Sosok Achmadun, Guru Honorer Jombang yang Bikin Lampion Pengganti Obor untuk Malam Takbir Keliling

eorang guru honorer di Kabupaten Jombang berkreasi, membuat lampu lampion pengganti obor untuk pawai malam takbiran

SURYA.co.id/Anggit Pujie Widodo
LAMPU LAMPION - Lampu lampion buatan Achmadun, warga Desa Jogoloyo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang diproduksi untuk menggantikan obor malam takbiran, Minggu (23/3/2025). Lampu lampion bisa digunakan sebagai pengganti obor sebagai penerangan saat malam takbir keliling. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Seorang guru honorer di Kabupaten Jombang berkreasi, membuat lampu lampion pengganti obor untuk pawai malam takbiran menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446.

Pawai malam takbiran di Kabupaten Jombang biasanya digelar satu hari sebelum Lebaran tiba.

Biasanya, ada pawai bedug, kembang api maupun obor yang akan menghiasi setiap jalanan di Kabupaten Jombang

Namun, seiring perkembangan zaman, penggunaan obor sebagai alat penerangan dalam agenda takbir keliling dianggap semakin beresiko, terutama bagi anak-anak. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, Achmadun (41), warga Desa Jogoloyo, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang berinovasi dengan membuat lampu lampion takbir pengganti obor. 

Achmadun sehari-harinya bekerja sebagai seorang guru honorer sekolah di Kabupaten Jombang. Ia juga punya usaha sampingan yakni usaha lampu lampion. 

Lampu lampion takbir yang dibuah oleh Achmadun ini bisa menjadi solusi pengganti obor jika ada takbir keliling khususnya di Taman Pendidikan Al-Qur'an, masjid, musala atau di desa-desa. 

"Lampu lampion ini bisa menjadi pengganti obor. Obor yang dibuat sebagai penerangan bisa diganti sama lampu lampion agar semuanya aman dan tidak beresiko," ucapnya saat dikonfirmasi pada Minggu (23/3/2025). 

Achmadun sudah memulai usaha lampu lampionnya ini sejak tahun 2017.

Ia mengaku tertarik dengan usaha tersebut karena melihat sebuah potensi bisnis dari lampu tersebut. 

Hingga pada akhirnya ia pun berinisiatif untuk membuat sendiri dengan bahan-bahan seperti paralon, tikar spons, bola lampu karakter dan lampu LED yang ia peroleh dari pasar ke pasar. 

"Cara buatnya mudah kalau sudah terbiasa. Untuk hiasan mahkota saya buat manual, polanya digambar dulu pakai pensil. Setelah itu dipotong pakai gunting. Kemudian saya pakai alat pemotong otomatis untuk mempercepat proses produksinya," ungkapnya.

Untuk harga lampion takbir yang ia produksi ini ia bisa didapat tanpa harus mengeluarkan dana besar.Lampion dengan lampu karakter dijual seharga Rp 10.000, sementara lampion yang dilengkapi dengan LED di tongkatnya dijual seharga Rp 12.500.

"Selayang saya hanya melayani pemesanan dalam jumlah lusinan," katanya.

Achmadun menyatakan jika pelanggan yang biasa membeli lampu lampionnya ini berasal dari berbagai daerah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved