Mini Beromzet Maksi, Pukis Gombong Bondowoso Hasilkan Jutaan Setelah Sugito Berhenti Minum dan Judi

Wajahnya sangar dengan guratan tato di tangan kanan kirinya seperti menandai masa lalunya yang dipandang miring kebanyakan orang.

|
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
Mini Beromzet Maksi, Pukis Gombong Bondowoso Hasilkan Jutaan Setelah Sugito Berhenti Minum dan Judi - pukis-Gombong-Bondowoso-hasilkan-jutaan.jpg
ilustrasi tribunnews
Pukis Gombong - Pukis menjadi salah satu jajanan khas Indonesia yang tetap digemari sampai sekarang.
Mini Beromzet Maksi, Pukis Gombong Bondowoso Hasilkan Jutaan Setelah Sugito Berhenti Minum dan Judi - pukis-Gombong-khas-Bondowoso.jpg
surya/Sinca Ari Pangistu (Sinca)
PUKIS BEROMZET BESAR - Sugito, pedagang pukis Gombong menyelep kelapa untuk bahan adonan pukis di pasar Induk Bondowoso, Selasa (28/1/2025).


SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Tidak hanya populer dengan kelezatan tape, Bondowoso juga mencuat berkat ketekunan dan kreativitas warganya menghasilkan penganan khas yang kemudian mudah diingat. Salah satunya pukis.

Benar, memang banyak jenis pukis di semua daerah sehingga kesannya tidak begitu spesial. Tetapi kalau ingin mencicipi pukis Gombong, maka carilah di pintu masuk Pasar Indukm Bondowoso.

Di sana, ada kios kecil yang memajang ratusan pukis berukuran mini alias kecil karena memang lebih kecil ketimbang kue serupa di jagat perpukisan.

Memang mini, tetapi rasanya legit manis,membuat penikmat kue ini semakin doyan. Karena ukurannya yang mini, maka sekali buka mulut dipastikan langsung menghilang dalam kecapan.

Di pasar ini, satu kantong berisi 10 potong pukis mini dengan harga murah yaitu Rp 8.000 per kantong. Biasanya sekitar pukul 14.00 WIB, rombong pukis tutup karena sudah habis diserbu pembeli sejak pukul 05.00 WIB.

Namun siapa sangka di balik legitnya pukis mini ini, ada peran Sugito, seorang penyintas peminum dan pejudi. Sugito mengaku sudah hampir 21 tahun berjualan pukis Gombong. 

Ia menuturkan, semula ikut penjual pukis di Jawa Tengah dan sekarang ia sukses berjualan pukis sendiri dengan omzet hingga puluhan juta dalam sebulan.

Kepada SURYA, Selasa (28/1/2025), pria yang disapa Paijo itu mengaku tidak menyangka niatnya untuk membahagiakan keluarga dengan meninggalkan miras dan perjudian, berbuah manis.

Tetapi hitam putih perjalanan hidup manusia pasti ada akhirnya, dan Sugito menutup episode minum serta judi dengan membuka lembaran baru yang positif.

Kini Sugito justru bisa mempekerjakan 12 orang yang semuanya kepala keluarga dalam bisnis pukis Gombong nan imut itu. "Kalau pekerja di Bondowoso ada 12 orang," kata Sugito.

Ia menjelaskan, satu pekerja bertugas menjaga satu rombong pukis dan totalnya ada 12 titik, atau hampir di 80 persen pasar-pasar di Bondowoso.

Dalam sehari, satu rombong pukis bisa menjual 6-7 KG adonan. Dari setiap rombong itu, Sugito bisa meraup omzet sekitar Rp 200.000. "Setiap lapak mendapatkan omzet kotor tidak sama, ada yang Rp 500.000, ada yang Rp 2 juta," jelasnya.

Kisah sukses Sugito memang tidak dicapai secara instan. Ia mengaku untuk mencapai titik ini tidak mudah karena harus mengawali usahanya dengan berjualan sendiri di Pasar Induk Bondowoso.

Wajahnya sangar dengan guratan tato di tangan kanan kirinya seperti menandai masa lalunya yang dipandang miring kebanyakan orang.

Sugito berpikir keras menarik minat pembeli. Karena, kala itu ada paradigma masyarakat bahwa orang bertato identik dengan sesuatu yang menyeramkan.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved