Mini Beromzet Maksi, Pukis Gombong Bondowoso Hasilkan Jutaan Setelah Sugito Berhenti Minum dan Judi
Wajahnya sangar dengan guratan tato di tangan kanan kirinya seperti menandai masa lalunya yang dipandang miring kebanyakan orang.
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Tidak hanya populer dengan kelezatan tape, Bondowoso juga mencuat berkat ketekunan dan kreativitas warganya menghasilkan penganan khas yang kemudian mudah diingat. Salah satunya pukis.
Benar, memang banyak jenis pukis di semua daerah sehingga kesannya tidak begitu spesial. Tetapi kalau ingin mencicipi pukis Gombong, maka carilah di pintu masuk Pasar Indukm Bondowoso.
Di sana, ada kios kecil yang memajang ratusan pukis berukuran mini alias kecil karena memang lebih kecil ketimbang kue serupa di jagat perpukisan.
Memang mini, tetapi rasanya legit manis,membuat penikmat kue ini semakin doyan. Karena ukurannya yang mini, maka sekali buka mulut dipastikan langsung menghilang dalam kecapan.
Di pasar ini, satu kantong berisi 10 potong pukis mini dengan harga murah yaitu Rp 8.000 per kantong. Biasanya sekitar pukul 14.00 WIB, rombong pukis tutup karena sudah habis diserbu pembeli sejak pukul 05.00 WIB.
Namun siapa sangka di balik legitnya pukis mini ini, ada peran Sugito, seorang penyintas peminum dan pejudi. Sugito mengaku sudah hampir 21 tahun berjualan pukis Gombong.
Ia menuturkan, semula ikut penjual pukis di Jawa Tengah dan sekarang ia sukses berjualan pukis sendiri dengan omzet hingga puluhan juta dalam sebulan.
Kepada SURYA, Selasa (28/1/2025), pria yang disapa Paijo itu mengaku tidak menyangka niatnya untuk membahagiakan keluarga dengan meninggalkan miras dan perjudian, berbuah manis.
Tetapi hitam putih perjalanan hidup manusia pasti ada akhirnya, dan Sugito menutup episode minum serta judi dengan membuka lembaran baru yang positif.
Kini Sugito justru bisa mempekerjakan 12 orang yang semuanya kepala keluarga dalam bisnis pukis Gombong nan imut itu. "Kalau pekerja di Bondowoso ada 12 orang," kata Sugito.
Ia menjelaskan, satu pekerja bertugas menjaga satu rombong pukis dan totalnya ada 12 titik, atau hampir di 80 persen pasar-pasar di Bondowoso.
Dalam sehari, satu rombong pukis bisa menjual 6-7 KG adonan. Dari setiap rombong itu, Sugito bisa meraup omzet sekitar Rp 200.000. "Setiap lapak mendapatkan omzet kotor tidak sama, ada yang Rp 500.000, ada yang Rp 2 juta," jelasnya.
Kisah sukses Sugito memang tidak dicapai secara instan. Ia mengaku untuk mencapai titik ini tidak mudah karena harus mengawali usahanya dengan berjualan sendiri di Pasar Induk Bondowoso.
Wajahnya sangar dengan guratan tato di tangan kanan kirinya seperti menandai masa lalunya yang dipandang miring kebanyakan orang.
Sugito berpikir keras menarik minat pembeli. Karena, kala itu ada paradigma masyarakat bahwa orang bertato identik dengan sesuatu yang menyeramkan.
Pukis Gombong Bondowoso
usaha pukis mini beromzet jutaan
Pasar Induk Bondowoso
success story
mantan pemabuk sukses jual pukis
raup puluhan juta dari pukis
tips meraih sukses usaha
Bondowoso
Sempat Ingin Kuliah di UGM, Teman Sekolah Menangis di Makam Siswi Bondowoso Korban Kecelakaan Bus |
![]() |
---|
Kejari Bondowoso Selamatkan Uang Negara Rp 7,4 Miliar Pada 2025, Termasuk Dari Kasus Korupsi Desa |
![]() |
---|
Uang Rp 2,2 Miliar dari Kasus Korupsi Diserahkan Kejari Kepada Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid |
![]() |
---|
Bayar PBB Pakai Sampah, Kok Bisa? Ini Yang Dilakukan Warga Di Bondowoso Jatim |
![]() |
---|
Bayar PBB Dengan Sampah, Warga Perumahan di Bondowoso Juga Membantu Kurangi Volume TPA |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.