Berita Surabaya

Tahun 2024 Ini, Ditemukan 10 Ribu Kasus TBC di Surabaya, Pemkot Gencarkan Langkah Ini

Data Dinas Kesehatan, hingga 31 November 2024, perkembangan kasus TBC/Treatment Coverage (TC) di Kota Surabaya mencapai 10.741 kasus

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Nanik Sukristina. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, serius mengantisipasi penyebaran tuberkulosis (TBC) di Surabaya

Pemkot Surabaya pun mengintensifkan kolaborasi lintas sektor, untuk memperluas jangkauan screening kesehatan hingga mengintensifkan pengobatan.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, perkembangan kasus TBC/Treatment Coverage (TC) di Kota Surabaya mencapai 10.741 kasus TBC (hingga 31 November 2024). 

Angka tersebut, mencapai 73,89 persen dari target 14.537 yang harus ditemukan pada tahun 2024.

"Capaian penemuan kasus TBC tersebut, jika dibandingkan pada periode yang sama di Tahun 2023 menunjukkan adanya peningkatan penemuan kasus sebesar 5 persen," kata Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina, Senin (9/12/2024).

Penemuan kasus menjadi hal penting, sebelum langkah pengobatan dilakukan. Seringkali, penderita TBC tidak terdeteksi sehingga berpotensi menimbulkan penularan ke orang lain.

Mengejar target penemuan kasus, Dinkes Surabaya terus mengintensifkan kegiatan untuk menemukan kasus TBC secara aktif (Active Case Finding). Di antaranya, dengan kegiatan Investigasi Kontak (IK) yang menjangkau minimal 8 kontak serumah/kontak erat.

Kemudian, berkolaborasi melalui kegiatan skrining kesehatan yang terintegrasi. Baik di perusahaan, dinas, anak sekolah, populasi masyarakat umum dan masyarakat berisiko.

Serta, berkolaborasi dengan perguruan tinggi, di antaranya melalui kegiatan Geliat UNAIR dalam tata laksana penanggulangan TBC anak. 

"Kami melibatkan peran lintas sektor di masing-masing wilayah melalui berbagai kegiatan," ujar Nanik.

Selain itu, penanganan juga dilakukan kepada pasien TBC yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau Passive Case Finding (PCF). Di antaranya, memperluas jejaring layanan TBC dengan melakukan MoU kerja sama bersama RS, Klinik dan Dokter Praktek Mandiri (DPM).

Juga, penguatan jejaring internal TBC di layanan fasyankes dan optimalisasi kolaborasi program TBC-HIV serta TBC-DM. 

"Kami juga melakukan penguatan, pendampingan, pemantauan dan dukungan sosial untuk mempertahankan pengobatan dan kegiatan skrining diberikan kepada seluruh warga yang berdomisili di Kota Surabaya," tegas Nanik.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun memberikan atensi terhadap penanganan TBC. 

Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono menjelaskan bahwa penyakit TB menjadi atensi pemerintah saat ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved