4 Tanda Bahaya Pada Broker, Pakar Trader : Waspadai Dan Kenali !
Bagi seseorang dengan pengalaman terbatas di pasar, pilihan ini membingungkan dan prioritas sulit didefinisikan.
SURYA.CO.ID - Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih broker ketika perjalanan trading.
Bagi seseorang dengan pengalaman terbatas di pasar, pilihan ini membingungkan dan prioritas sulit didefinisikan.
Namun, trader memiliki pengetahuan praktis tersendiri, dan memanfaatkannya dapat memberikan wawasan tentang tanda bahaya pada broker.
Sebagai bagian dari riset globalnya, broker global Octa melakukan survei terhadap 1.280 trader CFD Indonesia untuk menentukan tanda peringatan apa yang membuat mereka menghindari suatu broker keuangan.
Kar Yong Ang, a financial market analyst at Octa Broker, menjelaskan, iklan selalu menampilkan sisi baik saja, terlepas dari apa yang diiklankan.
Baca juga: 3 Kualitas Utama Dalam Trading CFD Bisa Bikin Sukses, Apa Saja? Ini Kata Pakar
“Sisi sebaliknya, sering kali baru diketahui lewat pengalaman buruk dalam praktiknya,”
“Semua orang pernah punya pengalaman negatif dengan produk atau layanan tertentu dan tidak akan pernah memilihnya lagi,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025).
Hal ini terutama berlaku untuk layanan e-broker, di mana seluruh perjalanan trader bergantung pada broker dan platform trading.
Setiap kesalahan broker dapat merugikan tidak hanya pengalaman klien tetapi juga dana mereka.
Jadi, apa saja tanda bahaya paling umum pada broker menurut trader Indonesia?
Baca juga: 3 Jurus Memanfaatkan AI Untuk Trading Dan Investasi, Octa Berikan Tips Ini, Apa Saja?
1. Tanda-tanda Ketidakandalan
Ketika ditanya tanda apa yang paling menunjukkan ketidakandalan broker, peserta survei menyebutkan tanda bahaya berikut:
Manipulasi grafik (61 persen), penarikan lambat (52 % ), selip harga dan order tidak tereksekusi tanpa alasan pasar yang jelas (37 % ) dan kuotasi berbeda secara signifikan dari kuotasi broker lain (19 % ).
Hal ini menunjukkan bahwa trading dalam lingkungan yang dapat diprediksi dan adil adalah faktor utama yang menentukan kesediaan trader Indonesia untuk mempercayai broker tertentu.
Seperti yang ada, adalah tanggung jawab broker untuk memberikan transparansi penuh dan bukti nilai yang memadai kepada kliennya.
Octa bekerja sama dengan penyedia likuiditas pihak ketiga independen untuk menawarkan harga pasar yang tidak terdistorsi kepada kliennya.
Penyedia likuiditas mengumpulkan harga menggunakan data dari berbagai sumber, termasuk bank dan lembaga keuangan besar. Alhasil, harga chart berada di luar kendali broker.
Octa juga menyediakan akses ke data historis chart sehingga trader dapat memverifikasi bahwa harga broker sesuai dengan kondisi pasar sebenarnya, dan tidak ada manipulasi chart atau selip harga pada waktu itu.
2.Komisi yang Adil dan Penarikan Cepat
Saat ditanya apa kekurangan broker yang paling tidak bisa ditawar, trader Indonesia menyebutkan kelemahan berikut:
Spread tinggi dan komisi tersembunyi (39 % ), deposit atau penarikan lambat (25 % ), model komisi tidak transparan untuk deposit dan penarikan (16 % ).
Fakta para peserta menyebutkan ketentuan trading sebagai prioritas utama mereka menyoroti peran penting perbedaan marginal dalam trading.
Broker yang menawarkan ketentuan trading superior dan menghindari biaya tersembunyi lebih unggul di pasar, dan tidak ada cara lebih baik bagi trader untuk menguji aspek ini selain dari pengalaman langsung.
Bisa dibilang bahwa masalah terkait penarikan memiliki peringkat tinggi di antara prioritas trader Indonesia dalam hal tanda bahaya broker.
Kekhawatiran tentang penarikan sangatlah wajar, mengingat 21 % peserta survei mengalami masalah serius dengan penarikan dana.
3.Siapa yang Dapat Dipercaya?
Kesulitan memilih sumber wawasan dan pembaruan yang dapat diandalkan adalah masalah umum dalam komunitas trading.
Penyebaran informasi yang salah dan bertumbuhnya pakar online dengan kredensial yang meragukan dapat membuat bingung, terutama bagi trader pemula.
Ketika ditanya tanda apa yang menunjukkan bahwa sumber informasi dapat menipu, 52 % responden menyoroti iklan agresif. Jawaban paling populer juga mencakup:
Promosi proyek investasi scam (35 % ), kisah sukses yang tidak meyakinkan (34 % ), manipulasi sinyal trading (33 % ).
Distribusi jawaban dalam survei Octa memungkinkan melihat sekilas berbagai taktik yang digunakan untuk menarik perhatian trader.
4. Keamanan Tetap Menjadi Sorotan
Berbagai jenis penipuan dianggap sebagai masalah signifikan bagi banyak trader Indonesia.
Ketika ditanya tentang penipuan dalam edukasi dan mentoring trading, 23 % responden mengaku punya kenalan trader yang tertipu edukator, pelatih, dan mentor palsu.
Selain itu, 14 % pernah membeli kursus trading yang tidak berguna, dan 12 % pernah membayar sinyal trading palsu.
Hasil ini mencerminkan ketergantungan tinggi pada langkah-langkah dan perangkat keamanan terkini dari pihak broker.
Lanskap ancaman siber modern sangat kompleks, dan memantau praktik internasional terbaik wajib bagi semua broker yang berorientasi pada klien.
Menurut survei Octa, trader CFD Indonesia cenderung memandang kemudahan dan kecepatan penarikan sebagai indikator langsung kepercayaan dan keandalan broker.
Proses penarikan cepat dan praktis memungkinkan trader merasa lebih dapat mengontrol keputusan keuangan mereka, memastikan mereka dapat mengakses profit atau modal mereka ketika perlu.
Disclaimer: Trading melibatkan risiko dan mungkin tidak cocok untuk semua kalangan investor. Gunakan keahlian Anda dengan bijak serta evaluasi semua risiko terkait sebelum mengambil keputusan investasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.