Di Akhir Pekan, Jumlah Pengunjung Wisata Petik Belimbing Moyoketen Tulungagung Capai 10.000 Orang

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Agro wisata petik belimbing  di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), semakin berkembang.

Di setiap akhir pekan dan momen libur panjang, jumlah kunjungan mencapai 10.000 wisatawan.

Ramainya wisata ini, tidak lepas dari jasa Mulyono, perintis sekaligus yang mengembangkan budidaya buah belimbing.

“Kalau hari Minggu atau libur panjang, bus yang datang bisa ratusan. Ramainya mulai sekitar pukul 2 (siang),” ujar Mulyono saat ditemui, Sabtu (8/2/2025).

Ramainya kunjungan ke Wisata Petik Belimbing Moyoketen, juga tidak lepas dari keberadaan Jalur Lintas Selatan (JLS).

Mulyono mengaku lupa persisnya, kapan kunjungan ke wisata rintisannya ini mulai ramai.

Namun, seingatnya sejalan dengan dibukanya JLS Tulungagung yang membuka akses ke sejumlah pantai, seperti Pantai Gemah, Bayem dan Pantai Klatak.

“Saat itu JLS banyak dikunjungi wisatawan, termasuk biro perjalanan wisata. Ternyata mereka membuat rencana perjalanan untuk ditawarkan ke wisatawan,” jelasnya.

Biro perjalanan wisata itu menjadikan wisata pantai di sepanjang JLS menjadi destinasi utama.

Namun, dalam perjalanan pulang, banyak di antara mereka yang memasukkan Wisata Petik Belimbing Moyoketen.

Mulyono yang juga Ketua Kelompok Tani Tunas Belimbing Moyoketen, memfasilitasi bus-bus wisata ini dengan membuatkan tempat parkir yang memadai.

Mulyono bersama petani plasma, awalnya seperti menjadi petani tunggal di wisata petik belimbing.

Seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, lingkungan di sekitarnya juga ikut berbenah.

Banyak warga yang ikut memasarkan belimbingnya dan aneka produk rumahan mereka.

“Di tempat saya saja 1 ton belimbing bisa langsung habis terjual. Belum yang dipetik langsung, belum di warga yang lain,” ungkapnya.

Dalam perkembangannya, Mulyono juga menjalin kerja sama dengan sejumlah hotel yang ada di Kabupaten Tulungagung.

Hotel-hotel ini banyak menerima tamu, rombongan wisatawan dari Jakarta dan kota-kota lain.

Kebanyakan mereka datang dengan transportasi kereta api, dan mengadakan sejumlah perjalanan wisata di Tulungagung.

Mulyono turut membantu memfasilitasi transportasi para wisatawan, dan memasukkan agenda ke Wisata Petik Belimbing Moyoketen.

“Banyak ibu-ibu yang tidak mau ribet. Jadi kami kerja sama dengan hotel, membuatkan paket wisata di Tulungagung,” ungkapnya.

Selain melayani Wisata Petik Belimbing Moyoketen, Mulyono dan para petani plasma binaannya juga melayani pemasaran daring (online).

Mulyono mengatakan, banyak daerah lain yang juga mengembangkan wisata petik belimbing.

Namun, ia menjamin kualitas belimbing dari Kelompok Tani Tunas Belimbing punya pangsa pasar yang sulit untuk digeser.

“Kami menjual belimbing premium yang sudah mendapat pengakuan secara luas. Sejauh ini kami melayani para pelanggan dari berbagai kota di Indonesia,” tegasnya.

Untuk pemasaran daring, Mulyono bekerja sama dengan sejumlah jasa travel maupun bus antar kota antar provinsi untuk pengiriman.

Ia juga berani memberi garansi jika buah yang dikirim rusak dan tidak manis, diganti secara gratis.

Dengan cara ini, belimbing Moyoketen produk Mulyono dan kawan-kawan tidak pernah sepi dari pembeli.

Selain belimbing, Mulyono juga tengah mengembangkan tanaman buah lain, seperti jambu kristal dan jambu air.

Jambu kristal yang dikembangkan pun sudah mulai dipromosikan, karena bisa mencapai berat 1 kg per buah.

Demikian juga jambu air dari berbagai jenis diklaim punya kualitas premium yang mendapatkan pengakuan.

Untuk pengembangan aneka buah ini, Mulyono menggandeng pihak ketiga yang punya teknologi.

Ia berjanji sekitar Juni 2025 mendatang, produk jambu kristal dan jambu air itu siap dipasarkan.

“Ada pihak lain yang membantu kami untuk mengembangkan kualitas tanaman buah. Bulan enam (Juni) nanti saya tunjukkan jambu kristal kualitas premium,” pungkasnya.