Imlek 2025

Melihat dari Dekat Pembuatan Kue Keranjang Khas Imlek di Surabaya

Kue keranjang merupakan salah satu makanan khas yang tak pernah absen pada perayaan Imlek.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Titis Jati Permata
tribun jatim/nurika anisa
Kue keranjang khas imlek yang diproduksi oleh keluarga Ferry Andreasandi di Surabaya 

SURYA.CO.ID, SURABAYA- Jelang suasana Imlek, sebuah rumah di Jalan Kalidami Gang IX Surabaya tampak sibuk dengan proses produksi kue keranjang.

Kue keranjang merupakan salah satu makanan khas yang tak pernah absen pada perayaan Imlek.

Di rumah produksi milik Ferry Andreasandi, pembuatan dodol China atau kue keranjang tak pernah absen dari perayaan Imlek berlangsung.

“Kue keranjang ini usaha dari mama, mulainya sekitar tahun 1990an. 1994 lah. Dulu masih belum dikenal masyarakat, masih sekitar sini,” ujar Ferry ditemui di rumahnya, Senin (20/1/2025).

Kue keranjang khas imlek yang diproduksi oleh keluarga Ferry Andreasandi di Surabaya
Kue keranjang khas imlek yang diproduksi oleh keluarga Ferry Andreasandi di Surabaya (tribun jatim/nurika anisa)

Sejak Januari, rumah produksi ini sekaligus menjadi dapur yang tak berhenti beroperasi.

Semakin dekat perayaan Tahun Baru Imlek, para pekerja di rumah tersebut juga semakin disibukan oleh pesanan.

Sejak pagi, pekerja mulai menjalankan tugasnya masing-masing.

Ada yang menyiapkan cetakan. Kaleng-kaleng berbagai ukuran dilapisi dengan plastik untuk digunakan sebagai cetakan.

Beberapa pekerja juga menyiapkan bahan, mengaduk adonan, hingga membungkus kue keranjang.

Proses mengolah bahan mentah hingga pengukusan, dan pengemasan dilakukan setiap hari.

Tampak dandang berukuran satu setengah meter mencolok di halaman rumah tersebut.

Sekali masak, dandang tersebut bisa diisi 10 tingkat nampan kue.

“Semua (prosesnya) di sini. Produksinya tidak mesti. Kalau sudah turun (proses pertama) baru produksi lagi. Ringan tapi pembuatannya susah dan butuh waktu lama,” ujarnya.

Pembuatan kue keranjang dimulai dari adonan tepung, dikukus selama lebih dari lima jam.

Waktu yang cukup lama itu untuk mendapatkan warna cokelat yang khas.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved