Berita Viral

Profil Tahrir al-Sham yang Bakal Jadi Penguasa Baru Usai Suriah Tumbang, Cuma Butuh 12 Hari

Inilah profil Tahrir al-Sham yang bakal jadi penguasa baru setelah Suriah tumbang. Cuma butuh waktu 12 hari menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

AFP via Tribunnews
Sejumlah tentara pemberontak yang berhasil bikin Suriah tumbang, Inilah Profil Tahrir al-Sham yang Bakal Jadi Penguasa Baru Usai Suriah Tumbang. 

SURYA.co.id - Inilah profil Tahrir al-Sham yang bakal jadi penguasa baru setelah Suriah tumbang.

Tahrir al-Sham cuma butuh bawtu 12 haru untuk menumbangkan pemerintahan rezim Bashar al-Assadi di Suriah.

Diketahui, Rezim Presiden Bashar al-Assad akhirnya tumbang setelah lebih dari 13 tahun terjadi perang saudara di Suriah.

Pemberontak Suriah kemudian mendeklarasikan penggulingan Presiden Bashar al-Assad setelah menguasai Damaskus pada hari Minggu(8/12/2024).

Adalah kelompok islam Sunni Hayat Tahrir al-Sham(HTS) yang melakukan pemberontakan di Suriah selama sepekan terakhir.

Baca juga: Kronologi Lengkap Rezim Bashar al-Assadi di Suriah Tumbang dalam 12 Hari, Pemberontak Berkuasa

Pemberontakan kelompok HTS dilakukan secara besar-besaran di daerah Aleppo Barat, Suriah pada Rabu(27/11/2024).

Serangan tersebut diklaim oleh para pemberontak sebagai bentuk 'Pencegahan Agresi' terhadap kegiatan militer rezim Bashar al-Assad.

Pemberontakan Suriah berlanjut hingga pendudukan wilayah Provinsi Aleppo, oleh massa pemberontak, Jumat (29/11/2024).

Kondisi ini mengharuskan tentara al-Assad mundur dari pertempuran, mempersiapkan berbagai hal demi serangan balik.

Pemberontakan yang dikhawatirkan memicu perang saudara ini sudah mengakibatkan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.

Mengutip The Guardians, siaran televisi setempat melaporkan bahwa pemberontak HTS yang tewas selama sepekan terakhir ada lebih dari 1.000.

Lantas, seperti apa profil Tahrir al-Sham?

Hayat Tahrir al-Sham merupakan organisasi bersenjata beraliran Islam Sunni, yang berbasis di Suriah. Hayat Tahrir al-Sham punya sejarah panjang dalam konflik di Suriah

Sebelum dikenal sebagai HTS, kelompok ini pertama kali dibentuk dengan nama Jabhat al-Nusra (Front Nusrah).

Jabhat al-Nusra didirikan pada 2011 silam sebagai salah satu afiliasi kelompok Al-Qaeda. Salah satu pendirinya adalah Abu Bakr al-Baghdadi, seorang pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Kelompok ini terus mendesak agar Al-Assad mundur dan mengakhiri rezimnya di negara tersebut. 

HTS memiliki ideologi jihad sesuai pandangan islam yang menurut mereka benar.

Beberapa ahli menilai bahwa paham HTS bertentangan dengan prinsip revolusioner.

Perubahan nama dari Jabhat al-Nusra menjadi Hayat Tahrir al-Sham baru resmi dilakukan pada 2016.

Penggantian nama itu bertepatan dengan Pemimpin kelompok, Abu Mohammed al-Ja​wlani, memutuskan hubungannya dengan Al-Qaeda.

Pemberontakan HTS pada 2011 merupakan salah satu yang terbesar dan terburuk sepanjang sejarah Suriah.

Pemberontakan HTS 13 tahun lalu dinilai sebagai pemicu Perang Saudara Suriah. Perang tersebut berhenti pada 2020, menyusul perjanjian gencatan senjata yang difasilitasi oleh Rusia sebagai sekutu Assad dan Turki sebagai pendukung HTS.

Sayangnya, belum lima tahun sejak kesepakatan disetujui, pemberontakan HTS kembali pecah di akhir November 2024. Kondisi ini tentu mengancam keamanan wilayah Suriah, khususnya bagi warga sipil.

Pemberontakan HTS selama sepekan terakhir sekaligus memecah fokus pemerintah Suriah yang kini dipimpin oleh Al-Assad. Pasalnya, saat ini Suriah juga terlibat eskalasi perang dengan Israel.

Kronologi Lengkap Rezim Bashar al-Assadi di Suriah Tumbang

Presiden Suriah Bashar al-Assadi (kiri) yang pemerintahannya tumbang dikuasai pemberontak.
Presiden Suriah Bashar al-Assadi (kiri) yang pemerintahannya tumbang dikuasai pemberontak. (kolase Tribunnews)

Berikut detik-detik Suriah tumbang di tangan pemberontak melansir dari Kompas.com.

1. Serangan ke Aleppo pada 27 November

Perang Suriah kembali bergejolak sejak 27 November 2024 setelah empat tahun gencatan senjata yang diprakarsai Turkiye, Rusia, dan Iran.

Pada hari itu, para pemberontak melancarkan serangan mendadak terhadap tentara Suriah di Provinsi Aleppo di utara.

Menurut badan pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights, serangan tersebut memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 130 orang dalam 24 jam.

Serangan itu dilancarkan oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutunya.

Hayat Tahrir al-Sham adalah kelompok yang menguasai sebagian besar wilayah barat laut Idlib dan beberapa bagian dari provinsi tetangga Aleppo, Hama, dan Latakia.

2. Pemberontak putus jalan penghubung Aleepo dengan Damaskus pada 28 November  

Serangan HTS terjadi pada saat yang sensitif bagi Suriah dan kawasan Timur Tengah.  

Saat itu Israel dan Hizbullah masih saling menyerang meski telah menyepakati gencatan senjata.

Para pemberontak juga memutus jalan raya yang menghubungkan Aleppo dengan ibu kota Suriah, Damaskus. 

3. Pemberontak gempur Aleppo pada 29 dan 30 November  

Pemberontak Suriah menggempur Aleppo yang dikuasai pemerintah dan memasuki wilayah utara itu dalam sebuah serangan kilat terhadap pasukan pemerintah Suriah yang didukung Iran dan Rusia.

Sebagai tanggapan, jet-jet tempur Rusia melancarkan serangan ke kota Aleppo untuk pertama kalinya sejak 2016.

Para pemberontak dilaporkan berhasil menguasai sebagian besar wilayah Aleppo dalam waktu satu hari, dan menguasai lebih dari 80 kota dan desa di bagian utara.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara dengan rekan-rekannya dari Iran dan Turkiye untuk menyampaikan keprihatinan atas eskalasi permusuhan yang “berbahaya”.

4. Kota Aleppo di luar kendali pasukan Suriah pada 1 Desember

Kepala Syrian Observatory for Human Rights, menyebut Kota Aleppo berada di luar kendali pasukan rezim Suriah untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade pada Minggu (1/12/2024).  

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi melakukan perjalanan ke Damaskus untuk bertemu dengan Assad pada Minggu lalu.

Ia mengatakan sebelum keberangkatannya, bahwa Iran akan “dengan tegas mendukung pemerintah dan tentara Suriah”.

Sedangkan, Amerika Serikat dan sekutunya Perancis, Jerman, dan Inggris menyerukan “de-eskalasi”, dan mendesak perlindungan warga sipil dan infrastruktur di Suriah.

5. Putin dan Masoud janjikan dukungan terhadap Suriah pada 2 Desember

Menurut Kremlin, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Senin (2/12/2024), menjanjikan “dukungan tanpa syarat” untuk sekutu mereka, yakni Presiden Suriah Bashar al-Assad. 

6. Pemberontak rebut Hama pada 5 Desember  

Pemberontak merebut Hama, kota terbesar keempat di Suriah, setelah berhari-hari bertempur sengit dengan pasukan Assad pada Kamis (5/12/2024).  

Pemimpin pemberontak Suriah Abu Mohammed al-Jolani mengatakan bahwa “tidak akan ada balas dendam” setelah perebutan Hama.

Kedutaan Besar China mengirimkan pemberitahuan mendesak yang menyarankan warganya untuk meninggalkan Suriah.

7. Pemberontak Suriah dekati Homs pada 6 Desember  

Para pemberontak Suriah berada dalam jarak yang dekat dengan Homs, Suriah, yang dikenal sebagai “ibu kota revolusi” pada Jumat (6/12/2024).

Pemimpin HTS Jolani mengatakan, tujuan dari serangan ini adalah untuk menggulingkan pemerintahan Assad.

"Itu adalah hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut," ucapnya, dikutip dari AFP.

Pasukan Suriah dan paramiliter yang didukung Iran menarik diri dari kota Deir Ezzor timur - rumah bagi para penasihat Iran yang didatangkan pasca-2011 - dan sekitarnya.  

Menurut Syrian Observatory for Human Rights, ada lebih dari 820 orang, termasuk 111 warga sipil, yang terbunuh sejak serangan dimulai.

Kekerasan tersebut telah membuat 280.000 orang mengungsi, dan PBB memperingatkan bahwa jumlah itu dapat membengkak menjadi 1,5 juta orang.

8. Pemberontak Suriah rebut Homs pada 7 Desember  

Pemberontak Suriah merebut Homs pada Sabtu (7/12/2024), dan pemimpin HTS mengatakan, “Damaskus menanti Anda”.  

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Suriah menyangkal kabar penarikan tentara dari sekitar Damaskus.

Terpisah, dilansir dari Reuters, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan, yang pemerintahnya mendukung beberapa kelompok bersenjata di Suriah utara, pada Sabtu mengatakan Suriah sudah lelah dengan perang, darah, dan air mata.

Sedangkan Hizbullah Lebanon dilaporkan mengirimkan 2.000 pejuang ke Suriah “untuk mempertahankan posisinya”.

9. Pemberontah Suriah gulingkan Pemerintahan Assad pada 8 Desember

Syrian Observatory for Human Rights pada Minggu (8/12/20240 mengungkap, tentara Suriah dan pasukan keamanan lainnya menarik diri dari bandara internasional Damaskus setelah Assad dilaporkan melarikan diri dari Suriah.

Sementara itu, Pemberontak Suriah dilaporkan telah memasuki Damaskus dan mengumumkan berakhirnya kekuasaan Assad, membuat penduduk mengalir ke jalan-jalan untuk merayakannya.

Dalam situasi tersebut, Perdana Menteri (PM) Suriah Mohammed al-Jalali menyatakan, dirinya siap untuk “bekerja sama” dengan kepemimpinan yang dipilih oleh rakyat dan untuk proses serah terima jabatan.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved