Berita Viral

Profil Supian Suri Wali Kota Depok yang Bantu Sandi Butar Jadi PPPK Damkar, Ada Peran Dedi Mulyadi

Sosok Wali Kota Depok, Supian Suri, jadi sorotan usai membantu Sandi Butar Butar menjadi PPPK di Damkar Depok. Ada peran Dedi Mulyadi.

Kolase tribun Depok/M.Rifqi
SANDI JADI PPPK - (kiri) Sandi Butar Butar, petugas Dampak yang jadi PPPK berkat bantuan Wali Kota Depok, Supian Suri (kanan). 

SURYA.co.id - Sosok Wali Kota Depok, Supian Suri, jadi sorotan usai membantu Sandi Butar Butar menjadi PPPK di Damkar Depok.

Tak sendiri, Supian juga mendpat dukungan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Sandi Butar akhirnya diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), berkat bantuan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Wali Kota Depok, Supian Suri

Dia pun menandatangani kontrak baru dan mulai bekerja kembali sebagai petugas damkar sejak Senin (10/3/2025) setelah sempat kontraknya tak diperpanjang.

"Di atasnya Pak Supian sebenarnya ada yang disampaikan oleh Pak Gubernur, Kang Dedi Mulyadi, yang memang menyatakan bahwasanya setelah wali kota Depok terpilih, Sandi akan diterima bekerja kembali."

"Dan kemudian ini sudah ditepati oleh Wali Kota Depok dan oleh Gubernur Jawa Barat,” ujar kuasa hukum Sandi, Deolipa Yumara, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Untuk itu, Deolipa mewakili Sandi Butar Butar mengucapkan rasa terima kasih kepada Dedi Mulyadi dan Supian Suri.

"Ini memang atas perintah dari Wali Kota Depok, Pak Supian Suri. Kita juga ucapkan terima kasih ya karena atas perhatian dan permintaan beliau, sehingga Sandi kemudian bisa bekerja kembali,” kata Deolipa.

Baca juga: Ingat Sandi Butar Petugas Damkar Depok yang Viral? Akhirnya Diangkat Jadi PPPK Berkat Dedi Mulyadi

Profil Supian Suri

Melansir dari Wikipedia, Supian Suri lahir 27 Februari 1975.

Ia adalah seorang birokrat dan politisi asal Indonesia.

Kiprahnya di pemerintahan terjadi ketika ia menjadi pegawai negeri sipil di Bekasi sebagai asisten bagi sekretaris daerah di wilayah tersebut.

Atas instruksi dari ayahnya yang juga mantan birokrat, Mohammad Ali, maka Supian mutasi wilayah kerja ke Depok.

Di Depok, ia didapuk menjadi asisten untuk Wakil Wali Kota Depok, Yus Ruswandi.

Puncaknya adalah ketika Supian terpilih dalam seleksi untuk menduduki jabatan sekretaris daerah pada 2021 dan dilantik oleh Mohammad Idris.

Ia memutuskan untuk meletakkan jabatan pada 2024 dalam rangka pencalonannya sebagai kandidat wali kota pada pemilihan wali kota.

Supian Suri lahir di Kampung Sawah, Jatimulya, Sukmajaya, Bogor, Jawa Barat, pada hari Kamis, 27 Februari 1975.

Ayahnya, Mohammad Ali bin Abdul Kodir merupakan seorang pegawai negeri sipil sekaligus anggota Korps Pegawai Republik Indonesia di bawah naungan Golongan Karya yang menjadi kepala desa di Kalimulya dari 1977 sampai 1995.

Ali dimutasi dari jabatannya oleh Wali Kota Administratif saat itu, Sofyan Safari Hamim di lingkungan Pemerintah Kota Administratif Depok pada 29 Maret 1995, termasuk pula Naming Djamhari Bothin.

Selain itu, Ali juga menjadi pendiri sebuah madrasah di tanah kelahirannya, Bogor, dan mendirikan masjid-masjid, di antaranya Masjid At-Takwa di Kampung Sawah, Masjid Baiturrahman di Kampung Jati, serta Masjid Al-Barkah yang diinisiasinya pada 1981.

Di desanya ini, Supian memulai pendidikan dasar di SD Negeri Kalimulya 04 pada 1983 dan tamat pada 1989. Lalu, ia duduk di bangku sekolah menengah di SMP Negeri 1 Cibinong, Bogor, kurun waktu 1990 sampai 1992, dan di SMA Negeri 3 Bogor dari 1993 sampai 1995.

Pada 1 Agustus 1997 dini hari, Supian menjadi salah satu dari tiga korban tawuran yang melibatkan para juniornya di kampus.

Baca juga: Sosok Sandi Butar, Petugas Damkar Depok Viral yang Akhirnya Diangkat Jadi PPPK Berkat Dedi Mulyadi

Hal ini terjadi sebelum ia wisuda dari sekolah tinggi tersebut. Saat itu, Supian mengalami luka ringan di bagian kepala akibat benturan dari benda tumpul dan dirawat di Rumah Sakit Al-Islam, Bandung. Ia menamatkan studinya di Sekolah Tinggi Pemerintahan Daerah Negeri di Jatinangor, Sumedang untuk jenjang D4 program studi ilmu pemerintahan pada tahun 1999.

Kemudian, pada tahun 2001 hingga 2002, ia melanjutkan pendidikan strata satu di Institut Ilmu Pemerintahan dengan mengambil studi keuangan daerah.

Supian menempuh jenjang S2 untuk jurusan ilmu manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen IMMI, Jakarta, pada tahun 2005 dan selesai pada 2008. Ketika menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Depok, dia melanjutkan jenjang studi starta tiga di Institut Pemerintahan Dalam Negeri dengan mengikuti sekolah pascasarjana dan berhasil memperoleh gelar doktor pada Juni 2024.

Mengawali kiprah sebagai pegawai negeri sipil, Supian bekerja sebagai staf untuk sekretaris daerah di Bekasi pada 1999 pascakelulusan dari STPDN. Lalu, dia dimutasi dari tugasnya ke Depok atas saran ayahnya, Mohammad Ali.

Di Pemkot Depok, ia menjadi asisten bagi Wakil Wali Kota Depok periode 2000 sampai 2005, Yus Ruswandi.[10] Ia dimutasi dari jabatannya pada 2002 untuk menjabat sekretaris kelurahan di Mekarjaya. Lalu, Supian didapuk sebagai Kepala Sub Bagian Protokol pada 2005. Berikutnya, ia menjadi lurah di Jatimulya pada 2006, di mana ayahnya pernah menduduki posisi yang sama dengannya. Tidak lama setelahnya, Supian ditugaskan memimpin Kelurahan Tugu di tahun yang sama. Jabatannya naik di tingkat kecamatan menjadi sekretaris di Kecamatan Tapos pada 2010.

Supian pun dipromosikan di lingkungan Pemerintah Kota Depok sebagai Kabid yang membidangi Pendapatan II di bawah naungan dinas yang mengurusi pendapatan dan aset daerah pada 2011, Kepala Bagian Pemerintahan pada tahun 2014, dan menjadi sekretaris di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada 2016.

Setahun setelahnya, Supian naik posisinya menjadi Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia hingga tahun 2021. Selain itu, ia dipercaya oleh Wali Kota ke-3 Depok, Mohammad Idris untuk memimpin sementara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang pada 2019.

Jabatan yang direncanakan akan berakhir setelah dua bulan menjabat, ia akhirnya digantikan pada bulan ketiga setelah melaksanakan tugasnya.

Setelah lama tidak berkiprah di tingkat kecamatan, ia diberi tugas menjabat pelaksana tugas camat di Kecamatan Cimanggis pada 2020.[14] Di tahun yang sama, Supian memimpin Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan status pelaksana tugas jabatan.[15]

Pada Mei 2021, Supian mengikuti seleksi administrasi untuk menjadi sekretaris daerah. Ia diseleksi bersama dengan tujuh nama birokrat lainnya, salah satunya Nina Suzana yang kelak menjadi penggantinya.

Sandi Butar Butar dan Supian Suri, Wali Kota Depok yang Bela Sandi Damkar, Sayangkan Kontrak Kerja Tak Diperpanjang.
Sandi Butar Butar dan Supian Suri, Wali Kota Depok yang Bela Sandi Damkar, Sayangkan Kontrak Kerja Tak Diperpanjang. (kolase Tribunnews)

Dari ketujuh nama tersebut, nama Supian menjadi kandidat sekretaris daerah termuda yang maju mencalonkan diri. Pada 21 Juni 2021, tim penyeleksi menyaring tiga nama, yakni Dudi Mi'raz Imaduddin dan Wijayanto, serta dirinya.

Kemudian, nama Supian sebagai sekretaris daerah terpilih diserahkan kepada Gubernur Jawa Barat. Posisi Sri Utomo selaku penjabat sekretaris daerah akhirnya digantikan oleh Supian pada Juli 2021.

Sandi Diputus Kontrak

Sebelumnya, Sandi Butar Butar merespons kebijakan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Kota Depok tidak memperpanjang kontrak kerjanya. 

Padahal, Sandi mengaku tidak pernah sengaja bolos bekerja selama bertugas di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Damkar Cimanggis.

Tak hanya itu, Sandi juga mengaku selalu melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diperintahkan oleh pimpinannya dengan baik.

“Sampai saya kena luka bakar, saya patah tulang dan lain-lain, saya selalu seperti itu,” kata Sandi ditemani kuasa hukumnya Deolipa Yumara saat ditemui di Pancoran Mas, Kota Depok, Selasa (7/1/2025).

“Saya juga bingung juga, saya dipecat. Faktor apa, standarisasinya seperti apa? Kesalahan Saya apa?,” sambungnya.

Terkait kinerja, Sandi meminta agar pihak yang meragukan kinerjanya di Damkar Depok untuk menanyakan ke rekan-rekannya.

“Apakah saya pernah melanggar SOP dalam pekerjaan? Sampai saya kena luka bakar. Sampai waktu itu ada pernah tugas ngambil motor di septic tank penuh kotoran,” ujarnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved