Wabah PMK di Jatim

PMK Belum Pengaruhi Penjualan dan Konsumsi di Lamongan, Jagal Buat Skrinning Sebelum Memotong Sapi

"Sebelum disembelih, sapi diperiksa kesehatannya dulu. Jadi dagingnya dijamin aman dikonsumsi," ia menerangkan.

|
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri (hanif manshuri)
Kegiatan penjualan daging di rumah jagal sapi Sampoerna milik Alul Fauziri Wahyuni di kawasan Pasar Sidoharjo Lamongan, Kamis (9/1/2025). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Penyebaran kembali wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Jatim belakangan ini, masih menjadi kekhawatiran di kalangan peternak sapi.

Tetapi bagi para pedagang daging dan konsumen di Lamongan ternyata belum begitu terasa, karena penjualan daging sapi masih relatif normal.

Sampai Kamis (9/1/2025), penjualan daging sapi di tingkat pedagang pasar dan jagal di belum terimbas PMK. Harga daging sapi tetap normal Rp 110.000 per KG, meski PMK mewabah.

Seperti yang terlihat di kios Jagal Sapi Sampoerna milik Alul Fauzi Wahyuni di kawasan Pasar Sidoharjo Lamongan, Kamis (9/1/2025).

Alul Fauzi mengatakan, wabah PMK belum mempengaruhi penjualan daging sapi di kios miliknya, termasuk 17 pedagang daging lainnya.

Menurut Alul, penjualan daging masih normal di mana ia masih memotong rata-rata 1 ekor sapi per hari. "Untuk penjualan daging sapi di Kota Lamongan masih normal, tidak terpengaruh wabah PMK itu," kata Alul.

Ini berbeda dengan situasi ketika PMK terjadi pada tahun 2022 silam. Sekarang para jagal dan masyarakat sama-sama faham bagaimana menghindari dan tidak membeli sapi yang terjangkit penyakit.

Dikatakan Alul, pada hari normal penjualan di kiosnya mencapai satu ekor sapi sehari. Kondisi tersebut bahkan normal sampai sekarang. Seperti diketahui, wabah PMK pada sapi ditemukan di Lamongan dan terdata 187 ekor sapi terjangki

Selain harga di atas, Alul menambahkan bahwa daging rawonan masih dipatok Rp 85.000 hingga tertinggi Rp 90.000 per KG. " Daging untuk rawonan dengan harga itu sudah sangat bagus," tegasnya.

Meski begitu, para penjual daging bukannya tidak peduli kesehatan dan higienitas. Alul menambahkan, sapi yang akan disembelih di kiosnya sudah melalui pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

"Sebelum disembelih, sapi diperiksa kesehatannya dulu. Jadi dagingnya dijamin aman dikonsumsi," ia menerangkan.

Senada diungkapkan jagal H Rohman, yang memastikan tidak ada pengaruh wabah PMK pada penjualan daging. 

Tidak ada pengakuan dari masyarakat atau penjual makanan berbahan daging mengenai pengaruh PMK itu. Tetapi dengan penjualan daging rata-rata yang masih normal, artinya tingkat konsumsi masyarakat masih tinggi. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved