Berita Viral
Selain Dedi Mulyadi dan Pramono Anung, Wali Kota Surabaya Cak Eri Ternyata Sudah Larang Study Tour
Selain Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Gubernur Jakarta Pramono Anung, Wali Kota Surabaya Cak Eri Ternyata Sudah Larang Study Tour.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Kebijakan larangan study tour yang diberlakukan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi hingga Gubernur Jakarta Pramono Anung, tengah jadi sorotan luas.
Kebijakan Dedi, Pramono, serta beberapa Kepala Daerah lain ini menuai pro dan kontra.
Namun ternyata, selain Dedi dan Pramono, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah lebih dulu menerapkan kebijakan ini.
Pemerintah Kota (Pemkot Surabaya) pernah menegaskan larangan siswa SD dan SMP di Surabaya untuk study tour ke luar kota pada bulan Mei 2024 silam.
Sedangkan kebijakan Dedi Mulyadi dan Pramono Anung baru heboh ditegakkan pada Februari 2025 lalu.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, larangan study tour ini tak terkait dengan bus maut di Ciater, Subang, Jawa Barat. Aturan ini sebenarnya telah lama diberlakukan.
Baca juga: Pantesan Wali Kota Semarang Bolehkan Study Tour Beda dari Dedi Mulyadi, Ini Kriteria Tempatnya
Bukan hanya untuk memastikan keselamatan siswa, aturan ini juga untuk mewujudkan tarif sekolah yang terjangkau. Sebab, acap kali iuran study tour memberatkan orang tua/wali murid.
"(Menggelar acara) Wisuda saja tidak boleh kok. Kalau kami sudah arahkan, tidak ada wisuda kalau bayar, kecuali (dibayar) komite. Sama dengan study tour," kata Wali Kota Cak Eri ketika dikonfirmasi di Balai Kota Surabaya, Jumat (17/5/2024).
Menurutnya, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk memastikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua siswa.
"(Larangan) sudah dari dulu. Kebijakannya tidak pernah berubah ya, kami sudah bunyikan," teags mantan ASN Pemkot Surabaya ini.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh menambahkan, pihaknya akan mengeluarkan surat edaran resmi terkait imbauan ini. Surat edaran tersebut akan ditujukan kepada sekolah di Surabaya.
Nantinya, edaran ini memuat alternatif kegiatan perpisahan yang dapat dilakukan di sekolah atau di dalam Kota Surabaya.
"Harapan kami, bentuknya (kegiatan) bisa di sekolah atau mungkin bisa pergi tapi dalam kota saja. Contoh misal anak-anak wisata ke mangrove, kan banyak spot-spot wisata kita (Surabaya)," ujar Yusuf dikonfirmasi terpisah.
Yusuf menekankan, bahwa imbauan ini bukan untuk membatasi kreativitas sekolah.
"Kalau misalkan kami sampaikan ya mestinya semua harus bisa memahami itu. Surat edaran Dispendik keluar sebelum liburan, segera," ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Negeri Surabaya, Cipto Wardoyo menyatakan, bahwa SMP Negeri di Surabaya sudah tidak melaksanakan study tour ke luar kota selama beberapa tahun terakhir.
"Selama ini memang untuk negeri itu tidak pernah mengadakan kegiatan tour ke luar kota, sudah beberapa tahun kami sudah tidak melaksanakan study tour," ujar Cipto Wardoyo.
Baca juga: Imbas Gubernur Jakarta Pramono Anung Larang Sekolah Gelar Study Tour, Rano Karno Sarankan Tempat Ini
Menurutnya, selama beberapa tahun terakhir, bentuk perpisahan yang dilakukan SMP Negeri di Surabaya lebih banyak berupa ajang kreativitas anak-anak. Misalnya berupa panggung hiburan yang menampilkan bakat dan minat anak-anak tersebut.
"Jadi misalkan penampilan kelas 9A, 9B, itu sebagai bentuk kenangan anak-anak selama sekolah 3 tahun di sekolah tersebut," ujar dia.
Cipto Wardoyo juga menyatakan, bahwa MKKS SMP Negeri akan selalu berkoordinasi dengan sekolah-sekolah untuk memastikan imbauan ini dipatuhi.
Ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan kegiatan perpisahan yang berkesan dan bermanfaat bagi para siswa.
Dedi Mulyadi dan Pramono Anung Mulai Terapkan
Kebijakan ini berawal dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang secara tegas melarang sekolah-sekolah di Jawa Barat melakukan study tour.
Dedi Mulyadi menjelaskan alasan utama di balik larangan studi tur siswa sekolah adalah agar tidak membebankan biaya pada orangtua siswa.
“Saya tegaskan kembali ya, yang kami larang itu adalah kegiatan-kegiatan studi tur, kunjungan ilmiah, study industry, kunjungan industri, apapun namanya, yang di dalamnya melakukan pembebanan kepada orang tua siswa,” tegasnya melalui video di Instagram pribadinya.
Menurutnya, biaya studi tur yang sering kali dibebankan sepenuhnya kepada orang tua siswa membuat banyak keluarga terpaksa berutang.
“Banyak orang tua siswa yang tidak dalam posisi punya kemampuan keuangan harus ngutang ke sana kemari, yang berakibat pada beban ekonomi hidupnya semakin berat,” tambahnya.
Baca juga: Daftar 3 Kepala Daerah yang Akhirnya Ikuti Jejak Dedi Mulyadi Larang Study Tour, Ada Pramono Anung
Selain itu, faktor keselamatan siswa juga menjadi perhatian utama.
Dedi Mulyadi terus mengingatkan peristiwa tragis kecelakaan bus yang menimpa siswa SMK di Depok saat melakukan studi tur, yang mengakibatkan 11 siswa kehilangan nyawa.
“Kedua, jaminan keselamatan terhadap siswa, seperti terjadi pada waktu kecelakaan SMK di Depok yang mengakibatkan meninggalnya jumlah orang yang banyak. Itu adalah pelajaran penting bagi kita semua agar tidak mengulangi peristiwa yang sama,” imbuhnya.
Kebijakan Dedi Mulyadi ini menuai pro dan kontra, bahkan beberapa kepala daerah mulai mengikutinya.
Salah satunya adalah Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
Pramono bahkan telah menyiapkan program pengganti study tour.
Salah satu program yang akan didorong oleh Pramono adalah kegiatan menanam mangrove bagi para siswa.
Sementara Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno sebelumnya sempat berpandangan bahwa study tour ada baiknya bagi siswa.
Namun, setelah Pramono memutuskan larangan study tour, Rano Karno pun mendukung.
Ia menyarankan agar para siswa melakukan kunjungan ke museum-museum di Jakarta.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno sempat punya pandangan berbeda terkait study tour.
Ia menilai kegiatan ini juga ada manfaatnya.
Rano Karno mengatakan instruksi larangan merupakan kebijakan Gubernur Jakarta Pramono Anung.
“Itukan kalau kebijakan kepada Pak Gubernur, bukan ke Wakil Gubernur,” ujar Rano saat ditemui di kawasan Rorotan, Jakarta Utara, pada Selasa (25/2/2025).
Meski pun belum ada larangan resmi, Rano mengungkapkan bahwa pihaknya tetap memberikan masukan pelaksanaan study tour, terutama dalam aspek keselamatan.
Dia menilai kegiatan study tour memiliki manfaat bagi para pelajar.
Baca juga: Rekam Jejak Pramono Anung Gubernur Jakarta yang Akhirnya Ikuti Jejak Dedi Mulyadi Larang Study Tour
“Tapi kita memberikan masukan, karena kadang-kadang kita lihat study tour itu ada gunanya,” ungkapnya.
Rano menekankan bahwa sekolah yang mengadakan study tour, terutama ke luar wilayah Jakarta, harus melakukannya dengan lebih berhati-hati.
Hal ini mengingat beberapa insiden kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan study tour.
“Cuma memang karena banyak kecelakaan berarti apa nyari transportasi yang bener,” katanya.
Tak lama kemudian, Pramono Anung memutuskan untuk mengikuti jejak Dedi Mulyadi.
Pramono Anung mengimbau agar sekolah-sekolah di Jakarta mengadakan karya wisata atau study tour di wilayah Jakarta saja.
Menurutnya, Jakarta memiliki banyak destinasi menarik yang dapat dikunjungi oleh para siswa tanpa perlu keluar kota.
“Jakarta tentunya punya kebijakan tersendiri, saya akan lebih menggalakkan agar anak didik Jakarta itu lebih mencintai Jakarta.
Jadi saya akan lebih mendorong untuk tetap di Jakarta,” ucap Pramono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin (3/3/2025), melansir dari Kompas.com.
Salah satu program yang akan didorong oleh Pramono adalah kegiatan menanam mangrove bagi para siswa.
Ia menyebut, ada sejumlah lokasi penanaman mangrove di Jakarta.
Tempat tersebut diharapkan dapat memberikan pengalaman edukatif sekaligus memperkuat ikatan emosional siswa terhadap lingkungan yang mereka rawat.
“Saya akan mendorong mereka untuk menanam mangrove. Karena kita sudah mempunyai lokasinya, saya sudah melihat sendiri. Banyak sekali siswa-siswa Jakarta yang sudah menanam mangrove,” kata dia.
Selain itu, Pramono mengaku telah memanggil Kepala Dinas Pendidikan serta Dinas Pertamanan untuk membahas program siswa menanam mangrove secara rutin.
Ia menilai, langkah ini akan sangat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan Jakarta dalam jangka panjang.
“Untuk anak didik di Jakarta ini diberikan kesempatan untuk nanam mangrove karena itu akan bermanfaat bagi Jakarta dalam jangka panjang,” kata dia.(Bobby Constantine/Putra Dewangga)
berita viral
study tour
Dedi Mulyadi
Pramono Anung
Eri Cahyadi
Surabaya
Wali Kota Surabaya
larangan study tour
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Usai Yusuf Ditangkap Polisi, Keberadaan Bayinya 11 Bulan Diungkap Konten Kreator Najib SPBU |
![]() |
---|
Alasan Nicholay Aprilindo Tak Percaya Polisi soal Penyebab Kematian Arya Daru, Ungkap Temuan Lain |
![]() |
---|
Akhir Nasib Kepsek SD di Tangsel Minta Uang Seragam Rp 2,2 Juta, Dinyatakan Pelanggaran Berat |
![]() |
---|
Duduk Perkara Yusuf Pria Mojokerto Ditangkap Polisi Lagi, Dipicu Kasus Tak Amanah usai Terima Donasi |
![]() |
---|
Sosok Kompol Yogas, Kapolsek Mojoagung yang Ungkap Jejak Kelam Yusuf, Kini Ditangkap Polisi Lagi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.