Di Akhir Pekan, Jumlah Pengunjung Wisata Petik Belimbing Moyoketen Tulungagung Capai 10.000 Orang

Di setiap akhir pekan dan momen libur panjang, jumlah kunjungan di Wisata Petik Belimbing Moyoketen, Tulungagung, mencapai 10.000 wisatawan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
BELIMBING PREMIUM - Mulyono membawa buah belimbing kualitas premium miliknya di area Agro Wisata Petik Belimbing Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (8/2/2025). Kini, Wisata Petik Belimbing Moyoketen telah menjadi salah satu tujuan biro perjalanan wisata, dengan kunjungan 10.000 orang di akhir pekan. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Agro wisata petik belimbing  di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), semakin berkembang.

Di setiap akhir pekan dan momen libur panjang, jumlah kunjungan mencapai 10.000 wisatawan.

Ramainya wisata ini, tidak lepas dari jasa Mulyono, perintis sekaligus yang mengembangkan budidaya buah belimbing.

“Kalau hari Minggu atau libur panjang, bus yang datang bisa ratusan. Ramainya mulai sekitar pukul 2 (siang),” ujar Mulyono saat ditemui, Sabtu (8/2/2025).

Ramainya kunjungan ke Wisata Petik Belimbing Moyoketen, juga tidak lepas dari keberadaan Jalur Lintas Selatan (JLS).

Mulyono mengaku lupa persisnya, kapan kunjungan ke wisata rintisannya ini mulai ramai.

Namun, seingatnya sejalan dengan dibukanya JLS Tulungagung yang membuka akses ke sejumlah pantai, seperti Pantai Gemah, Bayem dan Pantai Klatak.

“Saat itu JLS banyak dikunjungi wisatawan, termasuk biro perjalanan wisata. Ternyata mereka membuat rencana perjalanan untuk ditawarkan ke wisatawan,” jelasnya.

Biro perjalanan wisata itu menjadikan wisata pantai di sepanjang JLS menjadi destinasi utama.

Namun, dalam perjalanan pulang, banyak di antara mereka yang memasukkan Wisata Petik Belimbing Moyoketen.

Mulyono yang juga Ketua Kelompok Tani Tunas Belimbing Moyoketen, memfasilitasi bus-bus wisata ini dengan membuatkan tempat parkir yang memadai.

Mulyono bersama petani plasma, awalnya seperti menjadi petani tunggal di wisata petik belimbing.

Seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, lingkungan di sekitarnya juga ikut berbenah.

Banyak warga yang ikut memasarkan belimbingnya dan aneka produk rumahan mereka.

“Di tempat saya saja 1 ton belimbing bisa langsung habis terjual. Belum yang dipetik langsung, belum di warga yang lain,” ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved