PMK Sapi Meluas di Situbondo, Disnakkan Sudah Suntikkan 150.000 Dosis Vaksin di Awal Januari
"Jangan sampai sudah parah baru melapor, sebab mencegah lebih cepat itu semakin baik," tukasnya.
Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Penyakit mulut dan kuku (PMK) di Situbondo mengalami persebaran sangat cepat dan sejauh ini ternak sapi yang terpapar sudah melebihi 100 ekor.
Selain itu tercatat sudah ada 43 ekor sapi mati dengan gejala virus yang pernah meledak pada 2022 lalu.
Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Sulistiyani mengatakan, untuk memutus penyebaran PMK, pihaknya terus bekerja ekstra dengan melakukan vaksinasi, pengobatan, dan sosialisasi kepada para peternak.
"Pada 29 Desember 2024 lalu kami mendapat 1.500 dosis vaksin PMK 1500 dari Kementerian Pertanian, dan langsung kita sebar ke semua Puskeswan," jelas Sulis, Senin (7/1/2025).
Selain itu pihaknya melakukan pengobatan pada sapi-sapi yang sakit dan sosialisasi kepada para peternak.
Dan pada pekan pertama Januari 2025 ini, Sulis mengatakan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Situbondo telah menyuntikkan 354.500 dosis vaksin PMK pada ternak sapi.
"Rincian pada tahun 2022 ada 101.700 dosis, tahun 2023 ada 167.000 dosis, pada 2024 ada 83.800 dosis dan pekan pertama Januari 2025 sebanyak 1.500 sosis. Vaksinasi PMK ini kami prioritaskan untuk sapi potong dan sapi perah," bebernya.
Pihaknya juga sudah melakukan penyemprotan desinfektan di tiga pasar hewan, yaitu di Pasar Hewan Asembagus, Besuki, dan Sumberkolak.
"Penyemprotan desinfektan kita lakukan pada kendaraan pengangkut sapi yang datang ke pasar. Kemudian sapi-sapi di sana juga kita semprot," tambah Sulis.
Dikatakan Sulis, untuk ternak milik warga Desa Pokaan, Kecamatan Kapongan, sudah dilakukan vaksinasi sebanyak 400 dosis.
"Setelah petugas kami menerima laporan ada 10 ekor sapi mati terindikasi PMK. Maka kami langsung turun ke lokasi dan melakukan vaksinasi, pengobatan hingga penyemprotan desinfektan di area kandang sapi," tegasnya.
Sulis mengimbau para peternak untuk melapor ke petugas kesehatan hewan bila ada sapi yang sakit, sehingga bisa segera diobati dan terhindar dari kematian.
"Jangan sampai sudah parah baru melapor, sebab mencegah lebih cepat itu semakin baik," tukasnya.
Dijelaskan pula, ada beberapa penyebab penyakit PMK, di antaranya mutasi virus, faktor cuaca, hingga imun sapi itu sendiri.
"Kami juga berharap kepada para peternak untuk menjaga kebersihan kandang apalagi sekarang musim penghujan. Kemudian kalau ada sapi yang sakit segera diisolasi dari ternak yang sehat, karena virus ini cepat penularannya," pungkasnya. ****
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.