Peternak di Mojokerto Cemas Setelah 2 Sapi Mati Mendadak, Distan Waspadai Wabah PMK Jilid 2

Dua ekor sapi usia 7-8 bulan, hari Sabtu sakit besoknya mati. Tidak sampai dua hari sudah dua ekor sapi yang mati

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Deddy Humana
surya/Mohammad Romadoni (Romadoni)
Hewan ternak sapi mati mendadak diduga akibat terjangkit penyakit PMK di Desa Madureso, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. 

SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang pernah melanda Jatim setahun lalu, kembali membuat peternak di Kabupaten Mojokerto.

Dengan gejala yang sama, dua ekor sapi milik warga di Dusun Guyangan, Desa Madureso, Kecamatan Dawarblandong, mati mendadak. Dugaan serangan PMK pun mulai merebak.

Kepala Desa Madureso, Suwarno mengatakan, warga di desanya cemas karena ternak sapi mati secara beruntun. Mulanya, ternak sapi milik warga mengalami sakit dan tidak mau makan serta mulut terus-menerus mengeluarkan liur.

"Dua ekor sapi usia 7-8 bulan, hari Sabtu sakit besoknya mati. Tidak sampai dua hari sudah dua ekor sapi yang mati," ucap Suwarno, Kamis (26/12/2024).

Ia mengaku tidak mengetahui pasti penyakit yang menjangkiti hewan ternak hingga menyebabkan mati mendadak. "Tidak tahu kenapa, sapi mengeluarkan air liur terus," ujar Suwarno.

Penyebaran penyakit pada hewan sapi dengan ciri-ciri serupa juga terjadi di Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong. Petugas kesehatan hewan (Keswan) Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mojokerto segera menindaklanjuti dengan penanganan terhadap ternak milik warga setempat.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Tutik Suryaningdyah mengungkapkan, pihaknya melakukan penanganan penyakit terhadap hewan ternak di Dawarblandong. 

Tutik menyebut, kematian hewan ternak sapi milik warga diduga kuat akibat PMK. "Penyebabnya PMK, sapi dari luar daerah yang kemungkinan membawa penyakit tersebut," kata Tutik.

Ia menjelaskan, kasus penyakit Foot and Mouth Disease (FMD) atau PMK pada hewan yang sangat menular meningkat di sejumlah wilayah.  Bahkan, kurang lebih 6000 hewan ternak sapi terpapar PMK di Kabupaten Mojokerto tahun 2022 lalu.

Ternak dari luar daerah diduga kuat sebagai pembawa wabah PMK ke wilayah Bumi Majapahit. Menurut Tutik, kondisi ini diperparah dengan curah hujan tinggi, yang menyebabkan kandang lembab sehingga hewan ternak mudah terpapar.

"Penanganan gejala munculnya kembali PMK kita antisipasi. Kita lakukan pemberian obat-obatan. Pengobatan sapi yang sakit dan pemberian vaksin supaya ternak tidak tertular," pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved