Berita Viral
Tabiat Hanifah Siswi SMA 7 Cirebon Nekat Bongkar Pungli di Sekolahnya, Orang Tua Cemas
Terungkap tabiat Hanifah, siswi SMA Negeri 7 Cirebon, Jawa Barat, yang berani membongkar adanya pungutan liar (pungli) di sekolahnya.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID – Terungkap tabiat Hanifah, siswi SMA Negeri 7 Cirebon, Jawa Barat, yang berani membongkar adanya pungutan liar (pungli) di sekolahnya.
Selain membongkar pungli, Hanifah juga mengungkapkan adanya pemotongan uang Progam Indonesia Pintar (PIP).
Bagaimana tidak, Hanifah mengaku tak takut dengan resiko apa pun karena sudah mengungkap kebenaran.
"Menurut saya, kalau saya speak up gak ada salahnya. Saya gak takut, karena nyampeinnya tetap sopan," katanya.
Tabiat Hanifah ini tampaknya membuat orang tua merasa cemas.
"Orang tua pasti nanyain, nanya aja (katanya) 'hati-hati kamu, takut ada oknum yang jahat sama kamu, takut guru-guru nurunin nilai kamu'," ujar Hanifah kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.
Menurut Hanifah, ia melakukan ini karena tak ingin adik kelas mengalami hal serupa.
"Kalau saya nggak speak up, kasihan adik kelas saya," ujarnya, dikutip SURYA.CO.ID dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Hanifah hanya berusah membantu memperjuangkan nasib teman-temannya yang kurang dari segi ekonomi.
"Kita kasihan sama temen yang bener-bener miskin, butuh, yatim piatu, sedangkan buku tabungan, ATM ditahan sama sekolah," ujar Hanifah lagi.
"Kamu enggak takut?" tanya Kang Dedi.
"Enggak sih, aku ngerasanya itu enggak ada salahnya. Aku juga tetap sopan menyampaikannya," jawabnya.
Duduk Perkara
Diketahui, Hanifah membongkar pungli di SMAN 7 Cirebon lalu mengadukannya Dedi Mulyadi.
Hal itu dilakukan oleh Hanifah saat Dedi Mulyadi berkunjung ke sekolahnya.
Dalam aduannya, Hanifah menjabarkan adanya pungutan SPP dari sekolah hingga bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dipotong.
Berikut cerita lengkapnya, dikutip dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Pemotongan Uang PIP

Hanifah mengaku, dana PIP setiap siswa dipotong Rp 200 ribu.
Menurutnya, uang itu bukan untuk sekolah, melainkan untuk partai politik.
"PIP kita yang diambil. Harusnya kan tiap siswa dapat Rp 1,8 juta."
"Tapi ternyata kita itu diambil Rp 250 ribu untuk partai. Kita ke bank, di depan pintu ada guru dari TU buat ambil buku tabungan, pin, sama kartu kita."
Baca juga: Duduk Perkara Hanifah Siswi SMA 7 Cirebon Nekat Bongkar Pungli di Sekolahnya, Tegas Tak Takut Resiko
"Angkatan kita juga dimintai uang gedung Rp 6,4 juta."
"Sebelumnya kita dimintai Rp 8,7 juta, orang tua enggak terima kalau kita harus bayar Rp8 juta. SPP kita tiap bulan Rp200 ribu," ungkap Hanifah.
Bukan cuma itu, Hanifah juga mengadukan perihal adanya permintaan uang pembelian buku dan juga sumbangan masjid.
"Uang LKS Rp300 ribuan ke atas. Kelas 10 juga kita ada sumbangan masjid, seharusnya kan seikhlasnya tapi dipatoki Rp150 ribu," pungkas Hanifah.
Punya Utang
Awalnya, Dedi Mulyadi mengunjungi SMAN 7 Cirebon untuk menyelesaikan permasalahan kegagalan siswa mendaftar Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.
Secara tidak sengaja, Dedi Mulyadi bertemu Hanifah yang kemudian mengadu soal adanya pungutan SPP dari sekolah hingga bantuan PIP yang dipotong.
Mendengar keluhan tersebut, Dedi Mulyadi mengonfirmasi pihak sekolah.
Pihak sekolah pun mengaku memungut SPP Rp 200 ribu karena memiliki banyak utang.
"Itu tuh mungkin karena kita banyak utang pak, pembangunan," kata Wakasek Humas SMAN 7 Cirebon Undang Ahmad Hidayat.
Baca juga: Terungkap Pekerjaan Orangtua Hanifah Siswi SMAN 7 Cirebon Bongkar Pungli Di Sekolah, Pensiunan ASN
Soal uang PIP yang dipotong Rp 200 ribu, menurut dia, uang itu bukan untuk sekolah, melainkan untuk partai politik.

Bahkan, ia mengungkap bahwa pemberian PIP itu tidak tepat sasaran.
Hanifah Dapat PIP
Seperti Hanifah, anak pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang turut mendapat PIP.
"Kok anak ASN bisa dapat PIP ya," tanya Dedi Mulyadi ke Hanifah.
"Kita udah nolak, cuma katanya harus tetap menerima," jawab Hanifah.
Ia pun mengaku menggunakan uang itu untuk membayar SPP dan kebutuhan sekolah lainnya.
Meski anak pensiunan ASN, Hanifah rupanya sempat menunggak SPP.
"Kalau aku dipakai untuk lunasin tunggakan SPP, karena bundanya belum bisa bayar waktu itu. Dibayarin sama bantuan PIP, sisanya buat lunasin year book sama graduation," kata dia.
Menurut Hanifah, di sekolahnya itu, hampir semua siswa yang tidak mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP), akan mendapat PIP.
Tak Takut Resiko
Bantu Teman yang Gagal SNPMB 2025
Tak hanya vokal soal PIP dan SPP, Hanifah juga ikut demo saat sekolahnya belum menyelesaikan Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Hal itu membuat ratusan siswa SMAN 7 Cirebon terancam gagal mengikuti SNPMB 2025.
Menurut siswi kelas 11 IPS 1 ini pihak sekolah baru aktif mencari solusi setelah viral di media sosial.
"Pihak sekolah baru benar-benar geraknya tuh ya pas pada saat genting baru viral gitu loh. Dari kemarin mana, enggak ada," kata dia.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
berita viral
Hanifah
SURYA.co.id
Hanifah Kaliyah Ariij
surabaya.tribunnews.com
SMAN 7 Cirebon
pungli
Hanifah Siswa SMAN 7 Cirebon
Sosok Adrianus Agal, Pengacara yang Bongkar Peran F Diduga Oknum Aparat Pembunuh Bos Bank Plat Merah |
![]() |
---|
Guru Besar UPN Beri Solusi untuk Akhiri Kasus Ijazah Jokowi, Berkaca Dari Kasus Bahlil Lahadalia |
![]() |
---|
Rekam Jejak Hakim I Ketut Darpawan yang Gugurkan PK Silfester Matutina, Raih Antigratifikasi Award |
![]() |
---|
Gelagat Bupati Pati Sudewo Setelah Diperiksa KPK, Masih Ngotot Tak Mau Mundur: Saya Akan Amanah |
![]() |
---|
Siasat Eras, Penculik Bos Bank Plat Merah Hindari Hukuman Berat, Ajukan Justice Collaborator ke LPSK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.