Berita Viral

Rekam Jejak Agus Pendeta Sangar Di Semarang, Bertato Hati Lembut Bantu 200 Anak Jalanan Dan PSK

Agus Sutikno membuat publik kagum karena telah menyekolahkan ratusan anak jalanan hingga membantu PSK dan waria tanpa bantuan pemerintah

Editor: Wiwit Purwanto
istimewa
BADAN BERTATO SUKA MENOLONG - Agus Sutikno membuat publik kagum karena telah menyekolahkan ratusan anak jalanan hingga membantu PSK dan waria tanpa bantuan pemerintah sama sekali. 

Tak jarang Agus dipandang sebelah mata lantaran fisiknya yang dipenuhi tato.

"Dengan kondisi fisik seperti ini, entah itu orang agama, orang awam, pasti ketika mereka melihat orang yang model saya pasti dicap enggak baik, seorang pemabuk, pemake, sampai hari ini melekat," ungkap Agus.

Namun hal tersebut tak membuat semangat Agus dalam membantu anak-anak jalanan surut. Ia tak sakit hati.

Agus justru kian gencar membantu semua kalangan mulai dari PSK, waria hingga lansia terlantar.

“Secara pikiran ya sakit, kan saya dulunya rusak, kepengin hidup benar. Tapi kembali orang kayak saya mau berusaha benar, tapi dalam kalangan masyarakat dan tokoh agama sendiri cancel saya,” pungkas Agus.

Kini, Agus telah mengasuh lebih dari 200 anak jalanan dan terlantar di panti Yayasan Hati Bagi Bangsa yang beralamat di Jalan Manggis II, Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan, Jawa Tengah.

“Pengabdiannya bagaimana saya sama mereka, juga saya ini menjadi bapak mereka. Saya menjadi bapak bagi orang-orang yang miskin, orang yang hidupnya hancur. Puji Tuhan, anak-anak yang diasuh mulai bayi tanpa bapak, sampai anak-anak, remaja, dewasa, orang tua jompo kurang lebih 200-an. Beda dengan PSK dan banci, beda lagi,” imbuh Agus.

Ajarkan kemanusiaan

Di panti yayasannya, Agus mengaku tidak pernah membeda-bedakan agama anak-anak asuhnya.

Bahkan diungkap Agus, anak asuhnya mayoritas beragama Islam.

Selama di panti, Agus tidak pernah mengajarkan soal perbedaan agama.

Pendeta Agus bahkan tetap menghormati agama anak-anak asuhnya seraya memfasilitasinya dengan pelajaran agama Islam.

“Mereka (anak-anak di panti) semuanya islam, dan aku tidak pernah bicara soal agama. Jadi yang aku sampaikan kepada mereka Cuma satu yaitu kemanusiaan,” katanya.

Menurutnya kemanusiaan di atas keagamaan.

“Dulu ada bahkan banyak orang yang bilang ‘wah jangan-jangan anak-anaknya masuk gereja, anaknya masuk Kristen’. Sampai hari ini enggak pernah ada, mereka tetap islam, mereka tetap muslim. Karena bagi aku yang penting hidup saya ini menjadi berkah bagi mereka,” ungkap Agus.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved