Wawancara Eksklusif - UWKS Terapkan Mata Kuliah 'Wijaya Kusuma' untuk Pertahankan Budaya Majapahit

Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) jadi salah satu perguruan tinggi swasta yang melestarikan budaya Indonesia, khususnya budaya Majapahit.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
saiful/surya.co.id
WAWANCARA EKSKLUSIF - (KIRI) Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Dr Ir Hary Sastrya Wanto MS, bersama Tri Mulyono, Pimpinan Redaksi Tribun Jatim Network di lobby rektorat UWKS, Selasa (11/2/2025). Keduanya baru saja melakukan wawancara eksklusif yang membahas ciri khas UWKS yang menjadi daya tarik mahasiswa baru. 

SURYA.co.id | SURBAYA – Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menjadi salah satu perguruan tinggi swasta yang konsisten melestarikan budaya Indonesia, khususnya budaya Majapahit, melalui mata kuliah yang wajib ditempuh setiap mahasiswa.

Selain itu, UWKS juga konsisten mencetak lulusan berkualitas, yang terbukti dari kontribusi para alumninya di berbagai bidang.

Untuk mengulas lebih dalam tentang UWKS, Harian Surya melakukan wawancara eksklusif dengan Wakil Rektor I Bidang Akademik UWKS, Dr Ir Hary Sastrya Wanto MS.

Berikut hasil wawancara tersebut:

SURYA: Bisa dijelaskan sejarah pendirian UWKS dan perkembangannya hingga saat ini?

Hary Sastrya Wanto: Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) didirikan pada 19 Juni 1981 oleh Yayasan Wijaya Kusuma Surabaya.
Yayasan ini berdiri pada tahun 1980 dan awalnya memiliki enam fakultas, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Pada tahun 1986, UWKS menambah Fakultas Kedokteran dan menjadi Fakultas Kedokteran perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia Timur.
Selanjutnya, UWKS terus berkembang dengan menambahkan fakultas-fakultas lain, termasuk Fakultas Kedokteran Hewan. Hingga kini, UWKS memiliki delapan fakultas yang menawarkan berbagai program studi di berbagai bidang ilmu.
Fakultas Teknik: Teknik Sipil, Informatika, serta Teknologi Industri Pertanian.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Sosiologi, Ilmu Politik, Kesejahteraan Sosial, serta Perpustakaan dan Sains Informasi, termasuk Magister Ilmu Politik.
Fakultas Kedokteran Hewan: Kesehatan Hewan, Kedokteran Hewan, serta Pendidikan Profesi Dokter Hewan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Guru SD, serta Pendidikan Profesi Guru.
Fakultas Pertanian: Agroteknologi dan Agribisnis, serta Magister Agribisnis.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi, serta Magister Akuntansi dan Magister Manajemen.
Fakultas Hukum: Sarjana Hukum serta Magister Hukum.
Fakultas Kedokteran: Kedokteran serta Pendidikan Profesi Dokter.

SURYA: Dari banyaknya fakultas dan program studi, apa ciri khas dari UWKS?

Hary Sastrya Wanto: UWKS dikenal sebagai kampus budaya Kemajapahitan, sesuai dengan nama Wijaya Kusuma yang diambil dari pendiri Kerajaan Majapahit, yaitu Raden Wijaya.
Karakter Raden Wijaya, seperti keteguhan, keberanian, dapat dipercaya, dan rendah hati diajarkan kepada mahasiswa melalui mata kuliah Kewijayaan Kusumaan.
Dengan pembelajaran ini, lulusan UWKS diharapkan memiliki karakter sebagai penerus nilai-nilai Raden Wijaya.

SURYA: Sebagai kampus swasta dengan Fakultas Kedokteran tertua di Jawa Timur, apa keistimewaan FK dan FKH UWKS?

Hary Sastrya Wanto: FK UWKS mengadopsi sistem pembelajaran dari perguruan tinggi ternama dan banyak diminati oleh masyarakat.
Dulu, sistem perkuliahannya bersifat tatap muka, tetapi kini telah berubah menjadi sistem blok.
Dalam sistem blok, kelas besar dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari tujuh hingga sepuluh mahasiswa dengan fokus pada kompetensi khusus.
Dengan demikian, mahasiswa dapat mempelajari keahlian khusus secara lebih intensif, terutama mengenai penyakit-penyakit yang umum di Indonesia.
Menariknya, sekitar 30 persen mahasiswa FK UWKS berasal dari Bali.

SURYA: Bagaimana rekam jejak alumni UWKS?

Hary Sastrya Wanto: Salah satu alumni FK UWKS pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan di Timor Leste.
Selain itu, banyak alumni UWKS yang berkarier di berbagai instansi pemerintah, termasuk yang menciptakan inovasi sistem kesehatan yang diakui secara nasional.

SURYA: Bagaimana cara UWKS mencetak lulusan berkualitas dengan biaya yang ditetapkan saat ini?

Hary Sastrya Wanto: Biaya pendaftaran di UWKS adalah Rp400.000, kecuali untuk Fakultas Kedokteran yang sebesar Rp1.000.000 dan Fakultas Kedokteran Hewan Rp800.000 karena termasuk tes kesehatan.
Untuk biaya kuliah, 13 program studi mendapatkan diskon 25 persen, sehingga biayanya menjadi Rp6.300.000 per semester.
Meskipun menyediakan gedung dan fasilitas yang memadai, biaya pendidikan di UWKS masih lebih terjangkau dibandingkan dengan kampus lain.

SURYA: Bagaimana cara mendaftarnya?

Hary Sastrya Wanto: Pendaftaran dapat dilakukan melalui pmb.uwks.ac.id. Calon mahasiswa dapat mengisi formulir secara online dan melengkapi persyaratan yang diminta.
Peserta dapat langsung mengikuti tes dan mendapatkan hasilnya. Khusus untuk Fakultas Kedokteran, seleksi dilakukan berdasarkan nilai rapor SMA dan wawancara, mengingat tingkat kesulitan perkuliahannya yang tinggi.

SURYA: Bagaimana kegiatan mahasiswa di UWKS di luar kegiatan akademik?

Hary Sastrya Wanto: UWKS memiliki lebih dari 20 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), termasuk bela diri, olahraga, dan pecinta alam.
Selain itu, terdapat organisasi mahasiswa seperti BEM Universitas, BEM Fakultas, serta Himpunan Mahasiswa Program Studi untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan berorganisasi.
Dengan demikian, lulusan UWKS memiliki kompetensi yang memadai untuk bergabung dalam organisasi eksternal.

SURYA: Dari mana saja asal mahasiswa UWKS?

Hary Sastrya Wanto: Semangat Majapahit menarik mahasiswa dari berbagai daerah di Jawa, Medan, dan Jakarta.
Beberapa mahasiswa dari Jakarta bahkan memilih UWKS untuk mempelajari konsep urban farming.

SURYA: Apakah UWKS menyediakan program beasiswa?

Hary Sastrya Wanto: Beasiswa di UWKS berasal dari berbagai sumber, termasuk pemerintah melalui KIP, perbankan, LLDikti, dan pihak lainnya.
Sekitar 50 persen mahasiswa UWKS memperoleh beasiswa.
Mahasiswa asing dari India, Vietnam, Sudan, Zimbabwe, dan Pakistan juga belajar di UWKS. Mereka dapat mempelajari bahasa dan budaya Indonesia, serta sering mendapatkan beasiswa dari pemerintah.

SURYA: Apa langkah UWKS dalam meningkatkan kualitas pendidikan?

Hary Sastrya Wanto: UWKS mengarah pada internasionalisasi dengan menerapkan kurikulum Outcome-Based Education (OBE).
Mahasiswa diarahkan untuk memilih mata kuliah sesuai dengan minat dan kebutuhan industri.
Selain itu, UWKS bekerja sama dengan berbagai perusahaan dalam penyusunan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

SURYA: Bagaimana perkembangan riset di UWKS?

Hary Sastrya Wanto: Dosen didorong untuk menulis di jurnal bereputasi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
LPPM secara rutin mengadakan coaching clinic untuk mendampingi dosen dalam menulis dan berinovasi.
Setiap tahunnya, terdapat ratusan penelitian yang dihasilkan.

SURYA: Dengan hadirnya kampus asing di Surabaya, bagaimana kesiapan UWKS?

Hary Sastrya Wanto: UWKS telah mempersiapkan diri, misalnya dengan menyediakan program non-degree Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) untuk warga asing yang ingin belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Saat ini, mahasiswa Pakistan sedang menempuh program ini, dan Konsulat Jenderal Tiongkok berencana mengirimkan warganya untuk mengikuti program ini sebagai persiapan bekerja di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved