mulyadi yang Larang Study Tour, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Membolehkan dengan Syarat

Berbeda dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang sekolah menggelar study tour.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
KOMPAS.com YOVIE GIVEN NATA WIDJAJA/ADITYA PRADANA PUTRA
STUDY TOUR - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti memberikan keterangan mengenai posisi Tentara Nasional Indonesia di sekolah perbatasan setelah agenda penandatanganan MoU di Gedung A Lantai III, Kompleks Kemendikdasmen, Senin (24/03/25) (kiri) Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menelpon usai mengikuti upacara pelantikan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/2/2025) (kanan) 

"Seharusnya ini perjalanan pendidikan, tapi faktanya hari ini lebih banyak didominasi oleh travel dan bisnis pariwisata."

"Jika seperti itu, namanya bukan study tour, melainkan piknik," ujar Dedi Mulyadi.

Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat Jawa Barat, terutama bagi orang tua dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. 

Ia menyoroti dampak finansial yang ditanggung orang tua demi memenuhi kebutuhan anak dalam kegiatan study tour yang justru memberatkan. 

"Tidak boleh anak piknik di atas rintihan orang tua. Saya tahu bagaimana kondisi ekonomi masyarakat Jawa Barat.

Banyak orang tua yang terpaksa berutang atau menjual barang demi membiayai study tour anaknya.

Ini bukan hal sepele. Ada orang tua yang harus mengeluarkan uang jutaan rupiah, padahal itu bukan perkara kecil bagi mereka," tegasnya. 

Selain itu, Dedi juga menyoroti efek sosial dari study tour yang justru berpotensi melahirkan kesenjangan di antara siswa di sekolah. 

"Posisi siswa di kelas bisa menjadi minder karena tidak ikut study tour. Ini melahirkan masalah sosial."

"Saya melarang study tour karena saya peduli dan sayang terhadap warga Jawa Barat, bukan karena alasan lain," jelasnya.

Sebagai alternatif, Dedi Mulyadi menyarankan agar kegiatan pendidikan di luar sekolah tetap bisa dilakukan tanpa harus membebani orang tua dengan biaya besar.

Ia menekankan bahwa esensi pendidikan bukan terletak pada perjalanan jauh, melainkan pada pembelajaran yang bermakna.

"Kalau memang mau study tour, tidak usah jauh-jauh. Lingkungan sekitar masih banyak yang bisa dijadikan bahan pembelajaran."

"Sampah menumpuk di mana-mana, sekolah masih banyak yang kumuh, itu yang seharusnya menjadi perhatian."

"Pendidikan tidak boleh berhenti di level formal saja," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved