Berita Viral

Selain Sunhaji Penjual Es Teh, Sosok Pelawak Ini Juga Pernah Diolok-olok Gus Miftah di Depan Umum

Selain Sunhaji penjual es teh, sosok pelawak wanita ini ternyata juga pernah diolok-olok Gus Miftah di depan umum.

kolase youtube dan Tribunnews
Selain Sunhaji Penjual Es Teh, Sosok Pelawak Ini Juga Pernah Diolok-olok Gus Miftah di Depan Umum. 

SURYA.co.id - Selain Sunhaji penjual es teh, sosok pelawak wanita ini ternyata juga pernah diolok-olok Gus Miftah di depan umum.

Diketahui, plemik Gus Miftah mengolok-olok Sunhaji penjua es teh viral hingga berbuntut panjang.

Bahkan Gus Miftah sampai harus mengundurkan diri dari jabatan utusan khusus presiden.

Hingga kini polemik Gus Miftah masih hangat diperbincangkan di media sosial.

Beberapa video lawas Gus Miftah sedang mengolok-olok orang lain juga ikut banyak beredar.

Baca juga: Sosok Niken Salindry Sindel Asal Kediri yang Dibandingkan dengan Gus Miftah Olok-olok Penjual Es Teh

Salah satunya saat Gus Miftah mengolok-olok pelawan wanita, Yati Pesek.

Jejak digital olok-olokan Miftah Maulana kepada Yati Pesek itu salah satunya muncul dalam unggahan akun X, jurnalis Zulfikar Akbar @zoelfick.

Pada video yang beredar, Miftah mulanya mengajak Yati Pesek naik ke atas panggung. Baru sampai di atas panggung, Miftah mengeluarkan kata-kata bernada ejekan ke Yati Pesek.

"Niki wau lagune Bajing Loncat, bajingane kulo ajak munggah (ini tadi lagunya berjudul Bajing Loncat, kalau bajingannya saya ajak naik)," ujar Miftah kepada Yati Pesek.

"Ngunekke aku bajingan, iki sampeyan enom tapi arep dadi guruku loh (ngatain aku bajingan, ini kamu lebih muda tapi mau aku jadikan guru lho)," balas Yati Pesek dengan nada memperingatkan kepada Gus Miftah.

Baca juga: Sumber Kekayaan Willie Salim yang Beri Uang Rp 100 Juta Pedagang Es Teh Viral Diolok-olok Gus Miftah

Namun Miftah kembali mengeluarkan kata-kata balasan dengan nada candaan tapi bila diartikan maka bisa bermakna menghina.

"Kulo bersyukur Bude Yati elek, mulo jadi sinden nek ayu dadi lonte iki (saya bersyukur Bude Yati jelek makanya jadi sinden, kalau cantik jadi lonte ini)," kata Miftah.

Mendengar pernyataan tersebut, Yati Pesek membalas sambil menyindir bahwa Miftah bukan ustaz apalagi kiai.

"Saiki kok koe dadi suarane ngono? untung gus, sampeyan siki neng kene dadi.. eh ora ustaz kok yo, kiai juga dudu yo (Sekarang kok gini omonganmu, untung gus kamu sekarang di sini, tapi bukan ustaz ya, kiai juga bukan)," ujar Yati Pesek.

Video lawas Miftah Maulana dan Yati Pesek itu sontak mengundang berbagai respons dari warganet. Terutama di tengah hangatkan menyoal ucapan Miftah kepada pedagang es teh.

Lantas, seperti apa sosok Yati Pesek?

Yati Pesek lahir 8 September 1952.

Ia adalah pelawak, pemeran, dan pemain ketoprak berkebangsaan Indonesia keturunan Jawa.

Yati dilahirkan di Yogyakarta pada 8 Agustus 1952 dari pasangan Sujito dan Sujilah. Ayahnya merupakan seorang pengrawit dan ibunya adalah seorang penari.

Keduanya merupakan pemain wayang orang. Selain belajar menari dari sang ibu, Yati juga belajar secara privat pada R. M. Joko Daulat, seorang guru tari dari Konservatori Karawitan Surakarta, dan juga mempelajarinya secara kelompok pada seorang guru tari dari Yogyakarta yang bernama Basuki Koeswaraga.

Ketika berumur tujuh tahun, Yati Pesek sering mendapat kesempatan menari sebagai penampilan pembuka sebelum pertunjukan wayang orang.

Gus Miftah minta maaf ke penjual es teh
Gus Miftah minta maaf ke penjual es teh (Tribunnews.com)

Oleh karena seringnya terlibat dalam kegiatan tersebut, Yati sering bolos sekolah.

Akibatnya, sekolah Yati menjadi terbengkelai. Ia hanya sempat mengenyam pendidikan formal sampai Sekolah Dasar.

Pada tahun 1964, Yati bergabung dengan komunitas Wayang Orang Jati Mulya dari Kebumen. Selanjutnya, Yati aktif berkegiatan dari satu tobong ke tobong yang lain. Tobong- tobong yang pernah Yati ikuti adalah Panca Murti pimpinan Timbul Suhardi (1966), Darma Mudha Yogyakarta pimpinan Yusuf Agil (1967), dan Sari Budaya Klaten pimpinan Aris Munandar. Yati juga bergabung dengan Wayang Orang Ajudan Jendral Komando Resort Militer (Ajen Rem) 081 Madiun pada 1968.

Pada tahun 1969, Yati bergabung ke dalam Ketoprak Mudha Rahayu dari Yogyakarta. Tahun berikutnya, ia memasuki kelompok Ketoprak Siswa Budaya dari Tulungagung pimpinan Siswanda HS.

Pada tahun 1980, Yati direkrut oleh Handung Kussudyarsana untuk masuk ke dalam Sandiwara Jenaka KR yang ditayangkan TVRI Yogyakarta setiap seminggu sekali selama sepuluh tahun. Nama Yati semakin dikenal ketika ia tampil bersama Marwoto dan Daryadi dalam acara Trio Jenaka KR.

Melihat potensi Yati yang semakin berkembang, menjadikan para sutradara film tertarik dengan gaya keaktoran Yati Pesek.

Salah satunya ialah Arifin C. Noer yang merekrut Yati Pesek sebagai pemain dalam film Serangan Fajar pada tahun 1982. Kemudian, R. Suprantio menjadikan Yati sebagai pemain dalam serial televisi Kiprah Anak Dalang (1984).

Ketenaran Yati juga menarik perhatian dalang Ki Manteb Sudarsono yang sedang pentas di Taman Ismail Marzuki pada 1986. Yati hadir sebagai penonton, sehingga Ki meminta Yati naik ke atas panggung untuk bergabung dalam pentasnya.

Secara spontan, terjadi komunikasi yang sinergis antara mereka, sehingga menjadi bentuk teatrikal yang menarik.

Hal ini merupakan fenomena baru dalam pertunjukan wayang kulit dan sejak saat itu, hadirnya pelawak dalam pertunjukan wayang kulit disebut dengan istilah "bintang tamu".

Bagong Kussudiardja selaku pimpinan Ketoprak Sapta Mandala juga tertarik dengan popularitas Yati Pesek.

Oleh karena itu, pada 1991, Bagong memprakarsai pembentukan Ketoprak Plesetan dan merekrut Yati bersama Marwoto dan Daryadi sebagai bintang tamu. Selanjutnya, mereka dikenal dengan sebutan "Trio Plesetan".

Pada tahun 1997 hingga 1999, Yati menjadi bintang iklan obat maag Konimaag yang diproduksi oleh Konimex di salah satu stasiun televisi swasta.

Pada 2003, Yati membuat pertunjukan Limbuk Cangik, yang kemudian mendapat kesempatan untuk tayang di Indosiar hingga 67 episode.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved