Bocah Perempuan di Surabaya Menghilang

Ramai-ramai Jual Anak di Surabaya, Tapi yang Ditangkap dalam Kasus Prostitusi Online Cuma Seorang

Ibu korban menyatakan, putrinya tidak hanya dijual oleh satu orang itu, namun juga teman pelaku lainnya.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
Istimewa
Wajah Ahmad Risky Faluvi (33) yang menjual RZA (13), siswi SMP di Surabaya. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, telah menangkap Ahmad Risky Faluvi (36) terkait kasus prostitusi online yang melibatkan bocah perempuan berusia 14 tahun, ZRA. 

Namun, ibu korban, ROS, mempertanyakan pengembangan penyelidikan dan dugaan keterlibatan tersangka lain.

Korban ZRA, siswi kelas VII SMP, kasusnya sangat miris. 

Ia yang mulanya pamitan nongkrong di warung kopi dekat rumahnya, ternyata ZRA dijemput laki-laki. 

Laki-laki itu, kemudian membawa kabur ZRA. 

Saat polisi menemukannya, ternyata selama dua minggu menghilang dari rumah, dia dipaksa Ahmad Risky Faluvi, warga asal Simokerto membuka layanan booking order alias Open BO.

ROS, ibu dari ZRA menyatakan, putrinya tidak hanya dijual oleh satu orang itu, namun juga teman pelaku lainnya. Yakni laki-laki bernama Rizki (30) dan wanita inisial CCL usia 16 tahun.

ROS mengaku heran, sebab polisi tidak melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut.

"Anak saya sempat tak ajak ngobrol santai. Ngakunya Rizki sama CCL ikut jual," ungkap ROS, Kamis (26/12/2024).

Berdasarkan penelusuran, memang tersangka dalam kasus itu hanya satu orang, yakni Ahmad Risky Faluvi, pecatan pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Kasihumas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto ketika dikonfirmasi pun menuturkan tak ada korban maupun tersangka lain dalam kasus itu. 

"Oh nggak, nggak ada," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak dan Perempuan Kota Surabaya, Syaiful Bachri menegaskan, kasus kekerasan seksual anak sangat memprihatinkan. 

Catatan Komnas selama Januari - Desember 2024, setidaknya ada 5 kasus mirip ZRA.

"Saat ditemukan kondisinya memprihatinkan, ada yang awalnya gak merokok, jadi merokok, terus di tangannya ada bekas luka sayatan," ungkap Syaiful Bachri.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved