Berita Viral

Nasib Kepsek SMPN 13 Depok usai Tarik Dana Perpisahan Rp 1,3Juta, Batalkan Acara dan Kembalikan Uang

Setelah viral tarik dana perpisahan Rp 1,3 juta, Kepala SMPN 13 Depok, Farida Nurbaiti, ilih membatalkan rencana kegiatan dan mengembalikan uang.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kemendikbud.go.id
SMPN 13 DEPOK - Tampilan bagian depan SMPN 13 Depok. Sekolah ini viral gara-gara berani tarik dana perpisahan sebesar Rp 1,3 juta. 

SURYA.CO.ID - Farida Nurbaiti, Kepala SMPN 13 Depok, akhirnya memilih membatalkan rencana acara perpisahan.

Bahkan, pihaknya juga segera mengembalikan uang siswa yang sudah terkumpul.

Pembatalan ini imbas dari keluhan seorang orang tua murid yang disampaikan melalui unggahan di Facebook.

Orang tua tersebut mengaku keberatan dengan biaya perpisahan anaknya sebesar Rp 1,3 juta. 

Apalagi, menurutnya, pihak sekolah menagih dalam waktu mendesak.

Farida lantas menjelaskan bahwa dirinya baru mendapat kabar tersebut pada Senin (24/2/2025) malam. 

“Ada yang curhat di Info Depok pakai Facebook." 

"Kalimatnya berisi, ‘Wow, besar sekali itu perpisahan Rp 1,3 juta dan diburu-buru gitu (bayarnya)’,” kata Farida, Jumat (28/2/2025), dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Menurutnya, unggahan itu juga memperhitungkan besaran biaya Rp 1,3 juta dikali total siswa yang berkisar 300 orang.

Atas unggahan itu, Farida menanggapi bahwa biaya Rp 1,3 juta itu adalah rangkaian pembiayaan untuk psikotes, buku tahunan sekolah (BTS), medali, dan acara pelepasan siswa di gedung.

Baca juga: Imbas SMPN 13 Depok Langgar Aturan Dedi Mulyadi Tarik Dana Perpisahan, Disdik dan DPRD Turun Tangan

Rencana ini juga berlandaskan formulir angket yang diisi para siswa atau yang mewakilinya.

“Tahun lalu, orang tua berkeinginan kita adakan angket pakai Google Form."

"Pertanyaan pertama masih saya ingat, yaitu ‘apakah perlu diadakan perpisahan? Jika iya, pilihannya ke tempat wisata atau ke gedung?’" ungkap Farida.

Baca juga: Ancaman Dedi Mulyadi ke Pelaku Wisata Imbas Banjir Bandang di Puncak Bogor, BUMD Ikutan Disentil

Diperkirakan, ada sekitar belasan pertanyaan untuk memastikan keinginan siswa secara dominan seperti apa saat lulus nanti.

Diperkirakan, terdapat belasan pertanyaan yang diberikan kepada para siswa untuk mencari tahu acara apa yang mereka inginkan setelah lulus nanti.

“Sekolah tidak dijadikan opsi (acara pelepasan) karena memang tidak memungkinkan menurut tempatnya,” ujar Farida.

Ketetapan biaya Rp 1,3 juta, kata Farida, juga sudah disosialisasikan kepada orang tua sejak Agustus 2024.

Dan setelahnya, biaya dapat mulai dicicil dengan sistem menabung.

“Ya menabung itu macam-macam. Ada yang Rp 100.000, ada yang Rp 50.000, bahkan ada yang baru dapet arisan lalu ditabung,” ujar Farida.

Kembalikan Uang

Farida lantas mengambil langkah dengan membatalkan acara pelepasan siswa dengan simbolisasi pemasangan medali itu. 

Keputusan ini juga sesuai dengan instruksi dari Dinas Pendidikan (Disdik) Depok. 

Sementara untuk psikotes sudah dilaksanakan dan pembuatan buku tahunan akan tetap dilanjutkan.

“Kalau BTS enggak mungkin dibatalkan, siapa yang membayar kompensasi juga kan, karena prosesnya sudah hampir selesai, dummy satu sudah keluar dan sedang pengecekan,” terangnya. 

“Karena disuruh cancel, ya kami cancel. Nah, atas hal itu, akan langsung kami kembalikan, uang pasti clear."

"Saya jamin uang ada, cuma kita sedang menata administrasi pengembalian dana dulu,” sambung Farida. 

Tanggapan Disdik Depok

Sementara Kabid SMP Disdik Kota Depok, Joko Sutrisno, menyebut Pemkot Depok akan membuat surat edaran (SE) Walikota Depok, soal aturan melaksanakan kegiatan perpisahan.

DPRD Dilema

Sementara Komisi D DPRD Kota Depok, Siswanto menyebut, pihaknya mengalami dilematis soal polemik acara perpisahan sekolah. 

Siswanto tak menampik jika orang tua siswa keberatan dengan agenda perpisahan yang kerap menarik biaya tambahan dengan jumlah besar.

Di sisi lain, ia tidak menutup mata jika para siswa ingin momen kelulusan mereka berkesan.

Siswanto menyebut, polemik ini sempat menjadi pembahasan dalam rapat rencana kerja (Renja) Dinas Pendidikan Kota Depok dengan Komisi D DPRD Kota Depok 

Pada renja itu, tidak semua anggota dewan setuju bila agenda perpisahan siswa dihapus. 

Kendati begitu, pihaknya akan terus menarik solusi terbaik dengan mengagendakan pertemuan dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Depok untuk mencari jalan keluarnya.

Aturan Dedi Mulyadi

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membuat gebrakan baru di dunia pendidikan khususnya di provinsi yang ia pimpin.

Selain melarang study tour, Dedi juga mengimbau agar tiap sekolah dapat menggelar acara perpisahan secara sederhana.

Menurutnya, acara perpisahan dalam bentuk seremonial mewah atau studi tur lebih banyak membebani orang tua.

"Saya tidak melarang acara perpisahan atau kelulusan jika dilaksanakan dengan sederhana tetapi penuh kreativitas,” ujar Dedi Mulyadi, melansir dari unggahan instagramnya.

Ia menyampaikan bahwa acara kelulusan dapat dilaksanakan di sekolah dengan menampilkan hiburan dari kreativitas siswa sendiri.

Untuk dananya dapat memanfaatkan sumber yang ada dan seadanya.

“Dananya silakan iuran seadanya dan dikelola oleh siswa dengan memanfaatkan sumber yang ada," kata Dedi.

Cara tersebut diharapkan bisa menumbuhkan karakter gotong royong dsn bisa menimbulkan kesan tersendiri.

Apalagi acara yang dibuat dirancang dam ditampilkan oleh siswa maupun para guru.

Dedi bertekad untuk membenahi pendidikan di Jawa Barat serta meringankan pembiayaan yang dikeluarkan oleh orang tua siswa.

Untuk itu, Dedi Mulyadi mengajak agar semua pihak dapat bersama-sama membangun pendidikan Jawa Barat yang berkarakter.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved