Bupati Tulungagung Boyongan Ndalem Keprabon, Ini Simbol dan Makna yang Terkandung

Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo gelar tradisi Boyongan Ndalem Keprabon, kepindahan dari rumah pribadi ke Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
MENGUCURKAN AIR - Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo mengucurkan air dari kendi sebagai simbol reresik (bersih-bersih) saat melaksanakan tradisi Boyongan Ndalem Keprabon pada Jumat (7/3/2025) malam. Ritual adat ini, menandai kepindahan Bupati Tulungagung dari rumah pribadi ke Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, selama menjabat 2025-2030. 

Sapu lidi melambangkan menghilangkan kotoran, termasuk sugesti buruk yang bisa mencelakakan.

Sapu lidi juga melambangkan kesatuan tekad serta bersatunya pemimpin dan rakyatnya, sehingga sulit untuk dipatahkan.

Lalu, kendi dan air di dalamnya melambangkan kejernihan dan suasana yang adem.

“Jika semua terikat dalam kerukunan, maka suasananya akan adem, tidak mudah tersulit isu,” tambah Karmaji.

Beras mengingatkan, jika bupati hanya numpang cari makan di pendopo, sehingga tidak boleh terlena.

Ayam jago melambangkan pilihan, keberadaan bupati sebagai pilihan rakyat untuk menjadi pengayom.

Selama menjadi pengayom, bupati harus bisa memikirkan apa yang dimakan oleh rakyatnya.

“Pemimpin harus mau reresik (bersih-bersih), menghilangkan segala sugesti jahat. Yang dibersihkan hatinya, divisualkan dengan menyapu,” jelas Karmaji.

Sebelum disapu bersih, kemudian dikucuri air dari kendi supaya adem dan tidak menimbulkan debu atau masalah. 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved